Mohon tunggu...
Mas Wahyu
Mas Wahyu Mohon Tunggu... In Business Field of Renewable Energy and Waste to Energy -

Kesabaran itu ternyata tak boleh berbatas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

[Misteri Malam Jumat] Ingin Kaya Raya Instan dengan Ritual Jual Sate Burung Gagak

13 Agustus 2015   21:23 Diperbarui: 4 April 2017   17:35 35790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pak Rame diam. Ia masih bergidik. Terkadang bulu romanya berdiri jika ia membayangkan bertemu dengan jin Aki. Namun kebutuhan ekonomi terus menggerogoti dan mencekiknya membuat ia harus mengiyakan tawaran melakukan ritual itu.

"Iya Pak Di!"

Pak Di tersenyum gembira mendengar jawaban Pak Rame.

"Jika sudah setuju. Kita segera bersiap-siap," kata Pak Di kepada Pak Rame.

-------

Pak Rame memeriksa sekali lagi perlengkapan untuk ritual jualan sate burung gagak malam nanti. "Kantung terigu putih kumal 10 buah, tikar, golok, kipas, arang dua tas plastik, tusuk sate 20 biji, pemanggang sate, kecap, burung gagak hidup yang gemuk dua ekor, pisau sembelih dan termos besar berisi air mendidih.....hmmm...lengkap sudah," gumam Pak Rame. Perlengkapan ritual lainnya disediakan oleh Pak Di.

"Bagaimana Ra, sudah siap berangkat? Sudah pukul 9 malam ini. Mantapkan tekadmu, hilangkan rasa takutmu" nasehat Pak Di memotivasi Pak Rame.

Kami berempat sampai di bukit Suharto pukul 11 malam. Sopir mobil sewaan memarkir di pinggir jalan menuju jalan kecil di sebelah kiri jalan.

"Kamu ke area peristirahatan saja. Jika kami sudah selesai, saya akan menelepon kamu," kata Pak Di kepada sopir sewaan itu. Sopir sewaan mengiyakan dan cepat pergi.

Satu jam kami bertiga berjalan menuju tengah hutan gelap gulita menyusuri jalanan setapak dengan sentolop dipandu Pak Di yang sebelumnya telah berhasil memimpin ritual ini.

Kami bertiga sampai di lokasi ritual yang hanya diketahui Pak Di. Kami membersihkan lokasi itu sekedarnya agar kami bisa menggelar tikar. Suara binatang malam menambah suasana seram di hutan. Suara jangkerik mengerik, suara burung hantu terdengar bersahutan. Sesekali terdengar lolongan anjing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun