Arti budaya istilah mbaru gendang selalu merujuk pada pengertian rumah adat. Hal ini didasari oleh beberapa aspek diantaranya; berbagai peralatan musik tradisional seperti; nggong dan gendang disimpan pada mbaru gendang, tempat diselenggarakannya berbagai upacara-upacara adat.
Kedudukan mbaru gendang sebagai salah satu ciri khas dalam sebuah kampung mempunyai hubungan yang sangat erat dengan keberadaan para tu’a-tu’a adat, baik dilihat dari fungsi mbaru gendang maupun peran dari tu’a-tu’a adat itu sendiri.
Keterkaitan antara fungsi mbaru gendang dan peran tu’a-tu’a tersebut,diungkapkan melalui; Pertama, mbaru gendang sebagai tempat tinggalnya tu’a-tu’a adat yang merupakan pemimpin umum warga kampung.Â
Kedua, mbaru gendang sebagai tempatdiadakannya rapat penting yang berhubungan dengan kepentingan umum warga kampung dengan peran masing-masing peran tu’a adat yang dilukiskan dalam garis komando dan koordinasi antara tu’a.Â
Ketiga, mbaru gendang sebagai tempat untuk menerima tamu penting dan peran tu’a-tu’a adat dalam menerima tamu tersebut secara adat.Â
Keempat, disimpannya berbagai benda-benda pusaka peninggalan leluhur dan upacara pembersihan barang pusaka oleh tu’a-tu’a adat.Â
Kelima, diselenggarakannya pesta-pesta besar warga kampung seperti; penti,wagal, ta  kaba, cepa dan peran tu’a-tu’a adat sebagai pemimpin dalam menyelenggarakanupacara tersebut (Bdk. Janggur, 2010: 22-23).
Keunikan mbaru gendang sebagai salah satu elemen budaya Manggarai, dapat kita jumpai di setiap kampung. Bagian-bagian yang ada pada mbaru gendang mempunyai fungsi dan makna tersendiri bagi tu’a-tu’a adat dan segenap warga kampung.
Mbaru gendang sebagai salah satu identitas suatu kampung, seringkali tidak dihayati secara mendalam oleh segenap tu’a-tu’a adat dan warga kampung.Â
Para Tu’a-tu’a adat yang sebenarnya menghuni di mbaru gendangnamun jarang sekali ditemukan. Makna peran dari masing-masingtu’a adat tidak dihayati dalam bentuk tanggung jawabnya untuk menghuni dan merawat mbaru gendangserta dapur mbaru gendang yang sudah rusak bahkan terancam punah.
Lingko/uma bat  duat merupakan salah satu tata ruang budaya orang Manggarai. Lingko (kebun yang menyerupai sarang laba-laba) erat kaitannya dengan sistem mata pencaharian masyarakat Manggarai.Â