Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bukan Jin yang Disalibkan, tapi Yesus Kristus

16 April 2022   12:41 Diperbarui: 18 Juni 2022   20:57 942
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Opa Jappy dan Salib | Dokpri

Lenteng Agung, Jakarta Selatan | Sumber dari luar Alkitab (khususnya empat Injil) menunjukan bahwa ada sosok Yesus yang fenomenal pada Abad I Masehi. Sosok itu, dalam frame Kristologi (studi holistik atau menyeluruh tentang Kemanusiaan dan Ketuhanan Yesus Kristus) disebut "Yesus Historis."

Yesus Historis

Catatan sejarah yang menegaskan keberadaan Yesus termasuk diantaranya tulisan-tulisan dari sejarawan Romawi dan Yahudi, literatur rabinis (para Rabi Yahudi yang independen), dan komentator-komentator anti-Kristen yang hidup di masa-masa awal Kekristenan. Misalnya,

(i) Flavius Josephus, 37-100 M, Yesua adalah Kristus. Ketika Pilatus, berdasarkan saran dari orang-orang Yahudi, telah menghukumnya dengan cara disalibkan. Orang-orang yang atau murid-murid-Nya mencintainya, tidak meninggalkan dia. Setelah bangkit dari kematian, Ia menampakkan diri-Nya kepada mereka.

Ia  mencatat bahwa pada Tahun 30an Masehi, wakil resmi Kekaisaran Romawi di Yudea menghukum mati sejumlah permberontak, penjahat dengan cara disalibkan.

Salah satu orang yang dihukum (atas perintah Perwakilan Roma di Yudea yaitu Gubernur Pontius Pilatus) tersebut adalah Yesus dari Nazareth. Yesus dihukum mati, seturut tuduhan massa,  karena Ia menyapa diri sebagai Yesus Orang Nazareth Raja Orang Yahudi. Sebutan seperti itu pada konteks politik, keamanan, hukum  Kekaisaran Romawi, berdampak pada hanya satu pilihan yaitu hukuman mati

(ii) Tacitus, 56--120 M, penyaliban Yesus benar-benar terjadi

(iii) Plinius yang Muda, 62--11 M, gubernur Romawi di Asia Kecil, menegaskan bahwa orang Kristen perdana menyembah Yesus sebagai Tuhan

(iv) Lucian Samosota, 125--180 M, menyatakan bahwa orang-orang Kristen, dia mengakui bahwa Yesus benar-benar ada sejak saat itu mereka mengubah keyakinan mereka dan menolak dewa-dewa Yunani dan menyembah orang bijak yang disalibkan, dan hidup menurut hukumnya

(v) Celsus, filsuf Yunani abad II, dengan tegas menyatakan bahwa Yesus itu ada.

Semua catatan narasi historis dari Yosephus tersebut memperkuat catatan Markus, Matius, Lukas, dan Yohanes dalam Injil.

Disalibkan, Mati, dan Dikuburkan

Gubernur Pontius Pilatus sebagai Wakil Romawi di Yehuda, ketika mengadili Yesus, sempat berkata kepada massa, "Sesungguhnya tidak ada suatu pun yang dilakukan-Nya yang setimpal dengan hukuman mati. Jadi aku menghajar Dia, dan melepaskan-Nya. Apakah kamu menghendaki supaya kubebaskan raja orang Yahudi ini?"

Massa meminta agar Yesus dihukum mati. Pilatus masih sempat berkata, "Jika begitu, apakah yang harus kuperbuat dengan orang yang kamu sebut raja orang Yahudi ini?"

Pilatus tidak menemukan kesalahan fatal yang Yesus lakukan dan setara dengan hukuman mati. Tapi, Pilatus ingin memuaskan hati orang banyak, ia menyerahkan Yesus kepada massa untuk disalibkan.

Semuanya itu terekam dengan baik pada banyak perempuan yang melihat dari jauh, yaitu perempuan-perempuan yang mengikuti Yesus dari Galilea untuk melayani Dia. Antara lain Maria Magdalena, dan Maria ibu Yakobus dan Yusuf, dan ibu anak-anak Zebedeus. Sebagai saksi mata, orasi dan narasi tersebut tersebar dalam bentuk tuturan. Dan, belakangan mereka deskripsikan pada sejumlah tulisan; yang ditemukan puluhan tahun kemudian.


Berdasarkan catatan di atas, peristiwa Kematian Yesus sesuai eksekusi mati dalam Hukum Kekaisaran Romawi, dengan cara penyaliban atau disalibkan, menjelaskan beberapa hal; antara lain

Yesua benar-benar mati karena penyiksaan dan disalibkan. Ia diadili dalam persidangan Mahkamah Agama dengan tuduhan bahwa, Yesus menyebut diri sebagai YHWH (Yahweh atau TUHAN). Suatu tuduhan yang sangat fatal. Sebab, sebutan TUHAN, pada religiusitas Yahudi, sangat suci, terhormat, dan tak sembarangan diucapkan; apalagi menyamakan diri dengan YHWH. Keputusan Mahkamah Agama adalah Yesus harus dihukum mati. Orang-orang yang menangkap Yesus, cukup cerdik. Agar tidak dituduh (oleh Kekaisaran Romawi) main hakim sendiri, mereka membawa Yesus ke hadadapan Pontius Pilatus; dengan banyak  tuduhan, antara "Yesus menyebut diri sebagai Raja Orang Yahudi."

Jadi, yang tergantung atau disalibkan terswbut adalah Yesus; Ia bukan jin atau sosok lain, atau pun orang lain atau pengganti. Ini juga dengan tegas menolak orasi dan narasi bahwa, "Yang tersalib itu adalah jin atau ada jin pada diri Yesus."

Keyakinan pada diri murid-murid yang merawat jenazah Yesus. Yusuf Arimatea menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus. Pilatus meluluskan permintaan tersebut. Kemudian, ia memerintahkan tentara menyerahkan jenazah Yesus ke murid-murid-Nya.

Mereka, murid-murid tersebut, tanpa keraguan bahwa yang mereka terima adalah jenazah Yesus. Sehingga murid-murid (i) mengapani dengan kain lenan yang putih bersih, (ii) membaringkan di dalam kubur yang baru, (iii) menggulingkan sebuah batu besar ke pintu kubur itu, (iv) Maria Magdalena dan Maria yang lain tinggal di situ duduk di depan kubur.

Walapun Yesus sudah mati dan dikuburkan, namun imam-imam Yahudi dan dan orang-orang Farisi masih ketakutan. Sehingga mereka menghadap Pilatus, berkata, "Tuan, kami ingat, bahwa si penyesat itu sewaktu hidup-Nya berkata: Sesudah tiga hari Aku akan bangkit. Karena itu perintahkanlah untuk menjaga kubur itu sampai hari yang ketiga; jikalau tidak, murid-murid-Nya mungkin datang untuk mencuri Dia, lalu mengatakan kepada rakyat: Ia telah bangkit dari antara orang mati, sehingga penyesatan yang terakhir akan lebih buruk akibatnya dari pada yang pertama."

Pilatus pun mengaminkan permintaan mereka. Dan berkata, "Ini penjaga-penjaga bagimu, pergi dan jagalah kubur itu sebaik-baiknya."  Dengan bantuan penjaga-penjaga, mereka memeterai kubur Yesus dan menjaganya.

Hal tersebut, juga (ikut) membuktikan bahwa Yesus benar-benar mati dan dikuburkan; bukan "Jin yang mati dan dikuburkan."

Ia benar-benar mati sebagai korban penebusan salah dan dosa umat manusia, sebagai keyakinan dan iman para pengikut Yesus. Itulah "Yesus Iman."

Selamat Merayakan dan Melaksanakan Keheningan

Opa Jappy | Indonesia Hari Ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun