Mohon tunggu...
OSTI  LAMANEPA
OSTI LAMANEPA Mohon Tunggu... Mahasiswa - DEO GRATIA (RAHMAT ALLAH)

MAHASISWA FILSAFAT DAN TEOLOGI

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Konteks Kitab Suci Hosea 1:1-14

10 Mei 2021   11:13 Diperbarui: 10 Mei 2021   15:00 2657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     Oleh: Osti Lamanepa, Mahasiswa Filsafat dan Teologi Widya Sasana Malang

      

Analisis Konteks 

1-3 Panggilan Hosea dan gambaran keluarganya sebagai gambaran Israel yang tidak setia

1:1 Judul

1:2-9 Keluarga Hosea sebagai gambaran Israel yang tidak setia

1:10-12 Janji tentang Keselamatan

2:1-22 Israel ditolakkan dan dipulihkan

3:1-5 Diterima kembali, tetapi dianggap sepi

4-7 Nubuat Hosea tentang dosa-dosa Israel

            4:1-19 Menentang imam dan bangsa yang tidak setia

            5:1-14 Ancaman terhadap Israel serta pemimpin-pemimpinnya

            5:15-6:1-11, 7:1-2  Pertobatan yang pura-pura dari pihak orang Israel

            7:3-16 Dosa Israel di bidang agama dan kenegaraan

8-10 Nubuat Hosea tentang akibat dari dosa-dosa Israel

            8:1-14 Keruntuhan Israel sebagai akibat kedurhakaanya

            9:1-9 Tidak akan ada sukacita dalam pembuangan

            9:10-17 Akibat ketidaktaatan Israel

            10:1-8 Hukuman karena penyembahan berhala

            10:9-15 Tuhan kecewa terhadap Efraim

11-14 Nubuat tentang Kasih Tuhan atas Israel

            11:1-11 Kasih Tuhan mengalahkan kedegilan orang Israel

            12:1-15 Efraim dan Yakub bapa leluhurnya

            13:1-15 Murka Tuhan akan menimpa Efraim

            14:1-9 Tentang pertobatan dan janji

14:10 Penutup

Alasan pembagian Teks 

            Pembagian ini berdasarkan atas penelurusan saya terhadap kitab Hosea. Ketika membandingkan dengan beberapa buku tafsir saya menyimpulkan seperti apa yang saya tulis di sini. Misalnya dalam buku Tafsiran Hosea yang ditulis oleh Dr. A de Kuiper, disitu dibagi demikian, bab 1-3 menjelaskan tentang riwayat tentang perkawinan Hosea dan makna perumpamaan. Pasal 4-11 dibagi lagi menjadi: a) di mana dengan amat secara konkret ditunjukkan sundal Israel, b) 9:10-11:11 dimana masa lampau disoroti. Bagian terakhir pasal 12-14 bertemakan tentang: "Aku adalah TUHAN, Allahmu sejak di tanah Mesir. Ditutup dengan kata terakhir Hosea ialah pertobatan Efraim dan rahmat TUHAN. Sedangkan dalam buku yang ditulis oleh dibagi Andrew E  Hill dan John A Walton, membaginya ke dalam tiga bagian yakni: 1) Superskripsi (1:1), 2) Perkawinan Hosea dengan Gomer si Pelacur, yaitu, a) Anak-anak dari pelacuran (1:2-2:1), b) Ketidaksetiaan Gomer (2:2-23), c) Kesetiaan Hosea (3:1-5). 2) Pesan Hosea kepada Israel, a) Ketidaktahuan dan ketidaksetiaan Israel (4:1-6:3), b) Hukuman atas Israel (6:4-10:15), c) Kesetian dan kasih Yahwe untuk Israel (11-14).

            Dalam pembagian ini, saya memulai dengan panggilan Hosea dan gambaran keluarganya sebagai gambaran Israel yang tidak setia (Hos 1-4). Untuk itu saya melihat ada dimensi panggilan yang kuat dalam perikop ini, seperti dalam Hos 1:2, panggilan ini berisi perintah TUHAN atas Hosea (bdk. Kej 12:1 panggilan Abraham, Yer 1:4 Panggilan Yeremia). Selain itu panggilan ini berisi tentang nubuat-nubuat, seperti janji tentang keselamatan (Hos 1:10-12), tentang keadaan Israel yang ditolak dan dipulihkan (Hos 2:1-22) dan pada bagian terakhir panggilan ini berisikan Israel diterima kembali, tetapi dianggap sepi (Hos 3:1-5). Dengan demikian panggilan Hosea dimulai dari riwayat hidup Hosea, ketika ia dipanggil, ia mewartakan tentang keadaan Israel.

            Pembagian kedua saya sebut sebagai nubuat Hosea tentang dosa-dosa Israel (Hos 4-10). Pada bagian ini corak nubuat Hosea lebih kepada dosa dan pelanggaran Israel, misalnya para imam dan bangsa Israel yang tidak setia, "dengarlah Firman TUHAN hai orang Israel, sebab TUHAN mempunyai perkara dengan penduduk negeri ini, sebab tidak ada kesetiaan dan tidak ada kasih, dan tidak ada pengenalan akan Allah di negeri ini (Hos 4:1). Pada bagian perikop berikut ancaman terhadap Israel serta pemimpin-pemimpinya (Hos 5:1-7), dosa-dosa itu terdapat pada (Hos 5:3, 5:4, 5:5, 5:7), selain itu Israel mencari pertolongan di mana-mana tetapi sia-sia (Hos 5:8-14), pada bagian ini dosa Israel ialah merek mencari pertolongan kemana-mana seperti di Asyur (Hos 5:13). Setelah itu pertobatan pura-pura dari Israel (6:1-6), dan Efraim yang tidak mau bertobat (6:7-11), mereka melangkahi perjanjian Adam (6:7), Gilead kota penjahat penuh dengan jejak darah (6:8) serta sederet kejahatan lain (bdk 6:9, 6:10). Dosa dibidang keagamaan dan kenegaraan (7:1-16), misalnya mereka menyukakan raja dengan kejahatan mereka, dan pemuka agama dengan kebohongan mereka (7:1), kemudian sederet dosa lain yang dituliskan perikop ini.

            Bagian selanjutnya disebut sebagai nubuat tentang akibat dari dosa-dosa Israel, dikatakan bahwa Israel runtuh (8:1-14), dalam pembuangan tidak ada sukacita (9:1:9), dikatakan bahwa mereka tidak tetap di tanah TUHAN, tetapi mereka akan kembali ke Mesir, dan di Asyur mereka akan memakan makanan najis (Bdk. Hos 9:3), sebagai akibat dari kejahatan Israel mereka akan dibuang dan menjadi bangsa-bangsa pengembara (bdk Hos 9:17). Setela itu mereka akan dihukum lagi sebagai akibat dari penyembehan berhala (bdk Hos 10:1-8), ungkapan kekecewaan TUHAN terhadap Efraim sebagai akibat dari apa yang telah dilakukannya (bdk Hos 10:9-15).

            Bagian berikut berikut berisikan tentang nubuat atas Kasih setia Tuhan kepada Israel ( Hos 11-14). Hosea menubuatkan bahwa Allah akan kembali merangkul Israel dengan Kasih-Nya. Disini ditampilkan lagi tentang perjalanan kasih Allah atas Israel ketika mereka keluar dari Mesir (bdk Hos 11:1, 12:1-15), kasih itu dicurahkan atas Efraim walaupun mereka berdosa, walaupun murka TUHAN menimpa mereka, tetapi kasih dan kesetiaan TUHAN tetap atas mereka (bdk Hos 13:4-5), kemudian kasih dan kesetiaan itu ditutup dengan nubuat tentang pertobatan dan janji TUHAN (Hos 14:2-9). Mereka akan diminta untuk bertobat agar mereka dipulihkan kembali dan mereka akan kembali dan diam dalam naungan-Ku dan tumbuh seperti gandum; mereka akan berkembang seperti pohon anggur, yang termasyhur seperti anggur Libanon (Hos 14:8).

            Seluruh buku Hosea ini ditutup dengan sangat indah dalam kata penutup, beberapa para ahli perpendapat bahwa penutup ini ditambahkan oleh redaktor. "Siapa yang bijaksana biarlah ia memahami semuanya ini, siapa yang paham, biarlah ia mengetahuinya, sebab jalan-jalan Tuhan adalah lurus dan orang benar menempuhnya, tetapi pemberontak tergelincir disitu (Hos 14:10).

Kedudukan Perikop yang Ditafsirkan 

Kedudukan perikop Hos 1:2-9 terdapat pada bagian awal kitab Hosea. Perikop ini masuk ke dalam bagian panggilan Hosea. Mengapa saya menyebut perikop ini adalah panggilan Hosea? Panggilan ini pertama-tama merupakan firman Tuhan yang memerintah Hosea untuk mengawini Gomer seorang perempuan Sundal. Panggilan ini digambarkan dalam kehidupan Hosea yakni kehidupan keluarganya. Keluarga Hosea merupakan sebuah lambang terhadap Israel yang tidak setia kepada Allah. 

Pada bagian awal ini pula terletak inti pewartaan Hosea, yakni perkawinan Hosea dengan seorang perempuan sundal menggambarkan lagi-lagi ketidaksetiaan orang Israel. Mereka memandang Allah sebagai salah satu  'ilah' atau salah satu dewa 'Baal'. Untuk itulah Hosea tampil melawan proses pembaalan itu dan pengkanaan kepercayaan Israel. Hal ini menggambarkan persundalan Israel disimbolkan dalam keluarga Hosea (A de Kuiper, Tafsiran Hosea, Jakarta, BPK Gunung Mulia, 1973, hlm. 13).

Selain itu perikop ini memiliki hubungan dengan yang perikop sebelumnya, seperti Hosea 1:1 mengungkapkan tentang pribadi Hosea, Anak siapa dan berkarya dimana dan hidup pada masa raja siapa. Sehingga ketika membaca perikop yang ditafsirkan ini sudah dengan mudah mendapat sedikit gambaran tentang kehidupan Hosea. Demikian pula dengan teks sesudah ayat yang saya tafsirkan ini. Masih memiliki hubungan yang kuat. Mengapa? Pada perikop berikutnya Allah memberikan semacam janji keselamatan kepada Israel. Pada bagian ini memuat zaman keselamatan kelak. Tempat penghukuman akan menjadi tempat keselamatan. 

Bangsa kecil akan menjadi bangsa yang besar. Perceraian akan menjadi persatuan. Pemimpin-pemimpin palsu akan diganti dengan satu pemimpin yang benar. Yang bukan umat menjadi lagi umat Allah. Keadaan putus asa berubah menjadi pengharapan. Dengan demikian janji keselamatan itu mau menampilkan sosok Allah yang berbelaskasih. Bahwa atas anugerah Allah orang Israel kelak akan mendapatkan keselamatan. Dengan begitu hubungan antara teks sebelumnya dengan teks ini sangat erat. Kalau dikatakan teks pertama menggambarkan kejahatan Israel yang digambarkan dengan perkawinan Hosea dan murka Allah atas Israel, sedangkan teks kedua ini merupakan sebuah janji keselamatan agar bangsa Israel kembali kepada Allah. Sedangkan teks-teks lain dalam Hosea berbentuk Puisi yang berisikan nubuat Hosea tentang Israel.

Konteks Historis 

Hosea merupakan seorang nabi yang hidup di Kerjaan Utara Israel. Ia adalah putra Beeri, hidup pada aman Uzia, Yotam, Ahas dan Hizkia, raja-raja Yehuda, dan pada zaman Yerobeam bin Yoas raja Israel (Hos 1:1). Yang terakhir disebut tadi merupakan Yerobeam II yang memerintah pada tahun 786-746 SM. Zaman ini memperlihatkan ekspansi militer (2 Raj 14:25-28) dan kemakmuran ekonomis dalam ibu kota Samaria (bdk Amos 4:1-3). Akan tetapi zaman keemasan ini membawa pula penilaian negatif dari para nabi, seperti Amos dan Hosea (bdk 2 Raj 14:24): "Yerobeam bin Yoas melakukan apa yang jahat dimata TUHAN. Ia tidak menjauh dari segala dosa Yerobeam I. Konteks sejarah Israel pada masa ini ialah adanya pergantian raja-raja. Pergantian itu disebabkan oleh peperangan.

Periode ini sangat kacau, dimana ancaman yang di sebabkan oleh munculnya Asyur sebagai kekuasaan dunia dibawah pemerintahan Tiglat-Pileser (745-727 SM). Raja Menahem yang dibunuh dan menggantikan Salum berusaha menangkis bahaya itu dengan membayar upeti kepada raja Asyur (Bdk 2 Raj 15:19-20, dan Bdk Hos 8:9) dan untuk sementara waktu tindakan itu mengendorkan ketegangan. Anaknya Pehkahya setelah memerintah dua tahun saja dibunuh dalam suatu pemberontakkan dibawah panglima Pekah, yang kemudian menjadi raja. Tekanan dari pihak Asyur masih tetap terasa sehingga Raja Pekah mengadakan persepakatan dengan Raja Resin dari Aram untuk menentang kuasa Asyur secara militer. Mereka lebih dahulu mengalahkan musuh mereka bersama yaitu kerajaan Yehuda supaya ia ini jangan menjadi penyerang dari belakang. Peristiwa ini dikenal sebagai "perang Siria-Efraim (735-734)". Raja Akhas dari Yehuda meminta bantuan dari Raja Tiglat-Pileser (Bdk 2 Raj 16:5-8, Yes 7, Hos 5:8-11)

Ketika Hosea memulai pelayanannya pada masa akhir pemerintahan Yerobeam II, Israel sedang mengalami kemakmuran ekonomi dan kestabilan politik untuk sementara waktu yang menciptakan rasa aman yang palsu. Akan tetapi, segera setelah Yerobeam II wafat (753 SM), keadaan bangsa itu mulai memburuk dengan pesat dan menuju kehancurannya yang terjadi pada tahun 722 SM. Dalam 15 tahun setelah kematiannya, empat raja Israel terbunuh; dalam 15 tahun lagi Samaria merupakan puing-puing berasap dan penduduk Israel dibuang ke Asyur dan kemudian disebarkan di antara berbagai bangsa. Pernikahan Hosea yang tragis dan firman nubuatnya dipadukan sebagai pesan Allah kepada Israel sepanjang tahun-tahun terakhir yang kacau menuju kehancurannya ini.

Konteks cerita ini terjadi ketika bangsa Israel melanggar janji-janjinya dengan Allah. Pelacuran rohani yang telah dilakukan oleh Israel dan ancaman bahaya serangan Asyur, mendorong Hosea untuk bernubuat. Hosea mewartakan firman Tuhan sebagai lanjutan dari pewartaan Amos. Awalnya Allah telah bernubuat kepada Amos akan tetapi tidak dihiraukan oleh Yerobeam. Orang Israel tetap mementingkan diri sendiri, kesombongan, dan ketamakan yang sering kali dinyalakan oleh kekayaan dan kemakmuran menyebabkan kemerosotan moral bangsa Israel. Mereka mulai meninggalkan Tuhan dan menyembah kepada para Baal (bdk Hos 4-10).

Konteks Teologis 

Konteks teologis yang dimaksud ialah apakah buku yang hendak ditafsirkan itu masuk ke dalam bagian dari kelompok atau tradisi seperti, Pentateukh, kitab sejarah deuteronomist, dan kitab nabi-nabi. (Bdk Berthold Anton Pareira, Studi dan Riset Alkitabiah, dalam Tjatur Raharso dan Yustinus, Metodologi Riset Studi Filsafat Teologi, Malang, Dioma, 2018, hlm. 203). Dari sebab itu akan mudah memahami konteks teologis kitab Hosea yang akan saya bahas.

Kitab Hosea merupakan kitab yang termasuk dalam kumpulan tulisan nabi-nabi kecil. Dalam Alkitab dibedakan antara nabi Kecil dan nabi Besar. Pembedaan ini didasarkan pada panjang pendeknya tulisan, secara kronologis, dan bobot teologisnya. Kitab Hosea memulai kumpulan tulisan nubuat yang lebih singkat yang diberi nama "Dua Belas Kitab" dalam alkitab Ibrani, kendatipun kitab Amos sebenarnya ditulis sebelum Hosea. Sekarang kedua belas kitab itu disebut "Nabi-nabi Kecil". Tulisan ini disusun berdasarkan kronologi dengan urutan Hosea, Amos, Yunus dan Mikha sebagai yang melayani pada masa awal periode Neo-Asyur (pada pertengahan dan akhir tahun 700-an SM), sedangkan Nahum, Habakuk, Zefanya dan Obaja dikaitkan dengan periode Neo-Babilonia (akhir tahun 600-an SM). Sisanya Yoel, Hagai, Zakharia, dan Maleakhi dianggap sebagai nabi-nabi pada periode Persia sekitar tahun 500.

Dalam konteks teologi ini, akan diperlihatkan, teologi apa yang paling dominan dalam kitab Hosea ini. Keistimewaaan yang paling menonjol dalam kitab Hosea ini adalah pemberitaan nabi Hosea tentang kesetiaan Yahwe atau Allah Israel kendatipun bangsa Israel selalu murtad. Pemberitaan itu diumpamakan dan dihayati oleh nabi Hosea, tatkala ia atas perintah Tuhan harus mengawini seorang perempuan sundal dan memperanakan anak-anak sundal daripadanya (Ay 2), malah ia harus mengasihinya meskipun isterinya telah berzinah. 

Demikianlah Yahwe akan mengasihi umat-Nya meskipun mereka telah menyembah allah lain. Banyak penafsir baik Yahudi maupun Kristen, merasa tersinggung karena perintah Tuhan kepada Hosea itu. Banyak diantara mereka lebih condong menafsirkannya sebagai suatu perbuatan alegoris atau rohani. Misalnya Hieronymus pernah berkata bahwa "penafsiran harafiah adalah mustahil sebab Allah tidak menyuruh supaya hal-hal yang haram dilakukan, dan tidak juga Ia menghalalkan hal-hal yang haram dengan menyuruh orang melakukannya".

Perempuan sundal itu adalah tidak lain dari isterinya yang setia dan perempuan itu memperanakkan anak-anak daripadanya di dalam perkawinan. Tetapi isterinya dan anak-anaknya harus mendapat nama persundalan sebagai suatu tanda yang melawan bangsa yang berzinah yang menyembah berhala itu.

Daftar Pustaka 

A de Kuiper, Tafsiran Hosea, Jakarta, BPK Gunung Mulia, 1973.

Berthold Anton Pareira, Studi dan Riset Alkitabiah, dalam Tjatur Raharso dan Yustinus,    Metodologi Riset Studi Filsafat Teologi, Malang, Dioma, 2018.

Andrew E. Hill dan John H. Walton, Survei Perjanjian Lama, Malang: Yayasan Penerbit Gandum Mas, 1996.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun