Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

#GT sebagai Penghukuman Publik terhadap Anies Baswedan

8 Januari 2020   12:21 Diperbarui: 4 Februari 2022   09:02 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Kanal IHI

Nah.

Agaknya, 'pencipta #GT,' siapa pun dia, adalah orang atau seseorang yang terus menerus mengikuti arah kebijakan dan kerja Gubernur DKI Jakarta. Sehinggga ia mampu menilai dengan baik, sesuai versinya, bahwa orasi dan karya nyata Sang Gubernur tidak sesuai harapan publik, sehingga layak mendapat predikat "Gubernur Terbodoh." Dan, agar mendapat dukungan publik, ia sebarkan dengan #GT.

Ternyata benar; publik 'menerima' #GT tanpa protes; mereka pun menyebarkan ulang, plus ditambah dengan berbagai frasa dan idiom baru; dan semuanya menunjukan nada-nada miring terhadap Gubernur DKI Jakarta.

#GT sebagai Penghukuman Publik

Jika menelusuri kemampuan akademis melalui jejak digital, maka gelar #GT terhadap Gubernur DKI Jakarta mungkin sangat berlebihan. 

Sebab, Sang Gubernur tersebut memiliki latar pendidikan yang sangat memadai atau bisa disebut cukup tinggi. Itu bermakna, latar dan kualitas pendidikannya tidak mendukung dirinya sebagai #GT atau mendapat  'gelar GT.'

Agaknya, #GT muncul atau dimunculkan bukan karena rendahnya kualitas pendidikan Sang Gubernur, melainkan kinerja dan kebijakannya; yang menurut publik tidak sepadan dengan jabatan, kedudukan, serta latar pendidikannya.

Publik, yang setuju dengan #GT, tentu memberi gelar GT karena mereka tidak puas dengan hasil yang dicapai oleh Sang Gubernur, yaitu "tidak mencapai apa-apa" atau jauh dari yang dijanjikan selama kampanya dan tidak sesuai harapan.  

Mungkin saja, publik memberi #GT karena melihat hasil kerja Sang Gubernur pada bidang penyempitan trotoar di Jakarta; memunculkan macet di sejumlah kawasan; pembiaran tumpukan sampah; terhentinya program pengendalian air atau banjir di Jakarta; tidak mampu menangani banjir di Jakarta, atau bahkan tampilan ASN DKI Jakarta, dan lain sebagainya. Atau, masih banyak hal lainnya.

Semuanya itu mereka tumpuk jadi satu atau jejerkan, serta bariskan sehingga berujung pada penghukuman terhadap Sang Gubernur. Mereka menghukum Sang Gubernur dengan memberi gelar GT.

Reaksi Gubernur

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun