Tau kenapa kebanyakan orang tua tidak mengingkan calon menantu mereka berasal dari keluarga broken home?, bukan karena mereka egois tapi karna mereka takut anak mereka mengulang kejadian yang sama dan terjebak didalam sebuah pola.
Lalu lebiih baik manakah : Â bertahan namun mengalami KDRT, atau berpisah?.
Pisah!!
Saya tidak perlu mejabarkan alasanya, karena tidak ada alasan serasional apapun untuk bertahan dari sebuah tindak kekerasan.
Namun satu hal yang mau saya tekan kan, mereka yang menjadi korban adalah korban seutuhnya sehingga mereka harus sadar dan keluar dari pola tersebut, jika tidak mereka akan mengubah status dirinya dari korban menjadi terdakwa (untuk pria), namun apa bila ia perempuan, ia akan kembali menjadi korban dipernikahan selanjutnya.
Contoh Kasus :
Suatu ketika salah satu teman wanita saya memaksa untuk bertemu, Lalu betapa kagetnya saya melihat kondisi wajahnya yang biru-biru. Dengan kepala menunduk dan suara terbata-bata ia pun bercerita mendapatkan kekerasan dari pacarnya.
Pacar ?!?! .... Mukul ?!?!, pasti kalian berpikir hal yang sama dengan saya.
Tindakan pertama yang saya sarankan adalah fisum dan lapor ke polisi, namun dia menolaknya dengan berbagai macam alasan yang tak masuk akal, lalu saya mengatakan dengan tegas ... tinggalkan dia tak pantas untuk mu!!, dia setuju dengan yang saya perintahkan dan memutuskan untuk mengakhiri hubunga .... Katanya.
Seminggu berlalu saya melihat social medianya mengupdate momen kebersamaan di sebuah kafe, menyusul post foto mesra selanjutnya.
Saya bingung dan menanyakan, tentang hubungan mereka. Lalu dia mengatakan tak sanggup pisah,naas tiga hari setelah pernyataan yang di sampaikan kesaya, dia kembali menghubungi saya dan mengatakan mengalami kekerasan.