Mohon tunggu...
Novy Rachmat
Novy Rachmat Mohon Tunggu... -

"Seluas apa pun pengetahuan manusia tentang sejarah, tidak dapat memberikan segala jawaban atas persoalan masa kini dan masa depan. Namun pengetahuan yang mendalam terhadap masa lampau akan memberikan pemahaman yang lengkap atas masa kini dan sekaligus menunjukkan arah yang lebih pasti akan masa depan" (Thomas E. Griess)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Setelah Rendang dan Reog Ponorogo, Sekarang Situs Malaysia Klaim Fragmen Sejarah Nusantara

16 Juni 2015   18:07 Diperbarui: 17 Juni 2015   05:58 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Selama ini kita sering diajarkan di sekolah bahwa bangsa2 di dunia yang pernah datang ke Nusantara adalah bangsa Eropa, yaitu Portugis, Spanyol, Belanda dan Inggris.  Sedangkan bangsa Asia yang mengklaim sebagai kakak tertua bangsa Indonesia adalah Jepang. Maksud kata “datang” di sini saya coba persempit menjadi “berdagang” dan/atau “konflik” atau “bertempur”.

Ternyata, bangsa Amerika pun sudah pernah mendarat di wilayah Sumatra & berkonflik dengan penduduk setempat karena satu hal. Tapi fragmen sejarah ini tidak pernah dibicarakan di buku2 sejarah Indonesia, mungkin karena relatif singkat.

Tapi di beberapa yang ditulis oleh orang asing, kisah ini cukup mendapatkan tempat, untuk menyebut tidak hilang dari panggung sejarah, terutama buku-buku yang membahas sejarah militer perjalanan angkatan laut AS, misalnya:

1. “A Handbook of American Military History: from Revolutionary War to the Present”, Jerry K. Sweeney
2. “American Naval History: An Illustrated Chronology of the US Navy and Marine Corps, 1775 – Present”, Jack Sweetman

Kita bisa juga temukan tulisan mengenai peristiwa yang sama di paper yang ditulis oleh orang asing, misalnya:

3. “American in Southeast Asia before the ‘Pivot’: The ‘Battle of Quallah Battoo’ in 1832”, Farish A. Noor,
4. “American Military History”: A Resources for Teachers and Students, Paul Herbert, at. all.

Di antara sedikit sumber nasional yang menyinggung peristiwa ini adalah buku yang ditulis oleh M. Nur El Ibrahimy dengan judul “Selayang Pandang Langkah Diplomasi Kerajaan Aceh”, di dalam Bab 3 “Amerika Serikat Menjalankan The Gun-Boat Diplomacy Terhadap Kerajaan Aceh”. Ada baiknya kita coba lihat secara ringkas insiden yang ditulis di artikel2 asing sebagai “The Battle of Quallah Battoo 1832”dari sumber nasional ini.

Aceh memulai hubungan dagang dengan AS sejak tahun 1789 dan ketika Inggris keluar dari Sumatra pada tahun 1824 sebagai tindak lanjut dari Treaty of London 1824, AS masih menguasai perdagangan lada di Aceh Barat dan Aceh Selatan. Sejak awal mula kapal niaga Amerika berlabuh di wilayah perairan Kerajaan Aceh, tidak pernah ada catatan gangguan, atau pun tindakan yang tidak wajar terhadap ABK kapal niaga AS yang turun ke darat, apalagi dirampas oleh kapal laut Kerajaan Aceh.

Tahun 1829, harga lada di pasaran internasional anjlok sehingga kapal2 niaga AS yang datang ke pelabuhan Aceh juga merosot.

Tanggal 7 Februari 1831 kapal niaga “FRIENDSHIP” berlabuh di pelabuhan Kuala Batu, Aceh Selatan. Ketika Nahkoda kapal “FRIENDSHIP”, Charles Moore Endicot, dan anak buahnya turun ke darat, kapal tersebut dibajak oleh sekelompok penduduk Kuala Batu namun dapat diambil alih kembali berkat bantuan kapal2 niaga AS lain yang kebetulan sedang berlabuh di Kuala Batu. Kapal “FRIENDSHIP” menderita kerugian sebesar $ 50.000,00 & 3 orang ABK terbunuh. Inilah tindakan permusuhan pertama yang dilakukan oleh orang Aceh terhadap orang AS, setelah lebih dari 50 tahun menjalin hubungan baik.

Salah satu sebab yang diduga memicu terjadinya insiden itu adalah penipuan yang dilakukan terus menerus oleh pedagang2 AS dalam hal mengurangi berat timbangan lada ketika membeli dari saudagar Aceh. Sebab lainnya adalah provokasi pihak Belanda yang berhasil membayar penduduk setempat bernama Lahuda Langkap untuk merampok kapal “FRIENDSHIP” dengan menggunakan kapal sewaan yang dikibarkan dengan bendera Aceh.

Singkat cerita, kabar kapal “FRIENDSHIP” dibajak sampai ke telinga salah seorang pemiliknya yang juga senator dari Partai Whip (Partai Republiken), Nathanian Silsbee, yang beroposisi terhadap pemerintahan Presiden Jackson. Oleh pemerintah AS, dikirimlah Kapal perang “POTOMAC” yang sebenarnya sedang dalam persiapan membawa
Menteri Luar Negeri van Buren ke Inggris.

Tanggal 9 Agustus 1831, kapten kapal “POTOMAC”, Komodor John Downes, menerima instruksi yang lengkap mengenai segala tindakan yang harus dilakukan sesampainya di Kuala Batu. Intinya menyelidiki terlebih dahulu insiden yang dialami kapal niaga “FRIENDSHIP” dengan tuntutan ganti rugi jika terbukti terjadi kekerasan.

Tanggal 29 Agustus 1831, kapal “POTOMAC” berangkat ke Aceh dengan membawa 260 prajurit marinir.

Di tengah jalan, Komodor John Downes mendapatkan berita insiden “pembajakan” kapal “FRIENDSHIP” yang dibumbui desas desus bahwa tidak mungkin mendapatkan ganti rugi dari penduduk Aceh, tanpa mengklarifikasi lebih lanjut desas desus tersebut, sehingga memutuskan untuk mengambil tindakan terhadap penguasa dan penduduk Kuala Batu. Sebelum tiba di perairan Kuala Batu, kapal “POTOMAC” disamarkan sebagai kapal Denmark dan menugaskan anak buahnya Letnan Marini Shubrick untuk turun ke darat & mengamati aktivitas penduduk Kuala Batu, sebelum memulai serangan.

Ternyata penyamaran kapal “POTOMAC” diketahui oleh penduduk Kuala Batu lalu mereka bersiap dengan segala kemungkinan.

Tanggal 6 Februari 1832, sebanyak 260 orang marinir Amerika di bawah pimpinan Shubrick mendarat di Kuala Batu dan mengepung benteng2. Kapal “POTOMAC” juga menembakkan meriam ke arah Kuala Batu hingga luluh lantak. Diduga kuat, serangan itu banyak menewaskan banyak warga sipil yang tidak bersalah & tidak tahu menahu masalah sebenarnya.

Tindakan Downes yang di luar batas perikemanusiaan ini dikecam sebagian politikus Amerika seperti George Bencroft. Media cetak yang terbit di Washington juga mengecam keras tindakan tersebut.

Pada tanggal 23 Juli 1832 seorang anggota DPR Amerika, Henry A.S. Dearborn dari Partai Republik Massachusetts mengajukan mosi yang meminta penjelasan Presiden Jackson mengenai "Instruksi Downes untuk menggempur Kuala Batu, dan laporan tentang peristiwa tersebut" kepada Kongres. Namun perjalanan mosi ini kandas & kasusnya dipetieskan.

Diklaim Situs Malaysia

Yang menarik adalah, kisah tragis yang banyak diceritakan di literatur asing terjadi di wilayah Aceh, tapi oleh salah satu situs Malaysia (http://www.sabrizain.org/malaya/potomac.htm) diklaim sebagai insiden yang terjadi di wilayah Malaysia.

Dalam situs tersebut misalnya kita bisa baca pada kalimat...

"...it is interesting for Students of MALAY HISTORY to note that the United State's first-ever armed intervention in Asia was against MALAY STATES in Sumatra..."

(Catatan: ini mungkin “kekeliruan” yang menggelikan karena mana ada wilayah Malaysia yang terletak di Sumatra?)

Atau

“...It was reported that ALL MALAYS fought to the death before the stockade was overcome...”
 
Di paragraf 13 nama “Acheh” memang disebut 4 kali tetapi lebih kepada kronologis singkat hubungan awal Aceh dengan Inggris dan Amerika.
 
Apakah kemungkinan ada 2 cerita pada periode yang sama atau berdekatan di tahun 1832? Berdasarkan apa yang saya baca dari referensi lain dan setelah membanding2kan dengan situs Malaysia tersebut, tidak ada kejadian lain, karena kronologis kejadiannya sama, nama kapalnya sama dan orang2 yang disebut sama.

Apakah maksudnya ingin menunjukkan bahwa yang terjadi di Aceh itu masuk dalam sejarah Melayu bukan sejarah Nusantara? Jika ini maksudnya, mengapa yang digadang2kan adalah "MALAY STATES", "MALAY HISTORY" dan "ALL MALAYS" (penduduk Malaysia) di situs tersebut?

Setelah rendang dan reog ponorogo, apakah secara halus Malaysia juga akan mengklaim sejarah Aceh?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun