Dua gadis cantik berjalan beriringan menuju ruang guru untuk mengumpulkan tugas matematika yang diminta Bu Dewi pagi tadi. Setelah selesai mengumpulkan, Ara dan Sela melanjutkan perjalanan menuju parkiran sekolah. Tampak suasana disana sudah sepi, karena seluruh siswa sudah meninggalkan sekolah sejak 10 menit yang lalu. Sela bergegas pamit mendahului Ara menuju kendaraannya bertengger.
Ketika mendekat ke arah mobilnya terparkir, Ara baru menyadari ternyata di sana terdapat seorang pria berdiri dengan sedikit menyender di pintu mobil, tangan yang dimasukkan ke dalam saku celananya.
"Kamu sedang apa di sini? Oh, mau pulang bareng ?" Tiba tiba seorang gadis berambut sepundak itu menepuk pundaknya. Lantas ia menoleh ke sumber suara itu. Suara yang sudah tidak asing lagi ditelinganya.
"Kunci mobil." Jawab Alfa dingin sekali, Ara lupa jika kuncinya terbawa oleh pria ini. Alfa menghela nafasnya. "Maaf." Lanjutnya, kemudian hendak melangkah namun tangannya lebih dulu dicekal oleh Ara. "Mau kemana?"
"Balik." Satu kata keluar dari mulut Alfa. "Terus kamu naik apa? Kenapa gak bareng lagi aja? Terus kita ambil motor kamu di bengkel sekalian dari pada harus naik ojek online, ongkosnya mending ditabung" Cerocos Ara panjang kali lebar, telinga Alfa rasanya penuh dengan kalimat kalimat berbelit dari Ara. Ia hanya terdiam dan mengamati gadis yang ada didepannya ini. Yang ditatap malah salah tingkah. Dasar Ara!
"Kenapa ma-malah lihatin aku!?" Kesal Ara yang tak mendapat respon apapun dari Alfa. "Gimana tawaran ku?"
Dipikir pikir benar kata gadis ini, sayang ongkosnya jika ada tumpangan gratis. Lagi pula hal buruk jika menolak bantuan orang lain, apalagi niatnya baik. Alfa menyetujui permintaan Ara. Mereka memasuki mobil dan segera melajukan mobil jazz hitam itu pergi meninggalkan parkiran sekolah. Sesampainya di bengkel tempat motor itu diperbaiki, Alfa berterima kasih kepada Ara dan keluar dari mobil yang telah membantunya itu.
Diperjalanan Ara merasa senang setelah bertemu dengan pria itu. Ia merasa Alfa adalah tipe ideal baginya. Namun, Alfa terlalu cuek dan ia tak menyukai hal itu. Dalam benaknya ingin sekali lagi ia bertemu dengannya. Pria manis berbadan tinggi. Ah sial! Mengapa Ara memikirkan hal bodoh itu hanya karena sekali bertemu? Disisi lain, Alfa juga merasa menyesal lantaran tak meminta berkenalan atau sekedar menanyakan asal kelasnya. Sungguh aneh! Dalam hatinya, ia berharap bisa bertemu dengan gadis cerewet itu walaupun hanya memandangnya dari jauh. Kini keduanya hanya bisa berharap aka nada pertemuan tak sengaja untuk kedua kalinya. Entah kapan akan terjadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H