Persatuan Wanita Republik Indonesia
Banyaknya organisasi-organisasi wanita pasca kemerdekaan, kemudian dibentuklah suatu wadah yang bersifat nasional untuk mempersatukan tenaga dan kekuatan para wanita Indonesia. Wadah tersebut adalah PERWANI ( Persatuan Wanita Negara Indonesia). Di Jakarta pun dibentuk WANI ( Wanita Negara Indonesia).Â
Adanya kedua wadah tersebut masih belum mampu menampung segala aspirasi kaum wanita, diperlukan wadah yang lebih besar dan luas dalam menyatukan kesatuan wanita di dalam menghadapi perang kemerdekaan.
Kemudian teman- teman, Perwani Yogyakarta mengusulkan agar diselenggarakannya kongres wanita, dengan tujuan mempersatukan ideologi dan membentuk badan persatuan yang mewadahi dan menampung semua kekuatan dan aspirasi wanita dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang telah dicapai.Â
Kongres ini dilaksanakan di Klaten tanggal 17- 18 Desember 1945 dengan hasil bahwa gerakan wanita berfusi menjadi Persatuan Wanita Republik Indonesia (PERWARI).
Perwari berpusat di Yogyakarta dengan diketuai oleh Ny. Mangoensarkoro dan sebagai wakilnya Ny. D.M. Hadi Prabowo. Putusan dalam kongres adalah menentukan satu urgensi program yaitu menyiapkan diri untuk pembelaan negara.
Berkaitan dengan ekonomi yaitu pembentukan koperasi- koperasi untuk keperluan dapur umum, program lainnya adalah mengadakan penitipan anak- anak, membantu pengungsian serta menjalankan kebersihan umum untuk mencegah penyakit- penyakit menular.
Dikutip dari laman perwari.or.id dalam era Perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia, Perwari aktif baik di garis depan sebagai penghubung dengan pejuang-pejuang di pedalaman, maupun di garis belakang dengan mendirikan dapur-dapur umum untuk menyediakan konsumsi bagi para pejuang serta turut dalam PMI (Palang Merah Indonesia) memberikan pelayanan bagi pejuang-pejuang yang terluka dalam peperangan.
Peran Wanita dalam Revolusi Fisik di Yogyakarta
Organisasi- organisasi perempuan ikut berjuang baik dari garis belakang dengan mengadakan dapur umum dan pos- pos Palang Merah maupun ikut di garis depan dengan mengangkat senjata.Â