Catatan II
Kutipan di atas, merupakan hasil refleksi 'masa depan' Â dari Sang Sosok Lama, yang akrab dipanggil Ayub pada Komunitas Iman Yahudi, Katolik, Islam, dan Protestan. Keberadaan Ayub, Sang Sosok Lama itu, jauh sebelum muncul agama-agama atau pun manusia mengenal Sang Khalik.
Ia, menjalani suatu proses hidup hidup yang sangat lengkap; walau tidak ada info detail tentang asal-usulnya, namun bukan bermakna Ayub muncul dari hamparan kosong yang tak terjejak. Â Ayub pernah mengalami sebagai manusia kaya raya, lalu menjadi miskin dan termiskin serta papa, kemudian kembali sebagai Orang Ternama pada masanya.
Kutipan di atas, merupakan ungkapan hati Ayub, ketika ia sementara ada dalama derita dan penderitaan; dalam keadaan itu, ia berharap agar segera  'menjadi tak ada di Bumi.'
##
24 Agustus 1976
17 September 2018
"Ia telah mengakhiri pertandingan yang baik;
ia telah mencapai garis akhir dan
ia telah memelihara iman.
Sekarang telah tersedia baginya mahkota kebenaran yang dikaruniakan Tuhan padanya."
Selamat  Jalan Andy Pellokila; Diriku yang tua ini, hanya bisa berkata, "Umurnya telah lalu, telah gagal rencana-rencanamu, dan cita-citamu, (Ayub 17:11)." Itulah ucapan pertamaku, ketika mendapat berita tentang kepergian Andy, adikku yang bungsu.
Tak terasa airmataku mengalir, karena durasi hidup dan kehidupannya hanya 42 tahun (lebih singkat dari ayah kami yang tiada puluhan tahun silam, di usia 45 tahun); ia hanya jalani semuanya secara cepat, singkat, dan tak lama.
Saya hanya bisa protes dala kesedihan, mengapa begitu cepat? Padahalk 24 Agustus kemarin, kami masih Video Call, ulang tahunnya; dan 26 Agustus, juga ia lakukan yang sama.