Ketika itu, masih menurut Huda, Fahmi Alamsyah mengirimkan sejumlah tautan berita dengan narasi seperti yang dibuat Ferdy Sambo, Narasi dengan "Polisi Tembak Polisi".Â
"Dia menyampaikan link-link berita yang menggambarkan peristiwa itu seperti apa yang disampaikan di dalam press release. Boleh jadi link itu dia yang men-drive," sebut Chairul Huda, dikutip dari CNN Indonesia.
Lebih lanjut lagi dari ungkapan Chairul Huda, bahwa Fahmi Alamsyah berusaha keras untuk meyakinkan dan bahkan menyodorkan link-link kebohongan supaya para penasihat ahli Kapolri lainnya percaya.Â
"Gerombolan jahat" itu memang benar adanya, di atur sedemikian rupa di ciptakan skenario, dan berani pula bicara lantang didepan awak media untuk bicara kepalsuan.
Beruntung memang keluarga Brigadir J yang ada di Jambi , jeli dan tidak mau dibodoh-bodohi oleh para "gerombolan pembunuh" ini.
Ketika itu yang namanya dalam Adat Batak, harus memberi ulos dahulu dari keluarga, harus membuat acara-acara adat dan keagamaan juga saat ada salah satu keluarga yang meninggal.
Saya sendiri dengan suku Batak, memang dalam Adat Batak harus ada pula Ulos di "selimutkan" ke jenazah, "mangadung"(meratapi) , dan lain-lain
Mungkin itu adalah salah satu jalan yang di beri Tuhan, untuk mengungkap segala kejanggalan demi kejanggalan yang ada.
Bagaimana jikalau misalnya, para keluarga Hutabarat langsung menerima saja dan hari kedua terjadi penguburan?.
Maka akan lain cerita, dan para pelaku, dan lainnya pun akan lepas dan bebas sampai saat ini. Merayakan tentunya! Cheeeers...!
Apa yang layak untuk Fahmi Alamsyah? Meskipun dia sudah mengundurkan diri? Tidak cukup hanya mengundurkan diri, harus pula mempertanggungjawabkan apa yang "diatur" dan perbuat, selidiki dan seret ke meja peradilan.Â