Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Haik Lambang Filosofi Orang Rote

23 Januari 2018   19:14 Diperbarui: 24 Januari 2018   07:37 2571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Diaspora Rote | Sang Penyadap

 Tetap memegang haiki minum, juga bisa cepat 'menolak' jika yang disuguhkan adalah sopi atau arak tradisional Orang Rote, yang berasal dari 'turunan' air nira. [Note: Orang Rote mempunyai minuman beralkohol yang khas yaitu sopi. Air nira dicampur berbagai akar-akaran dan difragmentasi menjadi laru; kemudian laru disuling menjadi sopi].

Ini adalah ciri khas kekerabatan Orang Rote, karena mereka memegang teguh budaya bertutur, maka setiap kesempatan (misalnya pada waktu melayat), jika ada celahnya, digunakan untuk bertutur. Dan itu hanya bisa terjadi jika sementara duduk bersama dan minum dengan haik. Di sini, memegang haik sebagai tanda bahwa 'Saya masih mendengar apa-apa yang dibicarakan dna menghormati siapa yang bicara.' 

Bertutur pada waktu makan dan minum, juga adalah sisi kebiasaan Orang Rote (sementara pada belahan lain, pada waktu makan dan minum, harus diam atau tak banyak bicara); biasanya mengenai silsilah, sejarah, asal usul; bahkan setelah Agama Kristen masuk di Rote, maka pada waktu bertutur, juga ada bahasan keagamaan.

Dokumentasi Diaspora Rote
Dokumentasi Diaspora Rote
Haik untuk Sasando

Bentuknya sama dengan haik untuk memikul atau pun menjual tuak, namun pegangannya digantik gondola senar. Mencerminkan hidup dan kehidupan Orang Rote yang tak pernah statis; dalam diam sekalipun, mereka mampu menggetarkan orang lain dengan irama serta suara yang merdu dan penuh keindahan.  

Dokumentasi Diaspora Rote | Sang Penyadap
Dokumentasi Diaspora Rote | Sang Penyadap
Haik, bukan sekedar alat untuk untuk menunjang keperluan hidup dan kehidupan, melainkan mencerminkan atau perlambang filosofi Orang Rote di mana pun ia berada. 

Haik, walau terlihat rapuh, namun tahan lama, tapi mudah bocor jika terkena benda kasar atau logam. Oleh sebab itu, pemilik haik harus menjaganya agar tidak berbenturan dengan benda keras. Itulah yang ada pada setiap pribadi Orang Rote, mereka akan menjaga dirinya sehingga tak melakukan benturan dengan apa dan siapa pun.  Jika ia ada dalam sikon yang tak bisa dihindari, maka di situlah ia tampil sebagai pelindung yang lainnya, agar tak ada yang retak dan hancur. 

Haik Tak Pernah Retak di tangan Orang Rote; dan Orang Rote bukan Haik yang Retak.

Itulah Haik

Opa Jappy | Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun