Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Jengkol dan Petai Mahal, Kok Nggak Gaduh?

25 September 2018   00:07 Diperbarui: 25 September 2018   09:01 2482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jadi kalau elit politik negeri ini tidak mencium jengkol dan petai yang bau dan yang harganya selangit mengalahkan telur, daging ayam dan daging sapi, lebih baik rakyat jelata diam-diam saja.

Mari kita rakyat jelata berkebun jengkol dan petai karena nilai jualnya yang tinggi di dalam negeri. Informasinya harga jual jengkol dan petai juga tinggi di luar negeri karena menjadi bahan kosmetik dan ekstrak obat. So ayo penuhi kebutuhan dalam negeri lalu diekspor.

Salam makanan bau.

Eits. Sebelum makan. Makan jengkol dan petai itu tidak boleh berlebihan loh. He he he. Mau jengkolan. Mau kamar mandi harum semerbak. Wak wak wak.

Salam Kompal

logo-terbaru-kompal-2018-5ba90620aeebe10b9618be5f.jpg
logo-terbaru-kompal-2018-5ba90620aeebe10b9618be5f.jpg
sumber refrensi:
(1) idntimes.com
(2) insomniaku.co
(3) travel.kompas.com
(4) www.ncbi.nlm.nih.gov
(5) pubchem.ncbi.nlm.nih.gov
(6) informasitips.com
(7) ncbi.nlm.nih.gov
(8) finance.detik.com
(9) megapolitan.kompas.com
(10) nasional.kompas.com
(11) news.detik.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun