Mengapa disebut Bukit Pocong? Karena jika bukit ini diamati, menyerupai mayat yang berbaring telentang. Demikian alasannya menurut salah satu guru di SMAN 11 Enrekang.Â
Punggung Bukit Pocong bagian timur sudah dipenuhi kebun sayur. Kontras dengan sisi barat yang menampilkan kompleks hutan kecil. Namun, hijaunya Bukit Pocong bagian barat inilah yang memperindah wilayah Masalle. Di bagian barat Masalle penuh dengan perbukitan yang merupakan rangkaian perbukitan yang membentang hingga ke Ollon, Bonggakaradeng.
Sampai saat ini, Masalle masih masuk ke dalam daerah 3T atau terpencil. Hal ini didasarkan pada fakta terdapatnya dua guru di SMAN 11 Enrekang yang merupakan guru yang ditempatkan pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan pada program Sulsel Mengajar. Program ini menyeleksi 100 guru untuk ditempatkan pada sekolah-sekolah menengah atas di lokasi terpencil di seluruh Sulawesi Selatan.Â
Listrik dan jaringan telepon telah ada di Masalle. Untuk jaringan internet pun sudah maksimal, tapi hanya dari provider Telkomsel. Jika sudah ada di Masalle, maka tinggal tujuh kilometer lagi untuk tiba di Kotu, Kecamatan Anggeraja.
 Sangat disarankan menyiapkan jaket jika menuju ke Masalle karena hawa dingin menusuk kulit. Dan sekali lagi, hamparan kebun sayur kol berpadu dengan daun bawang dan tomat memanjakan mata diantara kokohnya Bukit Pocong. Gubuk dan pondok hunian para penggarap kebun berdiri di pinggir atau pertengahan kebun sayur.Â
Salah seorang guru SMAN 11 Enrekang juga bercerita bahwa, banyak siswa di sana yang kadang tidak sempat bertemu orang tuanya ketika pulang sekolah. Bukan karena orang tuanya pergi merantau, melainkan para orang tua tinggal di gubuk kebun sayur. Puluhan truk pengangkut sayur terparkir di sepanjang ruas jalan di Masalle. Sehingga saya menyimpulkan, sayuran dari Masalle yang dingin turut andil dalam menyuplai sayuran ke pulau Kalimantan dan provinsi lain di pulau Sulawesi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI