Mohon tunggu...
Mas Wahyu
Mas Wahyu Mohon Tunggu... In Business Field of Renewable Energy and Waste to Energy -

Kesabaran itu ternyata tak boleh berbatas

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Episode Cinta yang Lelah

7 Mei 2017   20:07 Diperbarui: 7 Mei 2017   21:02 1057
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: http://www.vinilostickers.com

Kusangka kau hamburkan nestapa

kusangka kau menderaskan hujan doa

Yang memberikan keteduhan yang sempurna

Yang memberikan perlindungan penatnya rasa

Kusangka kau pergi mengikut arus samudra biru

kusangka kau menimbun hamparan rindu

dimana aku bisa menyibakkan dahaga nestapa

Memanggilkan kembali lenyapnya rasa percaya

Kusangka kau meninggalkan sunyi

Tak dinyana kau berlari mendesakkan perih hati

Tak dinyana kau menikamkan pisau derita

Membuatku kehabisan darah tak berdaya

Aku yang biasanya pintar berkata-kata

memintal tenunan bait-bait prosa

kini aku terdiam membisu lidah kelu

sementara ragaku tegak kaku bagai dipaku

aku yang biasanya angkuh bersikukuh

mendadak aroganku lolos meluluh

aku yang biasanya kuasa tahankan rindu dendam

sontak menumpahkan rasa yang terpendam

ooohhhh lautan cinta

kini menghambur kembali

mendinginkan nyerinya pedih peri

menghapuskan derita yang lama tersangga

oooohh permadani derita

yang terhampar bersama hari-hari

sedetik berkemas menghendak pergi

seakan benci tak mau lagi melekat lagi

ooohhhh lautan cinta

kembali mengobarkan api asmara

melesakkan birahi yang tertunda

melemaskan syaraf yang keras membaja

aku pun berkata “maafkan sangka ini

membuatku buta membelenggu raga

membuatku tuli membenamkan nurani

membuatku tak peka memandirkan jiwa”

“kubenamkan sangkamu” bisikmu membelai telingaku

Aku yang lelah tak kuasa sendiri duduk diam menanti

Hadirmu tak tentu membuat ragaku jemu membeku

Tak sadar kuhanyutkan diri dalam jilatan neraka cinta

Jiwaku yang juga lelah tak lagi kuasa mendengarkan

Ragaku yang telanjur bmembaja sulit dilelehkan

Cakrawala ragu menyelinap bersembunyi di bilik nurani

Sanggupkah jilatan neraka cinta kupadamkan kuselimuti?

Sayup sayup sang peri bijak bestari menasehatkan

Bumikan cintamu dari tingginya langit keinginan

Menjadi cinta suci yang tulus memberikan

Agar cintamu selalu dalam keabadian


-------mw-------

*) Penulis adalah Jokowi Lover yang lebih cinta Indonesia

**) Puisi buat sahabatku “MP” yang selalu datang memberikan rasa optimis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun