Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit.
Ingatlah apa yang dikatakan-Nya kepada kamu, ketika Ia masih di Galilea,
yaitu bahwa Anak Manusia harus diserahkan ke tangan orang-orang berdosa dan disalibkan, dan akan bangkit pada hari yang ketiga."
Mereka segera pergi dari kubur itu, dengan takut, sukacita, dan berlari cepat untuk memberitahukan kepada murid-murid Yesus.
Keraguan dan Penolakan Thomas
"Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya," (Tomas, Abad I Ms).
Tomas, sosok yang sangat dikenal oleh umat Katolik dan Protestan. Ketika murid-murid Yesus menyampaikan padanya bahwa Yesus sudah bangkit dari kematian, ia meminta bukti. Kata-kata di atas merupakan ungkapan jujur dari dirinya. 'Sikap' Tomas seperti itulah, maka ia dikenang sebagai orang yang tidak mudah percaya, skeptis, minta bukti dan fakta baru percaya.
Sehingga, hingga kini, misalnya di Indonesia, terutama pada komunitas Minahasa, Maluku, NTT, jika dalam percakapan sehari-hari, ada orang suka menyangkal sesuatu (menolak, tak percaya, skeptis, selalu minta lihat bukti fisik), maka ia akan disebut, 'Dasar Tomas;' dalam artian menyamakan orang tersebut persis kelakuan Tomas
Sederhanya, denial, yang kini semakin popular pada kalangan milenial, walau salah kaprah memaknainya, merupakan proses atau mekanisme seseorang dalam rangka pertahanan dan penyusaian diri pada sikon kontemper yang terjadi atau dihadapinya; sikon tersebut, misalnya, kekalahan, kehilangan, kesedihan, duka, ketakutan, kekecewaan, cemburu, putus asa, dan lain sebagainya.