Mohon tunggu...
Oleh Solihin
Oleh Solihin Mohon Tunggu... profesional -

Menulis beberapa buku untuk remaja, di antaranya Jangan Jadi Bebek (2002); Jangan Nodai Cinta (2003); LOVING You Merit Yuk! (2005); Yes! I am MUSLIM (2007); Jomblo's Diary (2010) dan beberapa buku lainnya | Instruktur Menulis Kreatif di Rumah Gemilang Indonesia [www.rumahgemilang.com] dan Pesantren MEDIA [www.pesantrenmedia.com] | Sekadar berusaha memberikan sedikit pengalaman hidup melalui tulisan. Semoga bisa menjadi inspirasi bagi siapapun. Boleh juga kunjungi blog saya: http://osolihin.net. | website kepenulisan yang saya kelola: [www.menuliskreatif.com]

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bunga-bunga Dakwah

13 April 2010   04:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:49 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Kita buka dialog aja dengan kepala sekolah,” Ogi ngasih masukan.

“Bagus. Nggak ada salahnya kita coba. Tapi kapan?” Jamil menatap wajah Ogi.

“Kita harus tahu dulu jadwal kepala sekolah. Nah, pas beliau ada di sekolah, langsung aja kita minta ketemu. Tul nggak?” Koko ngasih saran yang diikuti kata sepakat oleh Ogi dan Jamil.

ooOoo

Di ruangan kepala sekolah.

Ogi dan Jamil duduk manis di ruangan yang sejuk dan harum. Di depan meja kepala sekolah tampak papan nama dan gelar pemilik meja tersebut yang sangat dikenalnya: Drs. Bustami. Koko nggak bisa ikut karena sakit. Bapak kepala sekolah sedang ke luar ruangan. Sebentar sih katanya. Ogi dan Jamil saling berbisik.


“Mil, kayaknya enak juga ya jadi kepala sekolah,” Ogi melirik Jamil.

“Tapi banyak nggak enaknya,” Jamil sambil nyengir.

“Kok bisa sih?” Ogi tersenyum heran.

“Lha, alasan kamu apa kalo jadi kepala sekolah tuh enak,” tanya Jamil sambil tetap berbisik.

“Enaknya, kalo ada tugas di luar kota bisa jalan-jalan tuh. Pulangnya bawa oleh-oleh buat keluarga. Di sini juga ruangannya adem, sejuk, dan harum,” Ogi mesem-mesem.

“Nggak enaknya nih jadi kepala sekolah, kalo ada siswa bermasalah, pasti dia ikutan pusing. Lebih-lebih kalo ketahuan sama pihak luar sekolah. Citranya jatuh dah. Terus…” belum sempat Jamil ngomong lagi, pintu ruangan terbuka dan bapak kepala sekolah mengucapkan salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun