Tetap memegang haiki minum, juga bisa cepat 'menolak' jika yang disuguhkan adalah sopi atau arak tradisional Orang Rote, yang berasal dari 'turunan' air nira. [Note: Orang Rote mempunyai minuman beralkohol yang khas yaitu sopi. Air nira dicampur berbagai akar-akaran dan difragmentasi menjadi laru; kemudian laru disuling menjadi sopi].
Ini adalah ciri khas kekerabatan Orang Rote, karena mereka memegang teguh budaya bertutur, maka setiap kesempatan (misalnya pada waktu melayat), jika ada celahnya, digunakan untuk bertutur. Dan itu hanya bisa terjadi jika sementara duduk bersama dan minum dengan haik. Di sini, memegang haik sebagai tanda bahwa 'Saya masih mendengar apa-apa yang dibicarakan dna menghormati siapa yang bicara.'Â
Bertutur pada waktu makan dan minum, juga adalah sisi kebiasaan Orang Rote (sementara pada belahan lain, pada waktu makan dan minum, harus diam atau tak banyak bicara); biasanya mengenai silsilah, sejarah, asal usul; bahkan setelah Agama Kristen masuk di Rote, maka pada waktu bertutur, juga ada bahasan keagamaan.
Bentuknya sama dengan haik untuk memikul atau pun menjual tuak, namun pegangannya digantik gondola senar. Mencerminkan hidup dan kehidupan Orang Rote yang tak pernah statis; dalam diam sekalipun, mereka mampu menggetarkan orang lain dengan irama serta suara yang merdu dan penuh keindahan. Â
Haik, walau terlihat rapuh, namun tahan lama, tapi mudah bocor jika terkena benda kasar atau logam. Oleh sebab itu, pemilik haik harus menjaganya agar tidak berbenturan dengan benda keras. Itulah yang ada pada setiap pribadi Orang Rote, mereka akan menjaga dirinya sehingga tak melakukan benturan dengan apa dan siapa pun. Â Jika ia ada dalam sikon yang tak bisa dihindari, maka di situlah ia tampil sebagai pelindung yang lainnya, agar tak ada yang retak dan hancur.Â
Haik Tak Pernah Retak di tangan Orang Rote; dan Orang Rote bukan Haik yang Retak.
Itulah Haik
Opa Jappy | Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H