Mohon tunggu...
OSTI  LAMANEPA
OSTI LAMANEPA Mohon Tunggu... Mahasiswa - DEO GRATIA (RAHMAT ALLAH)

MAHASISWA FILSAFAT DAN TEOLOGI

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dampak Telepon Genggam bagi Kehidupan Manusia

13 April 2021   21:47 Diperbarui: 27 April 2021   14:36 1528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(Tinjauan Kritis Dampak Telepon Genggam Bagi Kehidupan Manusia)

Pengantar

Perkembangan alat komunikasi di zaman now seolah-olah berjalan dengan begitu cepat setiap detik. Setiap tahun selalu muncul alat komunikasi yang menawarkan produk dengan kualitasnya yang canggih. 

Perubahan alat komunikasi ini tidak dapat di bendung, dalam era 90-an-2000 penulis yang hidup di Flores, hanya mengenal telepon rumah. Dengan alat komunikasi ini manusia dapat melakukan komunikasi jarak jauh dengan orang lain. Dalam situasi ini, kita dapat melihat bahwa jarak yang ada telah diperkecil dengan kehadiran alat elektronik ini.

Perkembangan alat komunikasi ini belum berlangsung lama, kita dikejutkan dengan kehadiran telepon genggam. Suatu terobosan baru dalam dunia komunikasi. Pengguna tidak disibukkan lagi dengan berbagai perangkat telepon rumah untuk dapat berkomunikasi dengan yang lain. Pengguna juga tidak harus berada di satu tempat karena telepon rumah hanya ditempatkan di satu tempat atau dengan jarak tertentu. Dengan demikian, gerak penggunaannya juga dibatasi.

perubahan yang drastis ini juga memunculkan berbagai dampak buruk bagi kehidupan manusia. Hal ini terutama berkaitan dengan kemerosotan relasi dunia nyata. Banyak pertemuan langsung telah mulai menghilang. Komunikasi berlangsung melalui dunia maya. Salah satu yang penulis tunjukkan misalnya, dengan kehadiran pasar online. 

Kita tidak menyibukkan diri lagi pergi ke bandara untuk beli tiket, cukup dengan mengangkat telepon genggam dan mulai melakukan pemesanan tiket secara online. Berkumpul bersama secara langsung kini berubah menjadi ruang "aku dan telepon genggam". Keadaan orang di sekitar tidak lagi dilihat sebagai suatu kehadiran yang nyata. Semua keadaan seolah-olah berbanding terbalik, yang nyata menjadi tak nyata dan yang tak nyata menjadi nyata.

Dengan adanya keadaan yang memprihatinkan ini, maka penulis mencoba untuk melihat dengan kritis kemajuan yang memunculkan dampak negatif  bagi kehidupan sosial manusia zaman ini. Hal ini tentu saja menuntut suatu sikap bijaksana manusia zaman ini untuk memilah.

Telepon Genggam: Dari Dunia Nyata ke Dunia Maya

Dalam pengantar, telah disinggung tentang perubahan dan kemajuan dalam dunia, terutama berkaitan dengan perkembangan dan kemajuan teknologi komunikasi. 

Yang patut kita lihat ialah bagaimana semua hal ini dapat dimulai dalam kehidupan dan peradaban manusia modern. Pembicaraan tentang komunikasi jarak jauh mungkin lebih baik jika kita melihatnya dari penemuan yang dilakukan oleh Alexander Graham Bell atas ketertarikannya terhadap telegraf multiple. 

Profesor Ilmu Fisiologi Suara di Universitas Boston ini pun telah memperkenalkan suatu temuan yang paling berpengaruh dalam peradaban manusia yakni telepon. Bagaimana semua penemuan ini terjadi mungkin tidak harus penulis uraikan dalam tulisan ini. Akan tetapi, satu hal yang patut diperhatikan bahwa penemuan besar ini di kemudian hari memiliki pengaruh yang sangat besar bagi keberlangsungan hidup manusia.

Dalam beberapa dekade terakhir, kita telah mengetahui bagaimana ide besar Bell ini terus dikembangkan oleh para pakar teknologi modern. Dengan demikian, berbagai pengembangan terhadap penemuan Bell ini pun dapat kita temukan hingga saat ini. Suatu temuan yang telah mempengaruhi segala bidang kehidupan manusia dan juga segenap golongan manusia dewasa ini.

Pengembangan alat komunikasi ini pun tidak berhenti di situ. Para ahli terus mengembangkannya dengan berbagai fitur dan aplikasi menarik di dalamnya. Dengan demikian, berbagai istilah pun bermunculan seperti smartphone, gadget, android serta berbagai istilah lainnya yang terus bermunculan.

Di samping perkembangan perangkat elektronik itu sendiri, ternyata kehadiran dan perkembangan alat komunikasi ini juga telah melahirkan suatu perubahan tersendiri dalam kehidupan sosial. Suatu hal yang tidak dipungkiri bahwa kehadiran alat komunikasi ini memang telah mengembangkan kehidupan sosial manusia. 

Dengan kehadiran perangkat elektronik ini manusia telah dibantu untuk mengembangkan dan memperluas relasinya dengan sesama. Ruang lingkupnya semakin luas dan aktivitas-aktivitas dipermudah. Relasi mulai dibangun dengan orang dari daerah, suku, atau bangsa yang lain. Relasi yang dibangun kini merupakan suatu relasi yang tidak dibatasi ruang dan waktu. Semua terjalin seakan tanpa sekat.

kita melihat suatu loncatan 'ekstrim' dari dunia nyata ke dalam dunia maya. Suatu loncatan dalam relasi yang menggambarkan kemajuan sekaligus kemerosotan yang besar dalam kehidupan sosial manusia. Kita jarang menemukan banyak orang melangsungkan suatu "pertemuan langsung" dengan kehadiran fisik. 

Perjumpaan secara fisik lambat laun memudar bahkan hilang dari hidup bersama. Hal ini semakin memburuk ketika ketiadaan perjumpaan ini dianggap sebagai suatu hal yang biasa dan wajar dalam dunia digital ini. Kehadiran pribadi yang satu secara utuh (fisik) seakan-akan tidak lagi dibutuhkan bahkan menyebabkan suatu perjumpaan menjadi kaku. Dengan kata lain, menjalin relasi dalam dunia maya lebih asyik dan lebih dinikmati ketimbang relasi dalam dunia nyata yang seringkali monoton dan menjenuhkan.

Rasa Ingin Tahu Manusia yang Berlebihan dan Perasaan Tidak Pernah Puas. Salah satu hal yang melekat erat dalam kehidupan manusia ialah rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu ini telah membawa manusia ke dalam suatu pemahaman tentang hal-hal baru dalam kehidupannya. Hal ini sudah berlangsung sejak peradaban awal manusia mulai berkembang. Hal ini tentu membawa banyak keuntungan juga bias kerugian bagi kehidupan manusia dari zaman ke zaman. Dalam kaitannya dengan poin yang sedang dibahas ini, rasa ingin tahu merupakan salah satu faktor yang menyebabkan keterasingan manusia dari dunia nyata. Manusia lebih memilih untuk dapat mengetahui segala hal baru dan menjalin relasi baru dibandingkan dengan yang dimilikinya saat ini dan "relasi fisik" saat ini. Manusia lebih memilih untuk mengenal jauh lebih banyak orang dengan suatu jalan yang singkat, yakni dengan terhubung dalam jaringan melalui telepon genggamnya dengan berbagai fitur yang ditawarkan dunia zaman ini. Aplikasi seperti whatsapp, facebook, instagram, tweeter, dan lain sebagainya, menjadi penghubung manusia dewasa ini untuk dapat menjumpai semakin banyak orang dari berbagai belahan dunia. Komunikasi yang sebenarnya hanya bisa melalui satu akun, tetapi karena ingin tahu dan tidak puas maka mulai membuat akun yang baru. Komunikasi yang dijalin melalui dunia maya ini membawa orang itu tidak mampu lagi bersosialisasi secara langsung. Bahkan dia tidak tahu realitas yang terjadi sekitarnya. Rasa ingin tahu terhadap orang lain menjadi pemicu bagi mereka untuk bertahan berjam-jam mengotak-atik telepon genggamnya ini. Apakah ketika kita berkomunikasi dengan orang luar melalui alat komunikasi ini kita dapat mengenal mereka seutuhnya? Tentang kehidupan sosial mereka dalam masyarakat tempatnya hidup, tentu tidak. Bahkan saya yang menjalin relasi dengan seseorang di facebook dengan ramah. Saat kami bertemu secara langsung yang ada hanyalah diam seribu kata. Jadi, rasa ingin tahu di sini tidak dikonkritkan saat bertemu langsung. Menurut saya komunikasi yang kita bangun dalam dunia maya dalam konteks ini adalah semu. Dan kita juga berkomunikasi dengan orang lain bukan karena benar-benar ingin mengenal orang itu, akan tetapi hanya untuk mengotak-atik alat komunikasi itu. Buktinya seperti yang saya alami di atas.

Kemampuan Finansial yang Tinggi . Keterasingan manusia dari dunia nyata  juga disebabkan karena harta "finansial" yang berlimpah. Sehingga peluang untuk mendapatkan segala hal yang diinginkan terutama berkaitan dengan barang-barang material menjadi lebih mudah terpenuhi. Berbagai keinginan untuk selalu memiliki alat elektronik (telepon genggam) yang terbaru atau dari brand terkenal pun selalu dapat terpenuhi dengan ketersediaan finansial. Orang-orang seperti ini pun bisa memiliki lebih dari satu alat komunikasi.

Kepemilikan lebih dari satu alat komunikasi ini bukan karena kebutuhan primer, melainkan hanya untuk koleksi dan menunjukkan kekayaannya. Mereka yang kita sebutkan sebagai orang kaya ini mungkin binggung dengan uang yang berlimpah-limpah, tidak tahu mau digunakan untuk apa itu uang, sehingga jalan keluarnya mengoleksi barang-barang elektronik. Untuk diberikan kepada orang miskin pun uang itu pelit. Karena berpegang pada prinsip bahwa orang rajin pasti kaya.

Sosialisasi dalam Keluarga yang Kurang Berhasil. Salah satu agen sosialisasi yang sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia ialah keluarga. Keluarga menjadi agen awal dan pemberi dasar dalam kehidupan manusia untuk dapat melangsungkan kehidupan selanjutnya. Sosialisasi dalam keluarga merupakan suatu hal yang sangat berpengaruh. Perubahan yang terjadi dalam kehidupan manusia sangat ditentukan oleh dasar yang telah diberikan dalam lingkungan keluarga. Demikian halnya dengan perubahan relasi dari dunia nyata ke dunia maya. Keluarga juga telah menyebabkan perubahan ini. Ketika nilai-nilai kesadaran tentang orang lain di lingkungan sekitar kurang ditanamkan dalam tahap awal ini, maka seseorang akan dengan mudah untuk jatuh dan terjebak dalam relasi maya dan meninggalkan relasi dunia konkrit.Perubahan ini semakin memburuk ketika relasi dalam kehidupan berkeluarga tidak berlangsung dengan baik. Kesibukan bapak dan ibu dengan dunia kerja mereka masing-masing yang menyebabkan lupa untuk memperhatikan kebutuhan anak. Terrutama kebutuhan anak akan perhatian orang tua. Anak pun mencari kenyamanan dan kebahagiaan di tempat dan dalam situasi yang lain di luar keluarga. Hal ini dijawab dengan baik oleh (perangkat elektronik) telepon genggam dengan fitur-fitur sosial di dalamnya. Dengan demikian, kedekatan dengan anggota keluarga memudar dan relasi dengan perangkat ini semakin lama selama berjam-jam.

Masyarakat. Masyarakat Kelas Atas

 Kemajuan dalam bidang perangkat elektronik ini membawa suatu persaingan yang ketat dalam masyarakat kelas atas. Dengan segala kekayaan atau kemampuan finansial yang dimiliki, golongan masyarakat ini kerap mengidentikkan diri dengan barang-barang elektronik yang dimiliki atau digunakan (dalam hal ini perangkat telepon genggam). Dengan status sebagai masyarakat kelas atas, merupakan suatu keharusan untuk dapat menjaga dan bahkan menunjukkan status tersebut kepada yang lain. Masyarakat kelas ini kerap selalu bersaing di antara sesama kelasnya. Persaingan ini terus berlangsung mengikuti rasa ketidakpuasan akan segala yang telah dimiliki. Dengan demikian, masyarakat kelas ini pun selalu mencari perangkat komunikasi terbaru dengan brand ternama.

Dampak lain terhadap kelas masyarakat ini ialah mengasingkan diri dari sesamanya. Kelas ini menjadi kelas yang tidak mau bergabung dalam kelas masyarakat yang lain. Kelas ini menganggap diri sebagai kelas yang mandiri. Kemampuan finansial yang tinggi ini membangun persaingan diantara sesama di sekitar, antara tetangga. Sehingga kelebihan alat komunikasi atau kehadiran alat komunikasi baru di genggaman tangan tetangga menkadi problem bagi dirinya. Dia berusaha membeli barang yang sama hanya untuk sekedar koleksi juga terjadi permusuhan diantara mereka. Dari yang awalnya suka bertamu, karena bersaing untuk menunjukkan kekayaannya menyebabkan tidak ada komunikasi. Yang dapat dilihat juga adalah bahwa merasa memiliki harta material yang berlimpah, pribadi itu menjadi kaku dalam relasi nyata. Kalau ada orang-orang miskin di sekitarnya tidak di hargai sebagai manusia yang bermartabat dan apabila ada orang yang lebih kaya darinya di musuhi karena melebihinya.

2)  Masyarakat Kelas Menengah. Kelas masyarakat kedua yang juga mendapat pengaruh perubahan sosial ini ialah masyarakat kelas menengah. Dalam kelompok ini, perkembangan telepon genggam juga cukup berpengaruhi. Masyarakat dalam kelompok ini kerap menggunakan alat komunikasi ini sebagai penunjang bagi segala karyanya. Akan tetapi, dengan terbukanya hal tersebut, kerap kali kelompok ini pun melupakan relasi dekatnya dengan dunia di sekitarnya. 

Keberadaan dan kenyamanan dalam dunia maya jauh lebih diperlukan oleh masyarakat kelas ini dibandingkan untuk tetap berada dan membangun relasi di dunia nyata. Hal ini diperparah dengan adanya rasionalisasi yang dibuat sebagai senjata untuk melawan yang lain. Tuntutan dalam pekerjaan atau usaha dianggap sebagai suatu hal yang mengharuskan masyarakat dalam kelas ini untuk tetap menempatkan perangkat komunikasi elektronik selalu berada bersama mereka.

Masyarakat Kelas Bawah. Kelas masyarakat bawah dapat dikatakan berada dalam situasi yang lebih aman dibandingkan dengan kedua kelas sebelumnya. Hal ini terutama karena keterbatasan kepemilikkan terhadap perangkat-perangkat elektronik. 

Akan tetapi, suatu hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa ketika telepon genggam juga masuk dalam masyarakat kelas bawah, maka ketergantungan yang tinggi juga terjadi. Hal ini tentu saja berbeda dengan ketergantungan kedua kelas sebelumnya. Ketergantungan dalam kelompok ini terutama disebabkan karena ketidaktahuan atau rasa penasaran yang tinggi terhadap alat komunikasi ini. Dalam kelas yang ketiga ini, kemerosotan relasi sosial yang terjadi lebih disebabkan karena anggota masyarakat kelas ini hanya diliputi rasa ingin tahu terhadap perangkat komunikasi ini. 

Sebab, dalam kelas masyarakat ini, kebutuhan terhadap perangkat-perangkat elekronik (telepon gengam) bukan merupakan suatu keharusan atau kemendesakkan. 

Dengan demikian, risiko kelompok ini mengalami kerusakan relasi sosial lebih kecil dibandingkan kedua kelas lainnya. Hal ini menjadi suatu benteng tersendiri bagi kelompok ini dalam menghadapi arus perubahan dan perkembangan media komunikasi ini. Akan tetapi kenikmatan yang dilihat kelas masyarakat ini pada kedua kelas masyarakat di atas mennyebabkan mereka melakukan penyimpangan sosial. Seperti misalnya, mencuri. Pencurian ini kerap terjadi hanya untuk membeli barang elektronik ini. Bahkan berpura-pura ke konter untuk membeli padahal untuk mencuri hanphone atau yang sejenisnya.

Keluarga . Perubahan sosial yang muncul sebagai akibat perkembangan buruk perangkat komunikasi juga berdampak bagi keluarga. Keluarga yang sebenarnya menjadi suatu tempat perjumpaan yang mendalam antara anak dan orang tua atau antara suami dan istri, dewasa ini berubah menjadi tempat yang berbeda. Anak membangun suatu relasi yang lain dalam dunianya, misalnya dengan tergabung dalam group whatsapp bersama teman-temannya. Hal yang serupa juga menimpa suami dan istri. 

Dengan masing-masing kesibukan dan keinginan masing-masing mereka pun membangun suatu dunianya masing-masing dan meninggalkan relasi keluarganya sendiri. Keluarga yang seharusnya mendapat perhatian yang terutama dan pertama digeser menjadi yang kemudian. Bahkan hal yang paling buruk ialah diabaikan.

Kesibukkan orang tua yang tidak memperhatikan anaknya membuat anak tidak mampu bersosialisasi secara langsung, melainkan hanya mampu dalam dunia maya. Kecanduan anak akan dunia maya ini tentunya dapat menghancurkan masa depannya sendiri. Selain kaku dalam hidup bermasyarakat dan tidak memperhatikan etika. 

Anak juga menjadi lupa akan tugasnya untuk belajar. Relasi yang dibangunnya dalam dunia maya bisa menimbulkan nikah dalam usia mudam karena relasi intim. Juga bisa membawa anak nikah usia dini bahkan juga nikah dengan tanta-tanta. Seperti teman saya yang menikah dengan tanta gara-gra berkenalan melalui facebook. Perhatian dari tanta ini ke dia mengantikan posisi mamanya yang sibuk dengan pekerjaannya. Atau juga bisa membuat anak terjun ke dunia gelap seperti narkoba dan seks bebas. Karena meniru video-video yang dikirimkan ke whatsapp, facebook dan instagramnya.

Gereja. Gereja sebagai suatu kelompok religius juga tidak terluputkan dari pengaruh gejala sosial yang sedang terjadi ini. Perubahan ini terlihat jelas juga dalam setiap perayaan liturgis. 

Anggota Gereja dewasa ini telah mengalami kemunduran untuk terlibat dalam perayaan-perayaan liturgis. Para anggotanya lebih memilih untuk memusatkan diri pada berbagai perangkat komunikasi yang dimiliki. Kesakralan tempat ibadat terabaikan karena kedekatan para anggota Gereja dengan perangkat telepon yang dimiliki masing-masing. Ketika mengalami kejenuhan dalam perayaan-perayaan liturgis, maka perangkat komunikasi ini menjadi solusi yang tepat untuk persoalan mereka. 

Dengan demikian, terjadi perubahan makna pada tempat-tempat dilangsungkannya perayaan liturgi . Kebanyakan orang tidak lagi melihat adanya perbedaan antara tempat sakral dan profan. Apalagi ketika hal ini juga menggerogoti kaum berjubah yang sebenarnya menjadi penjaga tradisi dalam Gereja.

Para iman mengunakan alat elektronik ini saat ekaristi berlangsung sebagai file penyimpanan renungan. Yang menjadi persoalannya adalah seperti yang terjadi saat perayaan ekaristi berlangsung saat khotbah seorang imam mengunakan alat elektroniknya, tiba-tiba alat elektronik itu bunyi dan di tangkap oleh microfon. Peristiwa ini membuat sebagian umat yang hadir kecewa dan ada yang tidak mau mengikuti perayaan ekaristi bersama romo tersebut.

Pemecahan Masalah

a).  Pribadi

 Berdasarkan persoalan yang disebabkan oleh perkembangan alat komunikasi ini, penulis menawarkan beberapa hal untuk dilakukan secara pribadi. Salah satu hal yang sangat kuat mempengaruhi kehidupan manusia sebagai pribadi ialah prinsip hidup. Individu harus membangun prinsip hidup dengan bijaksana dalam mengunakan alat komunikasi ini. 

Dengan tetap memperhatikan relasi dengan orang-orang di sekitar. Oleh karena itu, bangunan prinsip hidup ini harus sungguh-sungguh terbentuk berdasarkan suatu keinginan untuk ada bersama yang lain di lingkungan sekitar. Hal ini dapat terbentuk dengan baik apabila dasar pembentukan individu dikembangkan dalam keluarga sejak kecil. Dengan demikian, relasi dalam dunia nyata jauh lebih dihargai sebagai suatu yang sangat perlu dibandingkan dengan dalam dunia maya.

b).  Masyarakat 

 Berhadapan dengan permasalahan yang telah dibicarakan di atas serta dampaknya dalam kehidupan masyarakat, maka penulis mencoba untuk menawarkan pemecahan persoalan keterasingan manusia dari kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan bermasyarakat, sekurang-kurangnya terdapat beberapa kegiatan yang tidak bisa dilangsungkan menggunakan telepon genggam. 

Kegiatan-kegiatan kelompok masyarakat seperti ini mengajak dan sekaligus memupuk jiwa kebersamaan dalam masyarakat. Kegiatan-kegiatan yang dimaksudkan ialah seperti perlombaan dalam rangka memeriahkan ulang tahun RT/RW atau HUT  RI, kegiatan kumpul bersama misalnya, setiap hari sabtu dan bakti sosial. Kegiatan ini dapat menghidupkan kembali kebersamaan dalam masyarakat sebagai masyarakat sosial.

c).   Gereja 

Dalam berbagai kesempatan, para pemimpin Gereja telah memberikan banyak solusi bagi Gereja dalam menghadapi dampak-dampak negatif perkembangan teknologi komunikasi. Paus misalnya mengeluarkan berbagai ajaran dan anjuran berkaitan dengan kemajuan dalam bidang komunikasi. Untuk merefleksikan komunikasi dan kerahiman.

Gereja melalui para imam, uskup, biarawan/biarawati harus memberikan teladan yang baik. Bukan hanya ditunjukkan dengan perkataan melainkan harus dalam perbuatan yang konkrit. Dengan tidak memiliki alat komunikasi yang lebih dari satu dan sebagainya. Kemudian Gereja harus melakukan kegiatan seperti misalnya katekese, pendalaman iman, sekolah minggu, dan perlombaan-perlombaan rohani.

Penutup 

Kemajuan zaman terlebih dalam teknologi komunikasi membawa dampak bagi manusia itu sendiri khususnya telepon genggam. Manusia yang menghadirkan alat komunikasi ini dituntut untuk pandai dalam mengunakannya. 

Terlebih lagi manusia dituntut untuk tetap berinteraksi sosial dengan orang di sekitarnya secara nyata. Karena alat komunikasi kami melihat sebagai agen pemisah relasi sosial yang nyata dalam masyarakat. Dan orang-orang yang pandai dalam berelasi melalui dunia maya, dalam dunia nyatanya tidaklah demikian. Bahkan berbicara di depan umum pun gugup. Oleh karena itu, kami mencoba memperlihatkan solusi dalam tulisan ini, yang mudah-mudahan dapat membantu untuk kehidupan pembaca.

Daftar Pustaka:

Buku: 

Grolier International, Inc., Ilmu Pengetahuan Populer, Jilid 9 (Tanpa Kota: PT. Widyadara, 1988).

Burton, Graeme, Media dan Budaya Populer, Yogyakarta: JALASUTRA, 1999.

Internet: 

Https://katoliknews.com/2016/05/08/pesan-paus-fransiskus-untuk-hari-komunikasi-sosial-sedunia-ke-50/. Diakses pada 12 April 2021, pukul 17.00.

Http://Beritajatim.Com/Hukum_Kriminal/339253/Awalnya_PuraPura_Beli_Hp,Ternyata...Html. Di akses pada 12 April 2021, pukul 17.30.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun