Mohon tunggu...
MariaM
MariaM Mohon Tunggu... Lainnya - Peracik

Pejuang Di Bawah Nabastala. Aku menanti ditempat penantianku menunggu apa yang akan dijawabNya atas doaku. Aku tahu Tuhan sanggup melakukan segala sesuatu dan tidak ada rencanaNya yang gagagl. Jangan lemah semangatmu karena ada upah bagi usahamu. ♥💪

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Maria Magdalena

14 Juni 2023   18:08 Diperbarui: 14 Juni 2023   18:09 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

   "Dia Hadir karena Adam tapi dia sendiri yang melahirkan kaum Adam ". Teka teki itu membuat tuan Hibel berlinang air mata seolah ia tahu makna dibaliknya. Secara refleks Ia mendekap MariaM.

 "Apa  Tuan bisa mengartikan teka tekiku itu hingga membuat air mata tuan jatuh tak terurai ?" Tuan hibel tahu arti dibalik teka tekinya itu namun mulutnya membeku seolah telah terbius. 

    "Itu adalah wanita tuan hibel. Wanita yang kau tatap sekarang dan telah kau beli dengan harga teramat mahal.Hargaku tak sebanding dengan uang yang telah engkau berikan pada suamiku. Sungguh hargaku tak bisa terhitung oleh skala ukuran manusia. Sama seperti tuan. Tuanpun sungguh teramat mulia. Meniduri wanita yang tak terikat pernikahan dengan tuan adalah dosa besar yang nikmatnya hanya sesaat tapi wabahnya perlahan merusak harga diri tuan sebagai manusia. Tuan telah jatuh kedalam dosa karena wanita. Mengapa tuan mengulang kembali kesalahan yang telah Simson perbuat?.

   Sebait ungkapan penuh makna membuat tuan hibel bersipuh penuh sesal dihadapan MariaM. Kehadirannya seolah diutus Tuhan tuk membangkitkan tuan hibel dari belenggu dosa. "Lelaki yang menukarmu dengan uang adalah iblis terbrutal yang kuterima dan aku yang menerimanya lucifer dari segala yang paling brutal itu, benar katamu engkau begitu berharga dan mulia lebih dari emas dan permata. Wanita sepertimu tak pantas ada dihidup pendosa sepertiku. Kuharap engkau dan Tuhanmu mengampuni dosa yang menumpuk dijiwaku. Pergilah!    

    Perkataan itu sejenak mematahkan segala luka yang menyelimuti tubuh Maria Magdalena. Dengan tapak penuh lega,dia membuka pintu kamar berlatar putih itu. Namun tuan hibel tiba tiba tergeletak dilantai. Saat dia hendak membantunya, lelaki iblis yang pernah menjadi suaminya muncul di pintu kamar itu. Sontak  ruang amarahnya bergema tak karuan,dia begitu ingin menerkam suami iblisnya itu.

    Badai baru kini menghantam hidupnya lagi. Tuan hibel menutup mata untuk selamanya,dan dia dituduh sebagai pembunuhnya. Kata itu terucap dari lidah berbisa suaminya yang lebih racun dari segala binatang berbisa. Lagi lagi dia tak bisa berkutik. Dia diseret bagai penjahat dari kamar berlatar nafsu,  beralih mendekam  di balik tirai besi hotel pordeo. Sungguh miris nasibnya. Lelaki yang dulu dipujanya sebagai malaikat kini bermetamorfosa menjadi iblis terjahat. Menjualnya bagai emas lalu memfitnah sebagai pembunuh. Suami iblis itu telah dibutakan oleh cinta akan uang dan uang.

    Dibalik tirai besi dia terus memadahkan sebait pujian Mazmur. Hingga suatu hari mujizat terjadi,Tuhan menghadirkan kebenaran yang bersinar bagai bagaskara. Suami bertampang Adam berhati iblis kini mendekam di hotel pordeo seumur hidupnya. Sementara Maria magdalena mengabdikan dirinya sebagai pelayan Tuhan di tanah suci. 

       

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun