Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menkeu, Kopi Dusun dan Model Investasi

1 Oktober 2018   13:12 Diperbarui: 2 Oktober 2018   05:59 774
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di satu bandara ketika kami sedang menikmati kopi bermerek, aku iseng mengajukan pertanyaan pada si kaki kupu-kupu.

"Dulu waktu masih mengerjakan disertasi kok kamu nggak pernah mengajakku untuk minum kopi bermerek terkenal di mal. Kamu malah minta kiriman kopi dari dusun, Muara Dua (OKU Selatan)?," tanyaku iseng.

"Kopi dari dusun itu disangrai setengah matang dan kemudian ditumbuk. Plus ditambah garam sedikit. Nah, itu kalau untuk baca jurnal ilmiah dan juga untuk ngetik perbaikan disertasi akan sangat cocok untuk membuat mata melotot. Jantung berdebar kencang. Itu yang paling pas," kata si kaki kupu-kupu dengan senyum lesung pipit yang melenting.

Pengalaman. Sekali lagi pengalaman ketika masa SMU untuk begadang mengerjakan tugas, minumnya kopi dari dusun. Demikian pula ketika kuliah S1 minumnya untuk mata agar bisa bertahan jaga, ya bawa kopi dari rumah yang asal muasalnya dari dusun.

Jadi semua itu pengalaman yang membuat kopi dari dusun masih tetap eksis  kok.  Di rumah juga tersimpan satu stoples besar kopi dari dusun yang diolah secara dusun. Bahkan oleh si kaki kupu-kupu kalau kopi dari Muara Dua dikirim dalam jumlah yang lumayan banyak, dibagi-bagikan ke teman-temannya untuk dicicipi. Tentu dengan peringatan. Hati-hati bisa membuat jantung berdebar kencang.

Datanglah ke kedai-kedai kopi di Pasar Santa di Jakarta. Di sana kita bisa menikmati pengalaman ngopi. Sebagaimana kami dulu menikmati kopi dari dusun, kiriman orangtua kepada anak-anaknya yang merantau untuk menimba ilmu.

Salam Kompal

kompasiana.com
kompasiana.com
Sumber:   (1)   dan   (2) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun