Mohon tunggu...
OscarRidwan
OscarRidwan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pengaruh Online Shop terhadap Munculnya Perilaku Konsumtif Mahasiswa Angkatan 2018 Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia

9 Mei 2019   22:22 Diperbarui: 9 Mei 2019   22:49 12146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2.3       Perilaku Konsumtif

Albarry (1994) mengemukakan arti kata konsumtif (consumtive) adalah boros atau perilaku yang boros, yang mengkonsumsi barang atau jasa secara berlebihan. Albarry (1994) juga melanjutkan pengertian konsumtif dalam artian luas yaitu perilaku konsumsi yang boros dan berlebihan, yang lebih mendahulukan keinginan dari pada kebutuhan, serta tidak ada skala prioritas atau juga dapat diartikan gaya hidup yang bermewah-mewah.

Lubis (Sumartono, 2002) mengatakan perilaku konsumtif adalah perilaku yang tidak lagi berdasarkan pada pertimbangan yang rasional, melainkan karena adanya keinginan yang sudah mencapai taraf yang sudah tidak rasional lagi. Sedangkan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (dalam Sumartono, 2002) mengatakan perilaku konsumtif adalah kencenderungan manusia untuk menggunakan konsumsi tanpa batas dan manusia lebih mementingkan faktor keinginan dari pada kebutuhan.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan prilaku konsumtif adalah suatu prilaku yang didasarkan atas pertimbangan yang tidak rasional dalam membeli dan menggunakan barang dan jasa yang didasarkan atas faktor keinginan dibanding dengan kebutuhan serta ditandai dengan adanya kehidupan mewah dan berlebihan yang dapat memberikan kepuasan dan kenyamanan fisik sebesar-besarnya demi kesenangan semata.

2.4       Indikator Perilaku Konsumtif

Menurut Sumartono (2002), ada beberapa indikator perilaku konsumtif yaitu:[1]

  • Membeli produk karena iming-iming hadiah. Individu membeli suatu barang karena adanya hadiah yang ditawarkan jika membeli barang tersebut
  • Membeli produk karena kemasannya menarik. Individu sangat mudah terbujuk untuk membeli produk yang dibungkus dengan rapi dan dihias dengan warna-warna yang menarik.
  • Membeli produk demi menjaga penampilan dan gengsi. Individu mempunyai keinginan yang tinggi, karena pada umumnya remaja mempunyai ciri khas dalam berpakaian, berdandan, gaya rambut, dan sebagainya dengan tujuan agar konsumen selalu berpenampilan yang dapat menarik perhatian orang lain.
  • Pembelian sebuah produk didasarkan pertimbangan harga (bukan atas dasar manfaat dan kegunaannya). Seseorang akan  cenderung berprilaku dengan ditandai oleh adanya kehidupan mewah sehingga cenderung menggunakan segala hal yang dianggap paling mewah.
  •  Membeli produk hanya sekedar menjaga simbol status. Individu mempunyai kemampuan membeli yang tinggi baik dalam berpakaian, berdandan, gaya rambut, dan sebagainya sehingga hal tersebut dapat menunjang sifat eksklusif dengan barang yang mahal dan memberi kesan berasal dari kelas sosial yang lebih tinggi.
  • Memakai sebuah produk karena unsur konformitas terhadap model yang mengiklankan. Individu cenderung meniru perilaku tokoh yang diidolakannya dalam bentuk menggunakan segala sesuatu yang dipakai oleh tokoh idolanya. Konsumen juga cenderung memakai dan mencoba produk yang ditawarkan bila ia mengidolakan public figure produk tersebut.
  • Adanya penilaian member produk yang mahal akan menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi. Seseorangakan terdorong mencoba suatu produk karena mereka percaya apa yang dikatakan oleh iklan yaitu dapat menumbuhkan rasa percaya diri. Cross dan Cross (dalam Hurlock, 1997) mengatakan bahwa dengan membeli produk yang mereka anggap dapat mempercantik penampilan fisik, mereka akan merasa menjadi lebih percaya diri.

 

2.5       Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif

Menurut Sumartono (2002), munculnya perilaku konsumtif disebabkan oleh: [1] 

  • Faktor Internal Faktor internal yang berpengaruh pada perilaku konsumtif individu adalah motivasi, harga diri, observasi, proses belajar, kepribadian dan konsep diri.
  • faktor eksternal Faktor eksternal yang berpengaruh pada perilaku konsumtif individu adalah kebudayaan, kelas sosial, kelompok-kelompok sosial dan referensi serta keluarga.

BAB III

TEKNIK PENGUMPULAN DATA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun