Senja di bawah kolong booth berlatar biru kuseduhkan rindu lewat secangkir kopi yang kau teguk hari ini. Rinduku lebih kental dari kopi yang mengendap dicangkirmu. Itulah mengapa kuselalu menitipkan selarik kata untukmu, jangan lupa sebelum kopinya diteguk diaduk dulu karena ada rinduku yang mengendap dikopimu. Setiap kali renjana menyapa kalbuku kukirimkan sebait pesan itu untukmu walau kutak tahu kapan engkau berkencan dengan mas facebook. Maaf kupotret kembali cerita kita kala itu.
 Ada banyak hal yang ingin kuceritakan padamu tapi aku tak mau melakukannya hanya dengan tinta. Aku mau bertemu denganmu. Sungguh dengan rindu yang besar aku mau bersua denganmu dan Allah adalah saksiku betapa bunga renjana bermekar untukmu. Dari Po sahabatmu.
Â
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H