Mohon tunggu...
Mas Wahyu
Mas Wahyu Mohon Tunggu... In Business Field of Renewable Energy and Waste to Energy -

Kesabaran itu ternyata tak boleh berbatas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Anak Gadisku #1: Ditembak Cowok Ganteng

25 Oktober 2017   19:34 Diperbarui: 25 Oktober 2017   20:20 2273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: exploringyourmind.com

"Iya, ini Nurul. Abi masih ingat sama Nurul?"

Aku tersenyum kecut mambaca kalimat tanya itu. Sebelum aku menjawabnya, sudah kubaca kalimat lain yang muncul.

Apa khabar, Bi?

Aku pun segera menjawabnya. "Baik. Khabarmu?"

"Nurul baik, Bi!"

"Kamu bagaimana bisa dapat nomor Abi?

"Ayah memberitahuku nomor Abi."

Jadi, Nurul memanggil ayah pada orang tua laki-laki tirinya. Aku tersenyum. Bagaimana khabar sahabatku itu. Mase memang sahabatku yang setia. Beruntung aku mempunyai karib sepertinya.

"Bi, Nurul sudah besar. Sekarang sudah kelas 11 di SMA Negeri 4 di kota dimana Nurul dan ayah tinggal. Seneng banget Nurul, Bi. Teman-teman baik pada Nurul. Ada yang spesial lho, Bi!" tulis Nurul bercerita.

Alhamdulillah, aku beryukur ternyata Mase menepati janjinya untuk membesarkan Nurul dengan penuh kasih sayang dan menganggap Nurul seperti anaknya sendiri, Namun pernikahan Leidya dengan Mase ternyata tak beruntung mereka tak satupun dikarunia anak sampai Leidya meninggal.

"Bi...!?" tulis Nurul lagi karena aku tak merespon pesannya. Namun aku yakin tanda read  ada di Line  di smartphonenya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun