"Kamu di mana?"
"Masih di Bus Sampagul?"
"Jam berapa sampai simpang?"
"Belum tahu?"
"Aku jemput pakai ambulans ya"
Demikianlah seingatku dulu ketika aku dan Prameshwari saling berkirim SMS melalui HP flip Ericsson T28.
Tubuhku demam tinggi selama beberapa hari. Diduga kuat terkena malaria.
Aku bertahan selama 6 jam di bus, melintasi Jalan Lintas Timur Sumatra untuk sampai ke simpang di mana Prameshwari menunggu. Sebuah perjalanan yang mendebarkan dan menyakitkan. Mendebarkan karena aku akan bertemu dengan sang kekasih yang sudah 6 bulan tak jumpa. Menyakitkan karena seluruh persendianku kalau digerakkan terasa sakit.
Belum lagi Jalan Lintas Sumatra masih belum  hotmix ataupun cor beton dan berlobang di sana-sini.
Kebetulan hari itu, Prameshwari ke ibukota kabupaten mengambil jatah obat-obatan untuk Puskesmas. Kebetulan pula aku memutuskan untuk pulang setelah demamku tak kunjung reda dan malah semakin parah. Kalau Pramesh berada di desa maka dia tak akan cepat menerima SMS dariku.
Semua menjadi serba kebetulan.