Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

"Mantarima Tamu" dan Maknanya bagi Masyarakat Toraja

3 November 2023   17:06 Diperbarui: 4 November 2023   01:37 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu-ibu menyajikan kopi dan teh dalam prosesi "mantarima tamu". (Dokumentasi pribadi)

Rambu Solo' atau acara kedukaan dalam kehidupan sosial masyarakat Toraja memiliki serangkaian prosesi yang dibalut dalam prosesi menurut adat dan budaya Toraja. 

Salah satu bagian penting dari Rambu Solo adalah prosesi mantarima tamu. Prosesi ini adalah penghormatan untuk keluarga, kerabat, atau rekan kerja yang datang untuk melayat atau "tongkon."

Mantarima artinya menerima. Jadi, mantarima tamu adalah prosesi secara adat penerimaan tamu yang hadir dalam upacara Rambu Solo'. 

Hari ini saya mengikuti prosesi mantarima tamu pada acara Rambu Solo' alm. Yance Bombing, S.H., M. H. di Kampung Palakka, Kecamatan Bonggakaradeng, Kabupaten Tana Toraja. Almarhum adalah mantan pejabat kejaksaan negeri Tana Toraja dan sebelum meninggal bertugas di kejaksaan tinggi Provinsi Sulawesi Selatan. 

Oleh karena almarhum adalah salah satu tokoh masyarakat, tokoh adat dan merupakan salah satu keturunan bangsawan dari Bonggakaradeng, maka sebelum dikebumikan dilaksanakan ritual Rambu Solo' di tanah kelahirannya. 

Suasana penerimaan tamu alm. Yance Bombing, S.H., M.H. (Dokumentasi pribadi)
Suasana penerimaan tamu alm. Yance Bombing, S.H., M.H. (Dokumentasi pribadi)

Dalam prosesi "mantarima tamu" hadir Bupati Tana Toraja dan Wakil Bupati Tana Toraja beserta sejumlah pejabat Pemda Tana Toraja lainnya. Teofilus Allorerung selaku bupati memiliki hubungan kekerabatan dengan almarhum. Adapun dr. Zadrak Tomber seaku Wakil Bupati Tana Toraja juga hadir bukan hanya selaku pejabat, tapi sebagai bagian dari keluarga. 

Mantarima tamu memiliki makna mendalam bagi masyarakat Toraja. Prosesi ini adalah ajang pertemuan keluarga besar dari keluarga yang diupacarakan. Puluhan hingga ratusan nama rumpun keluarga yang hadir sebagai tamu yang datang melayat akan dikenali ketika dibacakan oleh protokol Rambu Solo'. Bagian protokol ini diperankan oleh orang-orang tertentu yang dikenal sebagai gora-gora tongkon. 

Setiap nama keluarga yang hadir untuk "tongkon" akan disimak secara seksama oleh semua yang hadir. Sehingga secara tidak langsung ada perkenalan hubungan kekerabatan kepada segenap handai taulan yang datang melayat. 

Sebelum masuk prosesi "mantarima tamu", rombongan keluarga yang datang melayat melapor ke bagian pos depan. Petugas di pos depan ini adalah aparat desa/kelurahan/lembang bersama dengan perwakilan majelis gereja. 

Nama keluarga akan didaftarkan oleh petugas pos depan. Didata pula keluarga almarhum yang dituju oleh tamu. Selain itu, rombongan keluarga juga mendaftarkan tanda kedukaan yang dibawa, seperti kerbau, babi, pa'piong dan amplop berisi sejumlah uang. 

Selanjutnya petugas akan memotong retribusi pajak dari kerbau, babi, pa'piong dan amplop tersebut. Besaran pajaknya berbeda-beda. Satu ekor kerbau bisa dikenakan retribusi sebesar Rp250. 000, bani sebesar Rp150.000, pa'piong dan amplop Rp100. 000. 

Besaran retribusi didasarkan pada perda tentang retribusi pajak potong hewan dan kesepakatan dalam wilayah adat bersama dengan kesepakatan dari pihak gereja. 

Setelah mendaftar, keluarga yang datang melayat beserta rombongannya akan berbaris dari pos depan menuju tempat penerimaan tamu yang disebut "lantang karampoan". Semua ternak apakah itu kerbau atau babi akan berjalan paling depan memasuki halaman acara yang dikenal sebagai "ulu ba'ba". 

Protokol acara memberikan komando untuk melakukan prosesi "mantarima tamu". Barisan rombongan terbagi dua. Kaum perempuan berjalan di sebelah kiri dan kaum laki-laki di sebelah kanan. Di depan rombongan, dipimpin oleh satu pria dengan pakaian khusus. Di belakangnya berdiri beberapa gadis cantik dengan pakaian adat Toraja. 

