Sejarah Singkat Kekristenan Masuk Gandangbatu
Tahun 1908 pemerintah Hindia belanda membuka sekolah Landschap di Toraja, guru -- gurunya berasal dari Ambon, Minahasa, Sangir, Kupang dan Jawa. Para guru ini beragama Kristen (anggota Indische Kerk: Gereja Protestan Indonesia) yang dapat dianggap sebagai awal masuknya berita Injil ke daerah Toraja. Atas pimpinan dan kuasa Roh Kudus terjadilah pembaptisan pertama pada tanggal 16 Maret 1913 kepada 20 orang murid sekolah Landschap di Makale oleh Hulppredikker F. Kelling dari Bontain.Â
Pemberitaan Injil dilakukan secara intensif oleh Gereformeerde Zending Bond (GZB) dari negeri Belanda dengan datangnya penginjil A.A. van de Loosdrecht ke Toraja pada tanggal 10 Nopember 1913. Dia kemudian meninggal dibunuh oleh kelompok yang tidak setuju dengan pengurangan "massaung" (waktu berlangsungnya perjudian sabung ayam) pada tanggal 26 Juli 1917 di Bori' yang menjadi mati syahid pertama Injil masuk Toraja.Â
Darahnya telah menjadi benih Gereja Toraja (dikutip dari Keputusan SSA XXII Gereja Toraja Nomor:19/Kep/SSA-XXII/GT/2006 tentang Garis-Garis Besar Program Pengembangan Gereja Toraja 2006 -- 2011 IIA).
Tahun 1914 GZB (Zending)Â membuka Sekolah Zending (Volks School 3 tahun Kelas I s.d. III). Guru yang pertama datang dari Minahasa yang bernama Habel Kountur.
Dari 20 orang murid yang mendapat pembaptisan pertama di Makale terdapat 3 orang berasal dari Gandangbatu yaitu: Lukas Tuppa', Erens Leboe dan Petrus Karoma'.
Pembaptisan pertama di Makale dan terbukanya sekolah Zending (Volks School) di Gandangbatu tidak dapat dipisahkan dan dapat dianggap sebagai awal masuknya berita Injil di Gandangbatu (Kompleks Bua' Gandangbatu membawahi sepuluh Kepala Kampung).
Ketiga orang tersebut (yang dibaptis di Makale tanggal 16 Maret 1913) bersama -- sama dengan guru -- guru di sekolah Zending (Volks School) Gandangbatu melaksanakan ibadah setiap hari Minggu pada tahun 1914. Guru -- guru di sekolah Zending terus memberitakan Injil ke masyarakat. Atas pimpinan dan kuasa Roh Kudus terjadilah pembaptisan di Gandangbatu pada tanggal 12 Mei 1924 kepada salah seorang tokoh di Gandangbatu yang bernama So' Ra'bang oleh Pdt. J. Zijlstra.
Momen 100 Tahun Injil Masuk Gandangbatu Tahun 2013
Masuknya Injil ke Gandangbatu
Sumber utama untuk mengetahui kapan masuknya Injil ke Gandangbatu selain sebuah buku register tua yang tetap terpelihara baik di Jemaat Gandangbatu, juga berasal dari hasil wawancara dengan tokoh -- tokoh tua warga jemaat asal Gandangbatu dan beberapa catatan dari sumber -- sumber lainnya.Â
Berdasarkan data yang berhasil dihimpun ternyata orang Gandangbatu yang menerima baptisan pertama di Makale, Tana Toraja pada tanggal 16 Maret 1913 terhadap 3 orang pemuda, yaitu:
- Lukas Tuppa'
- Erens Leboe
- Petrus Karoma'
Dimana ketiganya telah tiada (alm.). Setelah ketiga pemuda tersebut tamat di sekolah Landschap di Makale (sekarang SD Kristen 2 Makale) semuanya kembali ke kampung halaman dan seorang diantaranya kemudian menjadi 'Kapala Kampong Majao'. Sejak itu mereka aktif mengikuti kebaktian bersama dengan guru Habel Kountur (alm.), yang ditempatkan oleh Indische Kerk di  Gandangbatu.
Masuknya Injil di Gandangbatu tidak dapat dipisahkan dari perkembangan pendidikan di Gandangbatu. Pada bulan Nopember 1914 dibuka sebuah sekolah Zending (Sekolah Rakyat) oleh Indische Kerk (sekarang Gereja Protestan Indonesia) di Gandangbatu. Lembaga inilah yang kemudian menempatkan Habel Kountur sebagai guru di sana. Tahun 1941 didirikan VVS (sekolah sambungan) oleh Zending dan baru tahun 1942 berjalan dengan baik.Â
Setelah baptisan pertama orang Gandangbatu di Makale, kemudian menyusul putra -- putra Gandangbatu lainnya belajar ke sekolah guru antara lain: Y. Roma', Th. Rimang, F. Palangda', R. Rempe', H. Pasorong, P. Bottong, O. Pagiling dan H. Sampe (semuanya telah tiada/alm.) menuntut ilmu di Mebali. Mereka telah berperan penting dalam penyebaran Injil di Gandangbatu.
