Mohon tunggu...
Mas Wahyu
Mas Wahyu Mohon Tunggu... In Business Field of Renewable Energy and Waste to Energy -

Kesabaran itu ternyata tak boleh berbatas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

[Misteri Malam Jumat] Ingin Kaya Raya Instan dengan Ritual Jual Sate Burung Gagak

13 Agustus 2015   21:23 Diperbarui: 4 April 2017   17:35 35790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Saya betul-betul sudah putus asa," demikian ia memulai kisahnya. "Bisnis saya hancur total dan tak ada yang tersisa. Kehidupan saya dan keluarga menjadi amat sulit. Saya sudah tak punya modal sama sekali. Tak tahu lagi saya harus bagaimana menjalani hidup," lanjut Pak Rame dengan muka tampak sedih.

"Hutang bukannya berkurang, malah menumpuk karena kesulitan. Sudah puluhan usaha saya lakukan untuk mengembalikan bisnis, namun selalu berujung kegagalan. Akhirnya, dalam perjalanan usaha itu saya bertemu dengan "orang pintar" dari Banten. Namanya Pak Di (bukan nama sebenarnya). Pak Di mengatakan kepada saya bahwa ia bisa membantu memperoleh kekayaan dengan cara cepat dengan ritual tertentu."

Pak Rame meraih kopi yang saya hidangkan untuknya. Ia menyeruput kopi panas itu dan menikmatinya sebentar.

"Terus bagaimana, Pak?" saya bertanya seraya membuka toples kacang dan mengambilnya untuk saya cemil.

"Pak Di bilang jika saya ingin cepat kaya saya harus melakukan ritual jual sate gagak kepada jin di bukit Suharto pada waktu dini hari. Bukit Suharto itu antara Balikpapan dan Samarinda. Bergidik awalnya saya mendengar harus menjual sate burung gagak kepada jin. Melihat jin saja saya belum pernah, malah disuruh transaksi. Di dini hari lagi. Apalagi saya ini seorang penakut. Saya perlu waktu lama untuk memutuskan," kisah Pak Rame menceritakan dirinya.

-------

"Bagaimana keputusanmu, Ra?" tanya Pak Di suatu hari saat Pak Rame berkunjung ke rumahnya di Banten.

"Terserah Pak Di saja. Tapi saya terus terang saja, tidak punya dana," Pak Rame menjawab seadanya.

"Begini saja, soal dana sudah ada yang menyediakan. Namanya Pak Gu (bukan nama sebenarnya). Ia bersedia menanggung biaya tiket, hotel, sewa kendaraan dan belanja bahan keperluan ritual. Dia minta 40 persen saja. Kamu 30 persen. Sisanya 30 persen saya. Rencananya sate itu kita jual sama si Aki (panggilan si jin) 10 milyar saja" jelas Pak Di.

"Seperti yang saya ceritakan padamu, sebelumnya saya berhasil menjual sate burung gagak kepada Aki bernilai 10 juta untuk 10 tusuk. Waktu itu dia berjanji akan melipatkan 1,000 kali jika kita gandakan satenya. Sebelum pergi waktu itu, jin Aki bilang mau beli lagi dengan harga 10 milyar," jelas Pak Di meyakinkan Pak Rame.

"Kamu yang menyembelih dua burung gagaknya sesuai perintah, mempersiapkan dagingnya untuk sate dan sekaligus membakar dan menjual satenya kepada jin Aki. Sedangkan saya yang membaca mantra-mantranya. Bagaimana, Ra?" Pak Di bertanya kepada Pak Rame.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun