Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Tertawa dan Cemas Teraduk di Perahu

12 Januari 2016   15:56 Diperbarui: 12 Januari 2016   16:16 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Toozzzzssss Dayung

Olahraga arung jeram adalah olahraga uji nyali. Lebih dari 30 pegawai Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Lahat, Sabtu lalu mencoba berarung jeram di Sungai Lematang. Sungai yang memiliki aliran sedang untuk pemula arung jeram ini asik dijelajahi. Batu-batu besar dan arusnya yang lumayan deras membuat nyali terkadang ciut.

Apalagi sebagian peserta adalah bapak-bapak dan ibu-ibu yang berumur 40 an ke atas. Jadi ya maju dan mundur ketika melihat riak dan mendengar gemuruh air Sungai Lematang. Akhirnya tekad yang bulat dan kebersamaanlah yang memupus rasa ketakutan tersebut.

Sebelumnya Mejeng Bareng Dulu Ahhh

Apalagi operator, Arung Jeram Lahat Rafting juga sudah menyiapkan tim penyelamat. Prosedur keselamatan juga dijelaskan dan dicontohkan. "Pokoknya tenang dan jangan panik. Pelampung ini cukup kuat mengapungkan tubuh. Nanti akan ada yang menarik. Percayalah," kata Apri dari Lahat Rafting.

Tak lupa diajari cara mendayung dan juga pemanasan serta pelemasan otot sebelum menantang Sungai Lematang.

Memilih Perahu Sebenernya Sih Milih Teman yang Kuat Dayung

Jembatan Tanjung Mulak Tempat Memulai

Berlahan tapi pasti. Akhirnya nyali pun menguat. Perahu berlahan meninggalkan Tanjung Mulak menuju kawasan Benteng sejauh 14 km.

Air Sungai Lematang Menerpa Peserta

Tawa canda serta saling siram bila perahu ternyata bukannya lurus ke depan tetapi malah berputar arah karena salah mendayung. Untung sang kapten di belakang sabar. Wakwakwak.

Awas Patah di Jeram

Melewati jeram kecil tertawa. Lewat jeram sedang teriak. Menembus jeram dan ombak besar histeris. Eh setelah mulai asik, peserta selalu meminta pada sang kapten untuk memilih jeram besar. Walah walah walah lupa dengan umur dan ketakutan tadi ternyata.

Tertawa dan Cemas Teraduk di Perahu

Di Desa Perigi, peserta pun berjalan di antara semak dan perbukitan untuk mencapai Air Terjun Perigi. Gemuruh Air Terjun Perigi dan dinginnya air dan kejernihannya membuat peserta lupa diri.

Ada yang nekat memotret dan swaphoto dengan ponsel pintar. Walau embun air terjun kencang berhembus yang bisa membuat ponsel pintar berembun. "Kapan lagi neh," kata Misdiono.

Menikmatai Air Terjun Perigi

Istirahat Dulu Ahhh

Istirahat sebentar dari air terjun dan kemudian melanjutkan perjalanan ke benteng.
Tertawa, kecemasan, dan histeria kembali terjadi ketika menghadapi jeram Sungai Lematang menambah semarak dan semangat peserta.

Selain Pemandangan yang Elok, di Sungai Lematang Banyak Jembatan Gantung

Ini sayangnya. Batere sport cam habis!!!

Di satu titik jeram besar, satu perahu terbalik. Histeria muncul. Kocar-kocir. Disusul kemudian dengan perahu kedua pun terbalik. Tim penyelamat yang ada di depan dan perahu lain yang berdekatan pun menolong peserta lain yang terseret arus.

Kecekatan sang kapten dan tim penolong serta perahu lain membuat peserta yang terseret arus terselamatkan.

Seorang peserta yang terbalik mengungkapkan. "Waktu perahu terbalik dan tertimpa perahu. Di dalam air itu aku ingat anak. Jadinya ya bangun meraih perahu lain," kata Syam.

Peserta lainnya, malah teriak. "Aduh kena marah laki aku ini," kata Bu Ela.

Setelah keadaan tertangani. Peserta lain lalu menyelamatkan helm, sepatu dan dayung yang tercecer di sungai. Ada yang sandalnya jebol padahal baru beli.

Sampai di tujuan, daerah Benteng, bercelotehlah semua peserta yang terbalik dan yang menyelamatkan. Heeeemmmm memang, tertawa dan cemas di arung jeram menjadi satu di perahu.

Operator sendiri tetap menomorsatukan keselamatan. Mereka menyatakan kalau hujan di hulu tidak akan mengoperasikan perahu karena kondisi air tidak bisa diduga.

Eh dalah walah. Peserta yang tadinya tak mau ikut kemudian jadi ikut malah bertanya pada panitia kantor. "Main lagi yuk. Asik. Rasanya bagaimana gitu?" ujarnya.

Aduh mak.

Sebelum pulang, makan nasi bungkus dulu pengusir dingin dan lapar. Pulang, mandi dan pasti tidur lelap. Besok cerita di kantor sebelum apel pagi tentu seru. Bagi yang berhalangan ikut, dipastikan akan gemes mendengar cerita. Upsss.

Ceritanya Nanti Sekarang Makan Nasi Bungkus Dulu

Tanah airku ternyata indah. Tanah airku ternyata punya potensi alam yang tak terkira. Butuh orang-orang yang mau kerja dan fokus untuk meningkatkan ekonomi kerakyatan dan mengembangkan daerah serta wisata.

Salam dari Sungai Lematang Lahat daerah Bukit Barisan Sumatera

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun