Mohon tunggu...
Orlyy (⁠.⁠ ⁠❛⁠ ⁠ᴗ⁠ ⁠❛⁠.⁠)
Orlyy (⁠.⁠ ⁠❛⁠ ⁠ᴗ⁠ ⁠❛⁠.⁠) Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa di suatu sekolah

Hobi saya menggambar dan menyanyi 🍄

Selanjutnya

Tutup

Diary

Muqayyam Days

4 Desember 2022   22:44 Diperbarui: 4 Desember 2022   23:03 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Muqayyam diadakan pada tanggal 18 November hingga tanggal 20 November di Islamic Center. Jadi, selama 3 hari itu, kami terfokus untuk mengulang  hafalan tahfiz. Jumat itu, kami pulang lebih cepat untuk mempersiapkan barang yang akan dibawa saat muqayyam nanti. 

Kami berkumpul di islamic center paling lambat pukul 15.00 Aku diantarkan kesana oleh ibuku sembari mengantarkan adikku pergi les.

Ternyata, barang-barang yang perempuan diletakkan di suatu ruangan yang terdapat di basement Islamic Center. Kami juga akan tidur di sana selama 2 malam. Sedangkan yang laki-laki tidur di lantai 2.

Waktu Ashar sudah masuk. Aku dan temanku bergegas mengambil mukena, berwudhu, kemudian duduk di masjid. Setelah selesai melaksanakan Shalat Ashar, kami belum diizinkan untuk kembali ke ruangan tadi karena acara pembukaan akan segera dimulai. 

Singkat cerita, acara tersebut dibuka oleh bapak kepala kemenag. Kemudian, ibu kepala sekolah mengucapkan beberapa patah kata. Setelahnya, Pak Met, selaku ketua panitia muqayyam, menyampaikan agenda kegiatan yang akan kami lakukan selama 3 hari.

Acara pembukaan kira-kira selesai pada pukul 17.50. Kami sudah dibagi menjadi beberapa kelompok per kelas. Masing-masing kelompok diminta untuk menunjuk siapa yang akan menjadi ketua kelompoknya. Kelompokku diketuai oleh Alya. 

Setelah dipilih, ketua kelompok diminta untuk mengambil nasi sambil membawa kertas absensi anggota kelompoknya. Kami semua makan bersama di teras masjid tersebut. Seusai makan kami berwudhu kembali untuk melaksanakan Shalat Maghrib.

Setelah itu, kami mengulang hafalan kami hingga masuk waktu Isya. Setelah shalat Isya, kami melanjutkan murajaah hafalan kami.

Pukul 21.45, kami diberi snack berupa gorengan. Setelah menyantapnya, kami semua menuju ke ruangan tadi untuk tidur.

Agar tidak sempit, beberapa orang guru pembimbing mengatur posisi tidur kami. Di sebelah kiriku ada Dhila, dan di kananku ada Alisia. Karena besok aku akan mengikuti lomba, aku berusaha agar aku bisa cepat tidur. 

Ketika kami akan tidur, beberapa orang masih saja asik berbicara. Banyak dari kami yang merasa jengkel dengan perbuatan mereka. Padahal sudah ditegur guru, tetapi mereka masih saja melanjutkannya.

Pada akhirnya, mereka diam dengan sendiri. Tetapi, masih ada satu hal yang membuatku terjaga hingga pukul setengah 12 malam. Gerah.

Walaupun aku merasa gerah, aku tetap berusaha untuk tidur. Sebelum tidur, aku mengecek jam Alya yang sudah menunjukkan pukul setengah 12 malam. 

Karena posisi tidurnya kurang nyaman, aku lebih memilih untuk tidur dengan bersandar. Aku bersandar pada tas Alya yang diatasnya terdapat beberapa tumpukan kain, dan mengambil boneka milik Alisia sebagai bantalku. Kemudian, aku tidur sembari menutupi wajahku menggunakan jilbab.

Tak lama, aku terbangun kembali dari tidurku. Kemudian, aku menoleh ke sebelah kiriku. Ternyata, Khaira masih juga belum tidur. "Tidurlah," ucapnya kepadaku. Tetapi, aku menggeleng sambil mengipas wajahku karena kepanasan.

Aku melihat jam Alya kembali. Waktu menunjukkan pukul 23.45. "Ya ampun, kirain udah jam 2, ternyata tidurnya cuma 15 menit," ucapku dengan suara perlahan. 

