"Perkenalkan nama saya Arabella Ariana Sebastian. Kalian bisa panggil saya Ara. Saya pindahan dari SMA Garuda." Ucap Arabella memperkenalkan diri diringi senyuman manis.
"Jadi, Ara pindah sekolah karena menjadi korban bully di sekolahnya yang lama. Ibu harap Ara tidak akan mendapatkan pengalaman buruk itu disekolah kita tercinta ini, ya? " Jelas Bu Dewi yang sudah mengetahui cerita Ara sewaktu berjalan menuju kelas. "Ara, silakan kamu duduk dibangku belakang sana, ya!" Ara mengangguk dan berjalan menuju bangku yang dimaksud Bu Dewi.
Ara duduk dibangku belakang itu, bersama seorang perempuan cantik berlesung pipi disebelah kirinya. "Ra, kenalin nama ku Sela. Mulai hari ini kita teman, ya." Ara hanya mengangguk sebagai jawaban.
Pelajaran dimulai. Tenang. Tidak ada yang membuat keributan dalam pembelajaran kali ini. Karena seluruh siswa merasa mengantuk. Wajar saja di jam pertama mereka sudah disuguhi dengan pelajaran matematika. Bu Dewi yang kesal dengan murid-muridnya kemudian memberikan tugas dan dikumpulkan sepulang sekolah diakhir jam pelajarannya. Jam pelajaran berganti. Guru baru datang dan memperkenalkan dirinya di depan. Sampai akhirnya suara merdu yang ditunggu seluruh pelajar di sekolah ini berbunyi. Semua mata langsung terbuka lebar begitu mendengarnya.
'Saatnya jam istirahat pertama dimulai'
'it's time for the first break'
"Hai, Ra! Selamat datang dikelas kita yang sekarang ini jadi kelas kamu juga. Semoga kamu betah di sekolah kita ini ya." Ujar salah satu cowok sembari berjalan ke arah Arabella. Ia adalah ketua kelas dari kelas 10 IPA 2. Semua teman yang ada di kelas ini menjabat tangan pada Ara sebagai ucapan perkenalan dan selamat datang. Selepas itu mereka berbondong-bondong menuju kantin. Begitu juga dengan Ara dan Sela.
Seorang lelaki berjalan menuju perpustakaan. Ia lebih memilih menghabiskan waktu istirahat di perpustakaan. Bukan karena tak memiliki uang untuk membeli makanan, hanya saja ia tidak suka keramaian apalagi berdesak desakan untuk memesan makanan.
Tangannya meneleti setiap buku di perpustakaan. Satu buku mampu menarik perhatiannya. 'TIPS DAN TRIK PANDAI MATEMATIKA'. Alfa mengambil buku tersebut untuk dibacanya. Tak heran jika ia mengambil buku itu, karena Alfa termasuk siswa teladan di sekolahnya, terutama dalam bidang matematika dan fisika. Cowok bertubuh atletis, alis tebal, hidung yang mancung, bibir yang sedikit tebal itu, kini sedang fokus membaca sebuah buku seolah suasana disekitar tak menarik lagi baginya.
Ketika tangannya tak sengaja menyentuh saku celananya. Ia merasakan ada sesuatu di dalamnya. Benar saja, ternyata itu kunci mobil perempuan yang telah menyelamatkannya dari hukuman guru BK karena motornya yang tiba tiba mogok di pinggir jalan. Ia bingung harus melakukan apa pada kunci ini sedangkan ia tak tahu kelas gadis itu. Alfa beranjak dari duduknya, ingin mencari keberadaan gadis itu dan mengembalikan kunci mobil yang terbawa olehnya. Namun, bel tanda masuk mengurungkan niatnya. Kemudian alfa memutuskan untuk menemuinya di tempat parkir saja sepulang sekolah. Itu adalah solusi yang tepat menurutnya.
Akhirnya, yang ditunggu tunggu datang. Bel pulang sekolah berbunyi dengan nyaringnya. Membuat seluruh siswa bersorak gembira. Namun, tidak bagi siswa siswa yang mendapat jadwal piket. Mereka akan pulang setelah membersihkan ruang kelasnya masing-masing. Tetapi ada saja siswa yang malas mengerjakan tugas piket, mereka kabur terlebih dahulu padahal ini adalah kewajiban dan tanggung jawab sebagai warga sekolah.