Yang paling mengesankan sebetulnya adalah Fatin tak merubah apapun pada dirinya untuk bisa dihargai oleh dunia luar. Berhijab, sederhana dan jauh dari sikap hidup glamor, ia datang ke Jerman membawa bakat dan segudang prestasi. Sementara yang lain mungkin memilih hidup dalam sensasi dan tubuh seksi untuk sebuah pengakuan. Kadangkala itupun tak mampu membuat mereka sukses seperti harapan.
Seperti dalam fan fiction yang pernah saya tulis 3 tahun yang lalu, Fatin kerap meraih sesuatu tanpa harus bermimpi. Â Ia seperti kebalikan dari jargon terkenal : Dream, believe and make it happen. Bagi Fatin, semuanya terjadi, baru kemudian berusaha percaya bahwa itu bukan mimpi.Â
Selamat Fatin!
@OrangMars
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H