[caption id="attachment_327860" align="aligncenter" width="552" caption="Kenichi Shinoda Pemimpin Yamaguchi-gumi"]
Setahun sebelumnya, the Malaysianinsider.com pada Rabu, 10 Juli 2013 mengutip laporan harian Sankei Shimbun bahwa kelompok Yakuza tersebut menerbitkan buletin internal setebal delapan halaman yang dibagikan kepada 27.700 anggota di seluruh negeri dalam upaya untuk memperkuat persatuan dalam kelompok. Edisi pertama buletin Yamaguchi-gumi Shinpo menampilkan Kenichi Shinoda, pemimpin kelompok sebagai cover. Yang unik, meski menjadi mafia nomor satu di Negeri Sakura, isi buletin internal ini tak bersinggungan sama sekali dengan urusan kekerasan. Bahkan edisi perdana buletin yang bukan untuk publik itu memuat halaman khusus puisi tradisional Jepang serta halaman catatan harian para anggota senior tentang kegiatan mereka, memancing.
AWAS INVASI YAKUZA DI INDONESIA..!!
Yakuza Jepang dianggap sebagai salah satu organisasi mafia yang paling ditakuti di dunia, serta salah satunya yang terkaya. Anggota Yakuza tidak menghindar dari publik, memiliki gedung perkantoran, kartu nama, dan bahkan majalah untuk anggota.
Dari tahun 1992 sampai 2010, jumlah anggota Yakuza dan rekan tetap stabil di angka sekitar 80.000 menurut Badan Kepolisian Nasional Jepang. Namun, sebagai akibat dari tindakan keras aparat keamanan dan pengetatan hukum, anggota organisasi mafia ini menurun drastis. Jumlah anggota jatuh ke titik terendah sepanjang waktu tahun 2013 yaitu di bawah angka 60.000-anggota untuk pertama kalinya demikian menurut catatan polisi.
Yamaguchi-gumi, yang berbasis di kota Kobe sebelah barat, Jepang sempat terpukul tahun lalu. Setelah selama beberapa dekade menjadi sindikat terbesar, tetapi menurut badan kepolisian Jepang, kehilangan 2.000 anggota dari tahun sebelumnya, dengan 25.700 anggota tahun 2013.
Kepolisian mengatakan mereka mencurigai peluncuran situs itu mungkin sinyal awal bahwa kelompok ini memperluas operasinya.
[caption id="attachment_327867" align="aligncenter" width="588" caption="Anggota Yakuza"]
Tempo.co melaporkan pada Senin, 15 Juli 2013 bahwa sindikat terorganisasi, Yakuza, di Jepang mulai mencari peruntungan ke Indonesia. Ciri-cirinya, pencucian uang, perusahaan fiktif, dan main pasar modal. Mengkhawatirkan?
Richard Susilo, 52 tahun, wartawan Indonesia yang menetap di Jepang sejak 1983 dan meneliti kehidupan Yakuza selama 20 tahun, mengungkapkan kisahnya dalam buku Yakuza Indonesia. Buku ini diluncurkan pada 14 Juli 2013 di toko buku Gramedia, Pondok Indah Mall, Jakarta Selatan.