Mohon tunggu...
OSTI  LAMANEPA
OSTI LAMANEPA Mohon Tunggu... Mahasiswa - DEO GRATIA (RAHMAT ALLAH)

MAHASISWA FILSAFAT DAN TEOLOGI

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Doa dalam Pergumulan, Tinjauan Kitab Mazmur 6:1-11 atas Konflik Israel Palestina

17 Mei 2022   22:20 Diperbarui: 18 Mei 2022   07:01 3429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendoa sudah setengah mati dan sebentar lagi binasa kalau Allah hakimnya menjatuhkan hukuman bahwa manusia patut ditolak, dikucilkan, dibuang, dan ditinggalkan. Itulah sebabnya penderitaan begitu pahit rasanya; di dalam tanda-tanda kefanaanya pemazmur mengalami murka Tuhan yang membalaskan kesalahan yang tak dapat ditiadakan lagi. Penyakit menunjuk kepada dosa yang telah dilakukan oleh penderita. Oleh karena itu Tuhan sajalah yang dapat menyembuhkan.

Ayat 5-6, Tuhan harus menolong. Tuhan harus bertindak dan mengambil keputusan yang tak dapat ditunda lagi atau Ia berbalik kembali (Ibrani; Syub artinya berputar 180 derajat) dan meluputkan nyawa pemazmur dari kuasa maut dan membawanya lari agar diselamatkan-Nya du dalam kasih setia atau Tuhan tetap menjauh dan pemazmur meninggal dunia. 

Di dalam maut, di dunia orang mati itu, orang terptus dari kuasa Tuhan. Allah tidak lagi bertindak menolong dan menyelamatkan mereka. Dalam maut akar kata Ibraninya sama dengan kata Arab/Indonesia - dan didunia orang mati -- Ibrani: syeol-orang tidak mengalami sesuatu yang baru lagi dan merela hidup dalam kekosongan. 

Maut itu dipandang pada zaman kuno sebagai suatu kuasa kehampaan yang mengancam orang yang berkembang dan bertindak di dalam persekutuan dengan Allah. Memang benar bahwa didalam murka-Nya Tuhan dapat mematikan orang (Am 3:6), tetapi pada hakikatnya Tuhan tidak berkenan kepada kematian orang yang berdosa, melainkan ingin agar orang itu bertobat dan hidup. 

Karena kasih setia-Nya, sejarah umat-Nya itu tidak akan berakhir dan ia terus-menerus memperbaharuinya. Perjanjian lama tidak mengetahui tentang suatu hidup kekal untuk orang perseorangan dan iman akan kebangkitan dari antara orang mati diungkapkan secara tersamar hanya di suatu dua tempat.

Ayat 7-8, Pendoa sudah hampir mati. Karena penderitaan-penderitaanya sehingga pemazmur seolah-olah sedang terbawa ke dunia alam maut. Kekuatannya hilang dan ia lesu, matanya mengidap seperti mata orang yang lanjut usianya. 

Namun pemazmur juga sakit hati karena perasaannya dilukai oleh orang-orang yang meskipun mereka melakukan kejahatan (ayat 9) menuduh bahwa pemazmur sakit karena salahnya sendiri, dan bahwa salahnya itu pastilah berat sehingga patut dibalas oleh Tuhan dengan hukuman mati. Sama seperti Ayub, pemazmur menentang sifat yang munafik itu dan bersandar pada kasih setia Allah, untuk menantikan pertolongannya.

Ayat 9-11, Pertolongan Tuhan. Tuhan telah mendengar dan menerima permohonan pemazmur sehingga jawaban yang diharapkannya terdengar.  Disampaikan-Nya firman-Nya dan disembuhkan-Nya mereka (bdk mzm 107:20). Pemazmur yakin bahwa Tuhan kembali menyertai dia dan dengan hal ini dikalahkanlah lawan-lawan yang tadi dengan senang hati melihat penderitaannya. Mereka kini dalam sekejap mata menjadi malu, terkejut, dan mundur.

Pemazmur merasa terbebani akibat dosa (Dianne Bergant CSA, dan Robert J. Karris OFM, Yogyakarta: Kanisius, 2002, hlm, 432), yakni penderitaan badaniah dan mental. Dosa membawa akibat-akibat misalnya tekanan batin dan tantangan musuh.

 Refleksi Teologis

 Mazmur ini mempunyai pesan teologis yang sangat dalam. Iman pemazmur ini patut mendapat pujian. Kasih setia Allah pasti menang atas kuasa maut. Pemazmur benar-benar percaya pada Tuhan dan berbalik kepada-Nya. Ada 3 poin penting yang dapat dipelajari dari Daud, yakni: Pertama, berseru dan datang kepada Tuhan. Seberat apa pun pergumulan kita, hanya dalam Tuhanlah kita mendapatkan kelegaan (bdk. 1Kor. 10:13). Artinya, Tuhan tidak menjanjikan bahwa hidup selalu mulus, aman, tanpa masalah dan pergumulan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun