Dimana ketiganya telah tiada (alm.). Setelah ketiga pemuda tersebut tamat di sekolah Landschap di Makale (sekarang SD Kristen 2 Makale) semuanya kembali ke kampung halaman dan seorang diantaranya kemudian menjadi 'Kapala Kampong Majao'. Sejak itu mereka aktif mengikuti kebaktian bersama dengan guru Habel Kountur (alm.), yang ditempatkan oleh Indische Kerk di  Gandangbatu.
Masuknya Injil di Gandangbatu tidak dapat dipisahkan dari perkembangan pendidikan di Gandangbatu. Pada bulan Nopember 1914 dibuka sebuah sekolah Zending (Sekolah Rakyat) oleh Indische Kerk (sekarang Gereja Protestan Indonesia) di Gandangbatu. Lembaga inilah yang kemudian menempatkan Habel Kountur sebagai guru di sana. Tahun 1941 didirikan VVS (sekolah sambungan) oleh Zending dan baru tahun 1942 berjalan dengan baik.Â
Setelah baptisan pertama orang Gandangbatu di Makale, kemudian menyusul putra -- putra Gandangbatu lainnya belajar ke sekolah guru antara lain: Y. Roma', Th. Rimang, F. Palangda', R. Rempe', H. Pasorong, P. Bottong, O. Pagiling dan H. Sampe (semuanya telah tiada/alm.) menuntut ilmu di Mebali. Mereka telah berperan penting dalam penyebaran Injil di Gandangbatu.
Setelah bapak H. Kountur, guru Kristen yang lain silih berganti mengasuh sekolah ini. Guru -- guru itu sangat patut diteladani, karena di samping mendidik dan mengajar mereka sekaligus adalah penginjil -- penginjil yang ulet dan tangguh.Â
Sekolah ini terus berkembang, tetapi pada tahun 1976 oleh gereja menyerahkan sekolah ini ke pemerintah daerah bersamaan dengan penyerahan ratusan sekolah Zending lainnya di Tana Toraja.Â
Patut disyukuri bahwa sampai saat ini Klasis Gandangbatu (sebelumnya Klasis Mengkendek Selatan) masih memiliki SMP Kristen Gandangbatu yang didirikan pada tahun 1952 tetapi kemudian tahun 1956 sekolah ini baru dapat berjalan dengan baik dan telah banyak melahirkan kader -- kader gereja.
Perkembangan Jemaat di Gandangbatu
Pelayanan baptisan pertama yang dilaksanakan di Gandangbatu adalah pada tanggal 12 Mei 1924 kepada (alm) So' Ra'bang seorang Kepala Bua' oleh Pdt. J. Ziljstra dari Sangalla'. Gambaran umum pelaksanaan baptisan di Gandangbatu tertuang pada tabel berikut ini.
Perlu dicatat bahwa perkembangan pekabaran Injil selanjutnya tidak dapat dilepaskan dari peranan bapak (alm.) A. Bolong yang telah dipakai Tuhan menyampaikan Injil sehingga banyak orang kampung yang telah menerima baptisan di Gandangbatu. Tidak jelas apakah waktu itu dipilih penatua atau syamas.Â
Waktu itu yang menjadi kepala sekolah adalah bapak A. Bolong yang sekaligus menjadi guru jemaat (pimpinan jemaat) karena berdasarkan keputusan Zending bahwa kepala sekolah sekaligus menjadi guru jemaat.Â
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tahun 1926 Gandangbatu baru menjadi calon jemaat. Kemudian bapak guru (alm) J.Piris dengan sangat rajin masuk keluar kampung memberitakan injil, sehingga terjadi tiga kali baptisan dalam jumlah yang banyak (lihat tabel).