Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bertemanlah dengan Anak

19 Maret 2018   18:37 Diperbarui: 20 Maret 2018   07:13 706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: https://shop.kmberggren.com

Memakai alasan norma dan malu, kita sebagai orang tua juga tidak berani untuk diskusi sehat dengan anak mengenai seksologi atau kerennya sex education atau ada juga yang menyebutnya kesehatan reproduksi dalam arti luas. Anak kita akibatnya keluyuran sendiri dengan androidnya sehingga tersesat ke sarang pornografi, bahkan lebih ngeri lagi kalau masuk sarang pemangsa anak-anak alias pedofilia.

Babak Kedua

Dulu sekali aku pernah diminta teman untuk menggantikan seorang konselor memberikan materi kesehatan reproduksi untuk siswa-siswa SMP. Aku jelaskan dengan gamblang dan aku juga mengadakan kuis dengan hadiah gantungan kunci, stiker dan pernak-pernik khas remaja. Dalam suasana bersahabat, sobat-sobat remaja itu menjadi lebih terbuka dan berani bertanya mengenai keanehan yang terjadi pada diri mereka, baik itu perubahan fisik, pemikiran, perasaan,  mood  dan lain-lain.

Kalau kita sebagai konselor jujur, maka mereka akan percaya dan terbuka.  Sebagai contoh ada siswa yang berani  bertanya secara terbuka di depan teman-temannya sendiri mengenai mengapa alat kelaminnya lebih doyan melengos ke arah kiri.  Ya...  aku jelaskan dengan cara meminta mengamati jemarinya sendiri dan jari temannya dan kemudian melontarkan pertanyaan apakah ada jemari yang mirip satu sama lain.  Ketika mereka menjawab serentak "gak ada" langsung aku sambar dengan jawaban bahwa dirimu unik, dan segala sesuatu yang ada pada dirimu adalah unik adanya, tidak ada yang sama. Begitupun dengan orang lain tidak ada yang sama.

Jatuh cinta aku bilang bisa hamil. Mereka terkejut.  Loh  iya kalau mereka sudah melewati batas. Orang ciuman saja bisa hamil karena setelah ciuman prosesnya akan berlangsung terus... terus... dan terus hingga titik kulminasi.

Mereka bagaikan ruh merdeka yang terperangkap dalam tubuh di garis  zebra  cross.  Mereka sendiri sebenarnya terkejut dengan apa yang terjadi pada diri mereka.  Mereka butuh orang tuanya untuk membuka kotak pandora dunia remaja supaya mereka tidak ngintip-ngintip atau lebih parah kalau mereka bongkar paksa kotak itu. 

Penting untuk membangun kepercayaan antara anak dan orang tua.  Jangan cuma bisa marah dan menghardik dengan pernyataan "ora elok" ketika mereka bertanya tentang seksologi.

Mereka juga kusampaikan harus bertanggungjawab pada dirinya sendiri. Jangan pernah menyalahkan orang lain. Mereka juga harus percaya pada orangtuanya ataupun guru BP bila ada permasalahan. Bahasa kasar aku adalah sekali masuk susah untuk keluar. Ibarat hardisk sekali ditulis untuk menghapusnya perlu  tools  dan juga butuh waktu agar tertimpa di tempat yang sama.

Sebagai orangtua dengan tiga anak yang dua diantaranya meranjak dewasa aku dan ibunya bertindak terbuka. Mencoba be a friend. Kami jelaskan kesehatan reproduksi itu dengan terbuka. Mulai dari alat kelamin, bagaimana mereka melindungi diri seperti bagian tubuh mana saja yang tak boleh disentuh oleh orang lain, hingga ke kehamilan. Kami tidak pernah mengatakan jangan naksir-naksiran, karena jatuh cinta itu adalah kondrati.  Kami selipkan sentilan pesan bahwa si dia yang hari ini ditaksir sebagai mahluk Tuhan paling cantik, bisa jadi bulan depan, tahun depan... sudah bukan lagi.  Jadi jangan kelewat batas supaya tidak merusak kesempatan dirimu sendiri untuk mendapatkan pasangan yang terbaik.

"Hush...  itu  mah topik terlalu berat,  masak  anak remaja diajak ngomong jodoh, pasangan hidup... masih kejauhan  atuh..."   Woi... jangan salah, mereka anak-anak  milenial  dengan  quantum  leap,  lebih jauh mikirnya daripada kita ketika kita seusia mereka.

This  is  true  story.   Suatu hari si sulung bilang ke ibunya, kalau di kelasnya ada seorang perempuan yang cantik. Tinggi langsing. Berambut lurus. Dia suka apalagi anak itu pintar, sama seperti ibu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun