"Pleasedeh.  Kamu  kok malah menceramahi aku.  Kayak aku tak tahu SOP saja," katanya.
"Sayangku itulah yang aku suka darimu. Kita ini seperti mau berperang padahal  hik hik hik.  Kalau perang beneran aku yang nggak kuat sayang.  Hadeuuhhhwww,".
Kayla diobati dengan obat anti kutu rambutnya setelah itu langsung ditutupi dengan kupluk  Kevin agar kutunya mati sendiri. Dari video yang dikirim dia masih saja senyam-senyum ketika diobati dan kepalanya dipakaikan kupluk.
Kevin yang melihat aksi ibunya memakaikan kupluk miliknya jadi protes.
"Ibu, aduh jangan. Itu kupluk kesayangan Kevin. Ada nama Kevin," protesnya.
"Dipinjam. Paling juga tiga hari. Setelah itu dicuci kok. Nanti, Kayla yang cuci."
Seperti biasa, Mbok Asih yang mendengar  anak kandungnya -- Kayla yang diasuhnya  sejak umur 6 bulan dan sudah dianggap seperti anak sendiri--  "diserang" oleh Kevin, langsung datang dan melapor pada istriku kalau gas habis.
Kevin yang membaca situasi tak baik ini, nyengir dan cuma bisa bilang, Â "Ya, Â Mbok".
Dan Kevin yang menjadi menteri dalam negeri di rumah kami, segera mengeluarkan troli sederhana untuk meletakkan tabung gas kosong dan membelinya di warung belakang rumah. Beli gas dan beli galon air sudah menjadi kewajibannya. Di rumah kami memang ada pembagian kerja.
Aku dulu membuat troli sederhana itu karena terpingkal-pingkal  (lebih tepatnya kasihan) melihat Kevin harus berhenti setiap sepuluh langkah mengangkat tabung gas atau galon air sambil mengibas-ngibaskan tangannya yang pegal. Dengan troli itu dia senang karena kalau ke warung belakang, galon atau tabung gas yang ditukarnya bisa dia dorong dengan satu kaki dan tubuh tinggi besarnya pun bisa ikut naik troli.
Dan cerdiknya Kevin kalau menukar tabung kosong dia akan mencari yang berwarna ungu. Warna kesukaan istriku. Pasalnya kalau dia membawa tabung warna ungu, hati ibunya jadi senang.  Kalau hati ibunya senang  maka dia bakal dapat  upah digorengin pempek kapal  selem  2 buah. Â