Karena tidak bisa tidur lagi, aku memilih untuk bercerita bersama Khaira. Tak lama kemudian, Azka yang terbangun juga ikut bercerita dengan kami. Di seberang ruangan, aku melihat Mutia yang terjaga. Aku melambaikan tanganku padanya, dan dia membalasnya.

Aku, Khaira, dan Azka memakan beberapa snack kami yang masih tersisa sembari menunggu waktu berlalu. "Dor, kamu kan besok lomba, ga tidur?" Ucap Azka kepadaku. Bagaimana mau tidur, orang keringatan begini.

Sambil memakan snack, Azka menganjurkan agar kami mandi pada pukul 01.00 pagi. "Jangan, kecepatan, jam 2 aja", ucapku. Khaira dan Azka menyetujuinya. Sambil menunggu waktu menunjukkan pukul 02.00, aku mengajak mereka berdua untuk mengambil barang-barang yang akan dibawa untuk mandi nanti. Lalu, kami membuka tas kami secara perlahan untuk mengambil barang-barang tersebut.

Tak lama kemudian, Alya mulai terbangun. "Al, mandi yok, ambillah barang kamu" ucapku pada Alya. Iya mengangguk, kemudian mengemasi barang-barangnya. Aku melakukan hal yang sama kepada teman-temanku yang lain.

Akhirnya, waktu menunjukkan pukul 02.00. Kami meminta izin kepada salah seorang guru pembimbing di sana untuk pergi mandi. Tetapi, beliau tidak mengizinkannya dengan alasan terlalu cepat. Beliau mengatakan kepada kami untuk mandi pukul setengah tiga saja nanti. Kemudian, kami kembali lagi ke tempat kami semula.

Sambil menunggu, aku terlelap untuk beberapa saat. Kemudian, aku dibangunkan lagi untuk pergi mandi. Guru tadi sudah mengizinkan kami.

Setelah mandi, kami berwudhu dan melaksanakan Shalat Tahajjud. Kami tidak ingin kembali lagi ke ruangan tadi karena gerah. Jadi, kami hanya bersandar di dinding masjid dan tertidur. 

Setelah melaksanakan Shalat Subuh, aku mengganti bajuku dengan seragam, kemudian kembali lagi ke masjid. Aku tertidur kembali untuk beberapa saat. Pukul 06.30, salah seorang temanku membangunkanku untuk mengulang tahfiz bersama. Kemudian, kami sarapan bersama di teras masjid.

Pada pukul 08.15, aku meminta izin kepada pembimbingku, Bu Rita, untuk pergi lomba. Singkat cerita, lomba selesai dilaksanakan, dan aku kembali lagi ke Islamic Center pada pukul 13.30. 

Aku meminta Aulya untuk menemaniku mengganti baju, Shalat, dan makan siang. Setelah itu, kami kembali ke tempat kelompok kami untuk melanjutkan murajaah. Kegiatan yang sama kami ulangi lagi hingga kami tidur kembali.

Pada malam kedua, aku bisa tidur dengan nyenyak dan lebih nyaman karena posisi tidurnya sudah agak lapang. Sabtu pagi, kami mandi pada pukul 03.00. lalu, kami melaksanakan Shalat Tahajjud seperti sebelumnya.

Setelah melaksanakan Shalat Subuh, aku bersama beberapa orang temanku menikmati pemandangan bersama di teras masjid. Lalu, kami mengelilingi area di sekitar masjid.

Pada pukul 07.30, kami sarapan bersama di teras masjid. Setelahnya, kami mengulang tahfiz kembali selama setengah hari. Kira-kira pada pukul 10.00 kami disuruh untuk mengemasi barang-barang kami, karena kami akan pulang. Kemudian, kami diminta untuk berkumpul di basement untuk menutup acara.

Seharusnya, penutupan dilakukan di halaman masjid, karena hujan, penutupan diadakan di basement. Saat penutupan, guru kami mengatakan bahwa kami diliburkan pada hari Senin untuk beristirahat. Karena senang, kami semua bertepuk tangan mendengar hal tersebut.

Setelah acara penutupan, aku dijemput kembali oleh ibuku. Sesampainya di rumah, aku langsung mengganti bajuku, menuju kamarku, dan tidur selama berjam-jam lamanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun