Dan, yang paling anyar adalah KPK. KPK pun tumbuh menjadi 'Lembaga Superbody' yang berwibawa dan menakutkan. KPK pun memiliki rangkap fungsi (i) edukasi publik agar stop korupsi, (ii) menangkap koruptor (iii) bersihkan korupsi dari NKRI.
Amputasi di KPK
Namun KPK dirundung malang dan kemalangan. Dan ini menambah keprihatinan banyak orang, termasuk saya. Bayangkan saja, di KPK, terjadi (i) bukti perkara yang (sengaja di) hilang atau tercuri, (ii) penyidik yang memeras atau sekaligus pemeras, (iii) ratusan karyawan yang miskin integritas terhadap Bangsa dan Negara, (iv) sejumlah besar yang minim Wawasan Kebangsaan, (v) and masih banyak yang lainnya.
Pada sikon seperti itu (di atas), terlalu naif jika saya ikut dan ikutan berseru agar membubarkan KPK. Karena, tak mungkin 'membunuh tikus dengan cara membakar lumbung padi serta gandum.'
Membiarkan KPK menuju keterpurukan, itu tak mungkin; membiarkan KPK dengan minim harapan rakyat (agar mampu berantas korupsi), juga tak mungkin.
Satu-satunya langkah raksasa adalah pembenahan besar-besaran di/dalam Tubuh KPK; dilakukan oleh KPK (intern) dan intervensi kekuatan politik dari DPR serta Presiden (ekstern).
Dengan itu, KPK, DPR, Presiden harus berani amputasi anggota Tubuh KPK yang sudah rusak, busuk, dan membusuk. Dalam arti mengganti semua personil KPK yang terbukti melakukan pelanggaran hukum, tanpa intergritas, dan tiada wawasan kebangsaan. Amputasi tersebut, pasti, menyelamatkan Tubuh KPK dari kehancuran yang parah.
Mereka Meraung-raung
Hasil Diagnosa (Intern) di KPK sudah tepat; jalan tobat, mereka tak sudi; jadi, Â eksekusi harus dilakukan; amputasi pun terjadi.
Mungkin saja, mereka yang telah diamputasi itu, berpikir bahwa "Akan Aman-aman Saja, Walau miskin dan minim Intergritas serta Wawasan Kebangsaan." Salah; mereka salah pikir dan berpikir tak benar. Amputasi tiada ampun dan melenyapkan over PD mereka.
75 potongan anggota tubuh KPK (yang busuk) dan telah diamputasi itu pun meraung-raung tanpa darah; rencana dan cita-cita besar mereka pun sirna serta lenyap, lunglai, dan tak berdaya.