Setelah bapak H. Kountur, guru Kristen yang lain silih berganti mengasuh sekolah ini. Guru -- guru itu sangat patut diteladani, karena di samping mendidik dan mengajar mereka sekaligus adalah penginjil -- penginjil yang ulet dan tangguh.Â
Sekolah ini terus berkembang, tetapi pada tahun 1976 oleh gereja menyerahkan sekolah ini ke pemerintah daerah bersamaan dengan penyerahan ratusan sekolah Zending lainnya di Tana Toraja.Â
Patut disyukuri bahwa sampai saat ini Klasis Gandangbatu (sebelumnya Klasis Mengkendek Selatan) masih memiliki SMP Kristen Gandangbatu yang didirikan pada tahun 1952 tetapi kemudian tahun 1956 sekolah ini baru dapat berjalan dengan baik dan telah banyak melahirkan kader -- kader gereja.
Perkembangan Jemaat di Gandangbatu
Pelayanan baptisan pertama yang dilaksanakan di Gandangbatu adalah pada tanggal 12 Mei 1924 kepada (alm) So' Ra'bang seorang Kepala Bua' oleh Pdt. J. Ziljstra dari Sangalla'. Gambaran umum pelaksanaan baptisan di Gandangbatu tertuang pada tabel berikut ini.
Perlu dicatat bahwa perkembangan pekabaran Injil selanjutnya tidak dapat dilepaskan dari peranan bapak (alm.) A. Bolong yang telah dipakai Tuhan menyampaikan Injil sehingga banyak orang kampung yang telah menerima baptisan di Gandangbatu. Tidak jelas apakah waktu itu dipilih penatua atau syamas.Â
Waktu itu yang menjadi kepala sekolah adalah bapak A. Bolong yang sekaligus menjadi guru jemaat (pimpinan jemaat) karena berdasarkan keputusan Zending bahwa kepala sekolah sekaligus menjadi guru jemaat.Â
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tahun 1926 Gandangbatu baru menjadi calon jemaat. Kemudian bapak guru (alm) J.Piris dengan sangat rajin masuk keluar kampung memberitakan injil, sehingga terjadi tiga kali baptisan dalam jumlah yang banyak (lihat tabel).
Sebelum ada pendeta yang dipanggil oleh jemaat / klasis, pelaksanaan sakramen dilayani oleh Zending Resort Sangalla' / Makale atau salah seorang yang diminta oleh pendeta Resort. Setelah Gandangbatu menjadi calon jemaat pada tahun 1926, kemudian menjadi jemaat pada tahun itu juga (1926), kemudian menyusul Jemaat Langso dan Jemaat Buntu (pada masa kekacauan kedua jemaat tersebut hialng, tetapi kemudian muncul kembali).
Dalam perkembangan Jemaat Gandangbatu selanjutnya tidak bisa dipisahkan dari kehadiran bapak guru O. Pagiling (meninggal 5-4-1994 di Makale pada usia 94 tahun) yang telah sunguh -- sungguh  setia melayani jemaat Gandangbatu sekalipun harus mempertaruhkan nyawanya. Beliau ini menggantikan bapak M.L. Sampe yang dipindahkan ke Mappa'.
Pad masa puncak gangguan keamanan di Sulawesi Selatan, khususnya di Gandangbatu pada sekitar tahun 1953, desa ini ditinggalkan oleh penduduknya dan pergi mengungsi ke daerah Duri  (Kabupaten Enrekang) dan sebagian besar ke bagian Utara, Sillanan bahkan ke Makale. Saat itu warga jemaat terpencar dan mereka beribadah di gua -- gua batu atau di bawah pohon, namun sangatlah disyukuri pada masa -- masa sulit itu justru bertambah pengikut Kristus yang sangat pesat (sering terjadi pembaptisan massal).
Mereka mengungsi ke bagian utara bahu membahu dengan pihak keamanan melawan keganasan gerombolan pada saat itu. Sementara yang mengungsi ke bagian selatan menyusup kembali sedikit demi sedikit ke utara bergabung dengan saudara -- saudaranya.Â
Lambat laun, Gandangbatu mulai dihuni kembali. Â Tetapi sayangnya musibah lebih hebat kembali terjadi, karena pada tanggal 6 Juni 1954 pukul 06.00 seluruh Desa Gandangbatu dibumihanguskan oleh gerombolan termasuk gedung -- gedung gereja dan sekolah.
Semua kejadian ini sama sekali tidak menjadikan warga jemaat putus asa. Mereka terus bekerja sama dengan pihak keamanan dan oleh karena pertolongan dan karunia Tuhan, tahun 1964 Desa Gandangbatu hampir seluruhnya telah kembali didiami oleh warga. Sekolah -- sekolah dibuka kembali dan banyak sekolah dibuka oleh Yayasan Perguruan Kristen Toraja (YPKT) yang sekarang ini banyak yang telah berubah status menjadi sekolah negeri.
Kemudian, pada tanggal 1 Januari 1966 telah lahir 8 jemaat, dimana calon jemaat (cabang kebaktian) didewasakan, yaitu Cabang Kebaktian Kaduaja, To'Kalo', Tambuli, Kondongan, Tampapute, Gari dan To'Bena'.
100 Tahun Injil Masuk Gandangbatu dalam Foto
Catatan Penulis: Ibadah Syukur dan Perayaan 100 Tahun Injil Masuk Gandangbatu dilaksanakan pada tanggal 25 s.d. 29 Juni 2013 di Jemaat Gandangbatu
***
 "Ingatlah akan pemimpin -- pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka." (Ibrani 13 : 7)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H