DAMPAK POSITIF:
- Meningkatkan pemahaman: dengan menerapkan prinsip-prinsip teori kognitif, siswa akan lebih mudah memahami materi pelajaran. Hal ini dapat meningkatkan rasa percaya diri dan mengurangi rasa frustasi.
- Meningkatkan keterlibatan aktif: teori kognitif mendorong siswa untuk aktif terlibat dalam proses pembelajaran.
- Meningkatkan keterampilan pemecahan masalah: teori kognitif melatih siswa untuk berpikir kritis dan memecahkan masalah.
- Meningkatkan motivasi intrinsin: ketika siswa merasa bahwa mereka mampu memahami dan menguasai materi pelajaran mereka akan merasa lebih termotivasi untuk belajar secara mandiri.
- Masalah motivasi dan regulasi emosi yang tidak konsisten pada siswa, seperti siswa B, dapat berdampak signifikan pada siswa dan guru. Berikut adalah konsekuensi utama untuk masing-masing:
- DAMPAK PADA SISWA
- Penurunan prestasi akademik: dampak tersebut terjadi kerana siswa B belajar dengan suasana hati yang tidak baik sehingga kurangnya termotivasi, hal ini menyebabkan pembelajaran tidak konsisten dan akhirnya mengakibatkan penurunan prestasi akademik
- Harga diri menurun: karena belajar yang tida konsisten berdampak negatif pada harga   diri siswa B
- Stres dan Kecemasan: Saat tugas dan pelajaran menumpuk, B mungkin merasa kewalahan. Kebiasaan belajar yang tidak konsisten menyebabkan penundaan, yang menciptakan stres di menit-menit terakhir, yang dapat memengaruhi kesehatan mental.
- Kesulitan Membangun Kebiasaan Belajar yang Efektif: siswa B mungkin kesulitan mengembangkan keterampilan belajar yang penting, seperti manajemen waktu, pengorganisasian, dan pencatatan yang efektif.
- DAMPAK PADA GURU
- Pembelajaran yang berbeda: menyesuaikan pendekatan pembelajaran
- Memberikan umpan balik yang dipersonalisasi: memberikan umpan balik secara teratur dan termotivasi bagi siswa B
- Membangun Hubungan yang Mendukung: Mengembangkan hubungan kepercayaan dengan B, menunjukkan pemahaman terhadap perjuangan emosional dan motivasi mereka, dapat mendorong keterlibatan yang lebih baik dengan guru dan pelajaran.
- Kolaborasi dengan Konselor : mengidentifikasi faktor emosional atau psikologis yang memengaruhi motivasi siswa B.
- Penanganan masalah siswa B dengan motivasi yang tidak konsisten dan belajar berdasarkan suasana hati melibatkan pendekatan holistik, yang menangani kebutuhan emosional dan akademis. Berikut ini adalah langkah-langkah penanganannya:
- Dukungan psikologis
- Dukungan akademis
- Dukungan keluarga dan orang tua
- Dukungan dari teman sebaya
- Penguatan perilaku
- Intervensi medis
- Mengajar keterampilan belajar yang efektif
KESIMPULAN
Berdasarkan masalah dari siswa B, siswa B belajar berdasarkan suasana hati kemungkinan merupakan kombinasi dari tantangan emosional, masalah motivasi, dan kurangnya kebiasaan belajar yang konsisten. Pendekatan yang komprehensif, yang melibatkan dukungan emosional, bimbingan akademis, dan keterlibatan orang tua, dapat membantu B mengembangkan kebiasaan belajar yang lebih baik dan pendekatan yang lebih konsisten terhadap pembelajaran. Dengan menggunakan teori belajar kognitif, memperoleh suatu perubahan dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, tingkah laku, ketrampilan dan nilai sikap yang bersifat relatif dan berbekas. Ketika teori ini diterapkan dalam pembelajaran, diharapkan dapat memberikan dampak positif pada mood dan motivasi belajas siswa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H