Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Punya Anak dengan Setan

4 September 2016   16:44 Diperbarui: 4 September 2016   16:48 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Paginya tubuhku terasa remuk. Sanelope terlihat tersenyum manis. “Selamat pagi sayang,” ucapnya. Ini sereal. Silahkan sarapan pagi. Pagi tadi, pemilik kebun sudah datang dan kujelaskan kalau aku dan dirimu adalah orang yang hilang yang diributkan oleh orang sekitaran Sungai Selangis.

Aku merasa ada yang hilang. Tetapi orang kampung dan Tim Tagana terdengar ramai di atas. Mereka datang membawa tandu.

Aku pun ditandu karena punggungku sakit sekali demikian pula dengan lenganku. Mereka berenam terlihat bersusah payah mengangkatku naik ke atas.

Aneh bagaimana dengan Sanelope yang mengangkatku dari bawah sungai ke atas kebun ini. Aneh pikirku. Sanelope terlihat jalan dengan ringannya. Sekali-kali terlihat melirikku. Senyumnya.

Ambulance  offroad  terlihat sudah di bawah. Jadi aku diangkat naik dari kebun kemudian diturunkan lagi ke jalan. Melintasi bukit tepatnya.

Selama di ambulance. Senelope selalu memandangiku. Senyumnya sangat lembut. Alisnya seperti semut hitam berbaris. Lesung pipitnya. Lehernya begitu indah.

Ketika di ruang  triage, Sanelope mengucapkan terimakasih. “Aku sudah punya anak darimu. Aku mencintaimu. Suatu hari nanti aku akan datang dan akan aku buktikan kalau aku bisa mendidik anak, bisa membesarkan anak dan juga kan kubuktikan kalau anak itu adalah anakmu,” katanya sambil mencium keningku.

Akupun terpatung. Setelah sehat dan pulang ke kamar gudangku. Sekali lagi aku terkejut karena ada foto 4r, aku dan Sanelope sedang berciuman tertempel di dinding. Ada tulisan kecil di atas notebook. “Jangan tenggelamkan dirimu. Aku butuh kamu nanti. Anakku butuh pembuktian kalau dia punya bapak. Jaga kesehatanmu.”  Love u Fever.  Sanelope

Akupun mencari Sanelope di  facebook. Semuanya hilang tak berbekas. Tak ada nama Sanelope. Padahal malam itu jelas. Foto-foto Sanelope di berbagai lokasi arung jeram terkenal, di gunung-gunung terkenal di Indonesia, bahkan ada videonya.

Keringat dingin pun mengalir deras. Sanelope setan.

Aku punya anak dengan setan. Bulu kudukkupun merinding. Aku menghempaskan tubuhku.  Ahhh  janin itu akan datang padaku pada saatnya nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun