Mohon tunggu...
OSTI  LAMANEPA
OSTI LAMANEPA Mohon Tunggu... Mahasiswa - DEO GRATIA (RAHMAT ALLAH)

MAHASISWA FILSAFAT DAN TEOLOGI

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dampak Telepon Genggam bagi Kehidupan Manusia

13 April 2021   21:47 Diperbarui: 27 April 2021   14:36 1528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Profesor Ilmu Fisiologi Suara di Universitas Boston ini pun telah memperkenalkan suatu temuan yang paling berpengaruh dalam peradaban manusia yakni telepon. Bagaimana semua penemuan ini terjadi mungkin tidak harus penulis uraikan dalam tulisan ini. Akan tetapi, satu hal yang patut diperhatikan bahwa penemuan besar ini di kemudian hari memiliki pengaruh yang sangat besar bagi keberlangsungan hidup manusia.

Dalam beberapa dekade terakhir, kita telah mengetahui bagaimana ide besar Bell ini terus dikembangkan oleh para pakar teknologi modern. Dengan demikian, berbagai pengembangan terhadap penemuan Bell ini pun dapat kita temukan hingga saat ini. Suatu temuan yang telah mempengaruhi segala bidang kehidupan manusia dan juga segenap golongan manusia dewasa ini.

Pengembangan alat komunikasi ini pun tidak berhenti di situ. Para ahli terus mengembangkannya dengan berbagai fitur dan aplikasi menarik di dalamnya. Dengan demikian, berbagai istilah pun bermunculan seperti smartphone, gadget, android serta berbagai istilah lainnya yang terus bermunculan.

Di samping perkembangan perangkat elektronik itu sendiri, ternyata kehadiran dan perkembangan alat komunikasi ini juga telah melahirkan suatu perubahan tersendiri dalam kehidupan sosial. Suatu hal yang tidak dipungkiri bahwa kehadiran alat komunikasi ini memang telah mengembangkan kehidupan sosial manusia. 

Dengan kehadiran perangkat elektronik ini manusia telah dibantu untuk mengembangkan dan memperluas relasinya dengan sesama. Ruang lingkupnya semakin luas dan aktivitas-aktivitas dipermudah. Relasi mulai dibangun dengan orang dari daerah, suku, atau bangsa yang lain. Relasi yang dibangun kini merupakan suatu relasi yang tidak dibatasi ruang dan waktu. Semua terjalin seakan tanpa sekat.

kita melihat suatu loncatan 'ekstrim' dari dunia nyata ke dalam dunia maya. Suatu loncatan dalam relasi yang menggambarkan kemajuan sekaligus kemerosotan yang besar dalam kehidupan sosial manusia. Kita jarang menemukan banyak orang melangsungkan suatu "pertemuan langsung" dengan kehadiran fisik. 

Perjumpaan secara fisik lambat laun memudar bahkan hilang dari hidup bersama. Hal ini semakin memburuk ketika ketiadaan perjumpaan ini dianggap sebagai suatu hal yang biasa dan wajar dalam dunia digital ini. Kehadiran pribadi yang satu secara utuh (fisik) seakan-akan tidak lagi dibutuhkan bahkan menyebabkan suatu perjumpaan menjadi kaku. Dengan kata lain, menjalin relasi dalam dunia maya lebih asyik dan lebih dinikmati ketimbang relasi dalam dunia nyata yang seringkali monoton dan menjenuhkan.

Rasa Ingin Tahu Manusia yang Berlebihan dan Perasaan Tidak Pernah Puas. Salah satu hal yang melekat erat dalam kehidupan manusia ialah rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu ini telah membawa manusia ke dalam suatu pemahaman tentang hal-hal baru dalam kehidupannya. Hal ini sudah berlangsung sejak peradaban awal manusia mulai berkembang. Hal ini tentu membawa banyak keuntungan juga bias kerugian bagi kehidupan manusia dari zaman ke zaman. Dalam kaitannya dengan poin yang sedang dibahas ini, rasa ingin tahu merupakan salah satu faktor yang menyebabkan keterasingan manusia dari dunia nyata. Manusia lebih memilih untuk dapat mengetahui segala hal baru dan menjalin relasi baru dibandingkan dengan yang dimilikinya saat ini dan "relasi fisik" saat ini. Manusia lebih memilih untuk mengenal jauh lebih banyak orang dengan suatu jalan yang singkat, yakni dengan terhubung dalam jaringan melalui telepon genggamnya dengan berbagai fitur yang ditawarkan dunia zaman ini. Aplikasi seperti whatsapp, facebook, instagram, tweeter, dan lain sebagainya, menjadi penghubung manusia dewasa ini untuk dapat menjumpai semakin banyak orang dari berbagai belahan dunia. Komunikasi yang sebenarnya hanya bisa melalui satu akun, tetapi karena ingin tahu dan tidak puas maka mulai membuat akun yang baru. Komunikasi yang dijalin melalui dunia maya ini membawa orang itu tidak mampu lagi bersosialisasi secara langsung. Bahkan dia tidak tahu realitas yang terjadi sekitarnya. Rasa ingin tahu terhadap orang lain menjadi pemicu bagi mereka untuk bertahan berjam-jam mengotak-atik telepon genggamnya ini. Apakah ketika kita berkomunikasi dengan orang luar melalui alat komunikasi ini kita dapat mengenal mereka seutuhnya? Tentang kehidupan sosial mereka dalam masyarakat tempatnya hidup, tentu tidak. Bahkan saya yang menjalin relasi dengan seseorang di facebook dengan ramah. Saat kami bertemu secara langsung yang ada hanyalah diam seribu kata. Jadi, rasa ingin tahu di sini tidak dikonkritkan saat bertemu langsung. Menurut saya komunikasi yang kita bangun dalam dunia maya dalam konteks ini adalah semu. Dan kita juga berkomunikasi dengan orang lain bukan karena benar-benar ingin mengenal orang itu, akan tetapi hanya untuk mengotak-atik alat komunikasi itu. Buktinya seperti yang saya alami di atas.

Kemampuan Finansial yang Tinggi . Keterasingan manusia dari dunia nyata  juga disebabkan karena harta "finansial" yang berlimpah. Sehingga peluang untuk mendapatkan segala hal yang diinginkan terutama berkaitan dengan barang-barang material menjadi lebih mudah terpenuhi. Berbagai keinginan untuk selalu memiliki alat elektronik (telepon genggam) yang terbaru atau dari brand terkenal pun selalu dapat terpenuhi dengan ketersediaan finansial. Orang-orang seperti ini pun bisa memiliki lebih dari satu alat komunikasi.

Kepemilikan lebih dari satu alat komunikasi ini bukan karena kebutuhan primer, melainkan hanya untuk koleksi dan menunjukkan kekayaannya. Mereka yang kita sebutkan sebagai orang kaya ini mungkin binggung dengan uang yang berlimpah-limpah, tidak tahu mau digunakan untuk apa itu uang, sehingga jalan keluarnya mengoleksi barang-barang elektronik. Untuk diberikan kepada orang miskin pun uang itu pelit. Karena berpegang pada prinsip bahwa orang rajin pasti kaya.

Sosialisasi dalam Keluarga yang Kurang Berhasil. Salah satu agen sosialisasi yang sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia ialah keluarga. Keluarga menjadi agen awal dan pemberi dasar dalam kehidupan manusia untuk dapat melangsungkan kehidupan selanjutnya. Sosialisasi dalam keluarga merupakan suatu hal yang sangat berpengaruh. Perubahan yang terjadi dalam kehidupan manusia sangat ditentukan oleh dasar yang telah diberikan dalam lingkungan keluarga. Demikian halnya dengan perubahan relasi dari dunia nyata ke dunia maya. Keluarga juga telah menyebabkan perubahan ini. Ketika nilai-nilai kesadaran tentang orang lain di lingkungan sekitar kurang ditanamkan dalam tahap awal ini, maka seseorang akan dengan mudah untuk jatuh dan terjebak dalam relasi maya dan meninggalkan relasi dunia konkrit.Perubahan ini semakin memburuk ketika relasi dalam kehidupan berkeluarga tidak berlangsung dengan baik. Kesibukan bapak dan ibu dengan dunia kerja mereka masing-masing yang menyebabkan lupa untuk memperhatikan kebutuhan anak. Terrutama kebutuhan anak akan perhatian orang tua. Anak pun mencari kenyamanan dan kebahagiaan di tempat dan dalam situasi yang lain di luar keluarga. Hal ini dijawab dengan baik oleh (perangkat elektronik) telepon genggam dengan fitur-fitur sosial di dalamnya. Dengan demikian, kedekatan dengan anggota keluarga memudar dan relasi dengan perangkat ini semakin lama selama berjam-jam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun