Mohon tunggu...
Joseph Osdar
Joseph Osdar Mohon Tunggu... Jurnalis - Wartawan

Lahir di Magelang. Menjadi wartawan Harian Kompas sejak 1978. Meliput acara kepresidenan di istana dan di luar istana sejak masa Presiden Soeharto, berlanjut ke K.H Abdurrahman Wahid, Megawati, SBY dan Jokowi.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Harum Bunga Cengkeh yang Bikin Sakit Hati dan Pesta Pilkada

9 September 2024   13:06 Diperbarui: 9 September 2024   15:04 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bunga Cengkeh yang dijemur di kawasan Minahasa Utara, Sulawesi Utara (Sulut), 19 Agustus 2024/Dok. Pemprov Sulut

Anggota DPRD Sulut lainnya yang bernama Sandra Rondonuwu waktu itu juga secara keras mengatakan, PPN ini membawa penderitaan yang dahsyat bagi bagi petani cengkeh, kopra dan pala. "Karena 70 persen masyarakat Sulut adalah petani cengkeh, pala dan kopra.

"Sangat disayangkan petani harus menerima kenyataan penjajahan baru karena PPN. Saya berani katakan, petani Sulut  meminta kepada Jokowi batalkan PPN pertanian dan perkebunan milik rakyat.

Jangan buat petani Sulut mencari kemerdekaan sendiri," ujar Sandra Rondonuwu (Saron), Selasa, 30 Juni 2020 lalu (4 tahun silam).

Seruan Saron mengingatkan kita pada pemberontakan atau gerakan Permesta (Perjuangan Rakyat Semesta) di Sulawesi Utara (akhir 1957/1958 sampai 1961).

Hasil bumi, kopra, adalah salah satu pemicu pemberontakan bersenjata waktu itu. Perang yang terjadi menimbulkan kerusakan dan banyaknya jiwa manusia melayang. Kini negeri ini sedang mengjalani pesta demokrasi pemilihan pemimpin daerah (Pilkada).

Para calon pemimpin daerah jangan hanya pidato, tebar janji dan tebar pesona. Jangan jadi "raja bohong yang pandai menutupi kebohongannya". Pandai-pandailah menyampaikan aspirasi rakyat daerah ke pusat pemerintahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun