Saya yang ada di RPTRA Kali Jodoh, juga menuju Balai Kota. Dalam perjalanan, saya sempat membuat video sisa-sisa aksi pembakaran bunga, (lihat video https://youtu.be/HYmCk5yMNkI).
Dari sisa-sisa aksi bakar bunga tersebut, terlihat dengan jelas, mereka lakukan pembakaran bukan karena karena tak sengaja namun terencana.
Ada yang mau bantah? Monggolah!
Sengaja dan Tak Sengaja
Saya tak pandai berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, namun cukup memahami makna kata-kata bahasa Indonesia. Jadi, inilah pemahaman terbatas saya tentang sengaja dan tak sengaja.
Sengaja; bisa dimaknai sebagai kata, perbuatan, dan tindakan yang direncanakan sebelumnya; suatu upaya yang teratur, sistimatis, terpola, serta berdampak nyata. Misalnya, "Buruh melakukan penataan papan bunga di depan Balai Kota DKI Jakata." Di sini, buruh melalukan tindakan yang direncankan, dan akan berdampak pada keteraturan serta keindahan di depan Balai Kota DKI Jakarta.
Tidak Sengaja; sederhananya adalah berlawanan dengan "sengaja." Tidak sengaja bisa juga dimaknai senbagai sesuatu yang tak terpola, tidak direncanakan, tiba-tiba, dan spontan. Misalnya, "Buruh membersihkan papan bunga di depan Balai Kota DKI Jakarta yang sudah layu dan kering."Â Di sini, buruh lakukan pembersihan, namun "tak sengaja," mereka merusak atau membakar papan bunga yang masih segar. Tindaka tak sengaja tersebut, tiada mungkin mencapai ratusan atau bahkan lebih dari seribu papan bunga.
Jadi, berdasarkan makna "sengaja" dan "tak sengaja" serta hasil pantauan (di video saya), maka aksi bakar bunga oleh oknum buruh pada 1 Mei, adalah perbuatan yang sengaja dan direncanakan.
Â
Mereka, para buruh, terprovokasi melalui orasi dan sikon yang memanas, sengaja dibuat, selanjutnya memunculan tindakan anarkis serta penuh amarah. Marah terhadap entah siapa, namun merusak yang ada di depan mata; marah terhadap Basuki Djarot, namun merusak simpati publik. Dan, semuanya itu adal tindakan yang sangat memalukan.
Berdasarkan semuanya itu, untuk mereka yang ada di balik aksi anarkis bakar bunga, bertobatlah.
Karena kalian tak bisa membakar bunga-bunga dalam hati kami.
Kalian bakar sejuta papan bunga, makan muncul ratusan juta papan bunga.