Selama prosesi berjalan menuju "Lantang Karampoan", gora-gora tongkon akan membacakan secara berurutan nama-nama keluarga yang sedang berjalan menuju tempat penerimaan tamu. Nama kampung atau daerah asal pun disebutkan selama prosesi. 

Salah satu contoh kalimatnya yaitu "Sangsiturusanna ba'tu rombonganna keluarga almarhum Atte lo'mai Rano rampo ma'tangkean suru', umpatu Anton Bombing." (Rombongan keluarga almarhum Atte dari Rano datang melayat, bertemu Anton Bombing). Nama Anton Bombing adalah saudara dari almarhum yang dituju oleh keluarga almarhum Atte. 

Memasuki "Lantang Karampoan", Laki-laki dan perempuan duduk terpisah dalam petak tempat penerimaan tamu. Orang tua yang dianggap tokoh masyarakat atau pejabat akan duduk di petak paling depan. 

Selanjutnya, pihak keluarga yang berduka akan berbaris dengan rapi dipimpin oleh kepala rombongan untuk melakukan ramah tamah dengan semua rombongan keluarga yang hadir di "Lantang Karampoan". 

Setelah bersalaman, akan disuguhkan rokok kepada kaum laki-laki. Khusus bagi kaum perempuan, disajikan buah pinang, kapur, daun sirih dan daun tembaki kering. Inilah prosesi " Mantarima Tamu" yang disebut ma'patole' dan ma'papangan. 

Pada prosesi ma'patole' dan ma'papangan ini mulai terbangun cerita akan hubungan kekerabatan. Sedikit demi sedikit keluarga yang berkumpul saling mengenali. 

Bunyi gendang dari protokoler menandakan usainya ramah-tamah keluargan dan rombongan tamu. Prosesi selanjutnya adalah ma'pairu' atau ma'pakopi. Kopi, teh, dan aneka kue kering disajikan kepada seluruh tamu dalam "lantang karampoan".

Selama sesi minum kopi dan teh, gora-gora tongkon kembali membacakan nama-nama keluarga yang datang tongkon. Selanjutnya disebutkan tempat atau nomor pondok yang akan menjadi tujuan rombongan keluarga setelah selesai jamuan di "lantang karampoan". 

Gendang kembali dipukul sebagai tanda berakhirnya jamuan kopi dan teh. Semua rumpun keluarga yang datang "tongkon" akan beranjak ke tempat yang telah disiapkan oleh keluarga yang berduka. 

Ketika rombongan tamu telah masuk di pondok keluarga yang dituju, maka cerita hubungan darah, kekeluargaan hingga silsilah akan diperjelas. Keakraban antar rumpun keluarga makin nyata di sini. 

Adapun kerbau, babi, pa'piong dan amplop yang dibawa akan diberikan kepada pihak keluarga berduka yang dituju. Kesepakatan apakah kerbau dan babi akan disembelih diputuskan bersama keluarga yang datang dan keluarga yang dituju. 

Prosesi adat akan berjalan jika kerbau dan babi nantinya disembelih. Ada bagian tubuh hewan yang akan ditinggalkan keluarga berduka. Selebihnya akan dibawa kembali oleh rombongan keluarga yang datang "tongkon".

Makan bersama adalah jamuan untuk tamu yang datang. Pihak keluarga berduka biasanya telah menyiapkan menu santapan tamu. Namun, sebagian besar keluarga yang datang sudah membawa bekalnya sendiri. Sehingga memudahkan untuk fleksibilitas makan bersama tanpa merepotkan pihak keluarga yang dituju. 

Oya, daging babi dan pa'piong yang telah dibawa pulang oleh rombongan tamu, selanjutnya dibagikan secara merata kepada semua keluarga, tetangga atau kerabat yang datang. Kebersamaan dan tradisi berbagi inilah yang masih menguatkan hubungan kehidupan sosial dan kekeluargaan masyarakat Toraja. 

Tambahan lainnya adalah bekal nasi, kue atau lauk pauk lain juga dibagikan secara merata. Meskipun prosesi "tongkon" dan "matarima tamu" ini bisa menghabiskan waktu perjalanan sehari penuh, akan tetapi nilai-nilai sosial, adat, budaya dan kearifan lokal di dalamnya tak bisa tergantikan oleh hal apapun. 

Kehadiran rumpun keluarga di tengah keluarga yang berduka tak ternilai harganya bagi masyarakat Toraja. Adanya wajah dan kesediaan merasakan duka cita sebenarnya jauh lebih dicari oleh keluarga yang berduka dibandingkan dengan ternak atau barang yang datang dibawa. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun