Ratu Cleopatra memanfaatkan kecantikannya agar Mesir menjadi kekaisaran yang kuat dan besar, ia pun menguasai baik Mark Anthony maupun Julius Caesar sehingga keduanya bertekuk lutut di hadapannya. Berikut uraian soal itu.
“……….kekaisaran Romawi sangat berambisi untuk menguasai Mesir, negeri yang kaya dan subur. Cleopatra, sang ratu Mesir, berupaya dengan segala cara untuk melindungi Mesir dari penguasaan Romawi. Karena tahu tentara Mesir tidak akan mampu melawan tentara Romawi, maka Cleo mendekati jenderal pemimpin Romawi, Julius Caesar. Caesar terpikat dan jatuh cinta setengah mati kepada Cleo. Ia menikahi Cleo, meskipun sesungguhnya ia sudah punya isteri di Romawi bernama Calpurnia. Karena cinta dan kekagumannya kepada Cleo, Caesar membiarkan Cleo tetap menjadi ratu di negerinya sendiri……”
“………… Sebagaimana Julius Caesar, Mark Antony pun bertekuk lutut di hadapan Cleopatra. Ia menjadi kekasih Ratu Mesir itu, dan lebih suka tinggal di istana Cleo daripada mengurusi pasukannya dan berperang menaklukkan jajahan baru. Pewaris Caesar, Octavianus, sangat marah, dan bersama tentara Romawi berniat menyerang Cleopatra dan Antony di Mesir. Antony kalah dalam peperangan di Actium, dan akhirnya memutuskan untuk bunuh diri.
Setelah kematian Antony, Cleo merasa tidak akan mampu mempertahankan Mesir dari gempuran Octavianus. Ia tidak sanggup melihat negeri yang dicintainya bakal dihancurkan Romawi. Ia juga tidak sudi dijadikan tawanan oleh Octavianus dan diarak dalam kehinaan di hadapan rakyatnya sendiri. Maka ketika pasukan Romawi tiba di Mesir, Cleo mengakhiri hidupnya dengan membiarkan ular Asp yang sangat beracun menggigit tubuhnya…..”
Raja Dasamuka yang sakti dan tak dapat mati dapat dikalahkan oleh Rama yang dibantu oleh Hanuman si Kera Sakti. Shita yang dikenal sebagai putri raja yang cantik saat itu dapat direbut kembali oleh suaminya, Sri Rama. Sementara kerajaan Alengkadiraja porak poranda.
Kisah kecantikan yang lebih tragis adalah kisah Rara Mendut, karena kecantikannya ia harus mati dihunjam keris pria yang mencintainya, Tumenggung Wiraguna.
Kisah cinta yang tragis itu ditulis dalam kitab babad Jawa pada abad ke-17 zaman kerajaan Mataram. Kitab itu menceritakan seorang gadis nelayan Rara Mendut menolak untuk diperselir oleh Tumenggung Wiraguna. Tumenggung Wiraguna tergila-gila oleh kecantikan Rara Mendut. Namun Rara Mendut tak silau oleh jabatan dan harta sang Tumenggung. Rara Mendut menolak mentah-mentah cinta sang Tumenggung. Penolakan Rara Mendut yang notabene adalah “harta pampasan perang” itu membuat sang Tumenggung berang, demi menjaga martabatnya, ia mewajibkan Rara Mendut membayar pajak tinggi setiap hari. Untuk membayar pajak yang dikenakan sang Tumenggung, Rara Mendut pun berjualan puntung rokok yang dihisapnya, semakin pendek puntungnya semakin mahal harganya. (Wanita perokok ternyata udah ada sejak jaman kerajaan Mataram, Bleh….).
Sejarah juga mencatat, ternyata tak hanya pria yang harus berbuat apa saja demi memiliki dan menikmati kecantikan yang dimiliki wanita, bahkan dalam suatu kisah, wanita sendiri pun harus mengorbankan wanita lainnya agar dirinya menjadi paling cantik. Ingat kisah Putih Salju atau Snow White?