[caption caption="Sumber: Relawan Cinta Ahok"][Sumber: Relawan Cinta Ahok]
Catatan Pertama
Pagi-pagi, pas bangun tidur sekitar jam 08.00 WIB, ada posting menarik di WA Grup Indonesia Hari Ini; bunyi sebagai berikut
Sekjen Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (Opsi), Timboel Siregar
“Saya dan teman-teman Opsi mengutuk tindakan yang merendahkan buruh itu.
Ada pimpinan buruh kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang ikut dalam aksi May Day di Jakarta, kemarin. Patut diduga yang memprovokasi dan ikut membakar karangan bunga itu adalah oknum kader PKS.
Peristiwa pembakaran bunga di depan balai kota pada hari Buruh Internasional itu merupakan tindakan yang mencoreng nilai-nilai baik gerakan buruh.
Bagaimana buruh bisa diterima di masyarakat bila tindakan-tindakan yang dilakukannya membuat masyarakat membencinya.
Saya mengecam keras tindakan oknum buruh yang dengan sengaja membakar bunga-bunga tersebut.
Pilkada DKI sudah selesai, saatnya kaum buruh bersatu. Tindakan pembakaran tersebut memicu potensi gerakan buruh menjadi terus terbelah.
Bagaimana buruh bisa mencapai kesejahteraannya kalau buruh terus dibawa ke arah perpecahan oleh pemimpin buruhnya. Tidak mungkin itu.
Seluruh pemimpin buruh harus nenahan diri dan harus lebih mementingkan persatuan kaum buruh.
Jangan memikirkan kepentingan sendiri yang akan melemahkan perjuangan buruh"
Catatan Kedua
Setelah membaca pernyataan Sekjen Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (Opsi), Timboel Siregar tersebut, saya melakukan beberapa penelusuran; ternyata, apa-apa yang dikatakan Timboel Siregar tersebut sangat beralasan.
Sejumlah video di Youtube dan sangat banyak berita di media pemberitaan dan portal berita menunjuk dengan jelas bahwa Said Iqbal di balik aksi pembakaran bunga untuk Basuki Djarot, (silahkan bantah, jika tak benar).
Bahkan, ada pernyataan Said Igbal, menurut laporan CNN Indonesia, http://m.cnnindonesia.com/nasional/20170501175224-20-211419/said-iqbal-sebut-aksi-bakar-bunga-untuk-bantu-ahok/.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan, "Aksi tersebut untuk membantu Ahok, membersihkan kawasan kota. Itu sedang membantu gubernur supaya sampahnya enggak banyak.
Aksi pembakaran karangan bunga kemungkinan dipicu kekesalan buruh karena polisi memblokade jalan menuju istana presiden.
Suasana panas kemudian polisi memblokade. Padahal buruh aksi itu sudah sesuai UU di mana kita sudah mendapat tanda terima dari Mabes Polri, tapi kan di blokade."
Pada bagian lain, menurut laporan media, para buruh menyatakan bahwa aksi pembakaran tersebut adalah "sesuatu yang tak sengaja" dan mendapat pembelaan dari Said Iqbal. Di sini, berbeda dengan orasi provokatif yang terlihat di Youtube.
Catatan Ketiga
Sementara itu, bersamaan dengan aksi pembakaran bunga, lebih dari seribu Relawan Basuki Djarot dan masyarakat ada di RPTRA Kali Jodoh. Sebagian dari antara mereka melakukan "nonton bareng" aksi pembakaran bunga melalui live streaming di HP.
Sekitar jam 18.00, sejumlah relawan, dipelopori oleh Anastasia Sianturi, menyalakan lilin keprihatinan di Kali Jodoh. Setelah itu, para pendukung Basuki Djarot menuju Balai Kota, untuk melakukan "aksi lilin."
Saya yang ada di RPTRA Kali Jodoh, juga menuju Balai Kota. Dalam perjalanan, saya sempat membuat video sisa-sisa aksi pembakaran bunga, (lihat video https://youtu.be/HYmCk5yMNkI).
Dari sisa-sisa aksi bakar bunga tersebut, terlihat dengan jelas, mereka lakukan pembakaran bukan karena karena tak sengaja namun terencana.
Ada yang mau bantah? Monggolah!
Sengaja dan Tak Sengaja
Saya tak pandai berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, namun cukup memahami makna kata-kata bahasa Indonesia. Jadi, inilah pemahaman terbatas saya tentang sengaja dan tak sengaja.
Sengaja; bisa dimaknai sebagai kata, perbuatan, dan tindakan yang direncanakan sebelumnya; suatu upaya yang teratur, sistimatis, terpola, serta berdampak nyata. Misalnya, "Buruh melakukan penataan papan bunga di depan Balai Kota DKI Jakata." Di sini, buruh melalukan tindakan yang direncankan, dan akan berdampak pada keteraturan serta keindahan di depan Balai Kota DKI Jakarta.
Tidak Sengaja; sederhananya adalah berlawanan dengan "sengaja." Tidak sengaja bisa juga dimaknai senbagai sesuatu yang tak terpola, tidak direncanakan, tiba-tiba, dan spontan. Misalnya, "Buruh membersihkan papan bunga di depan Balai Kota DKI Jakarta yang sudah layu dan kering."Â Di sini, buruh lakukan pembersihan, namun "tak sengaja," mereka merusak atau membakar papan bunga yang masih segar. Tindaka tak sengaja tersebut, tiada mungkin mencapai ratusan atau bahkan lebih dari seribu papan bunga.
Jadi, berdasarkan makna "sengaja" dan "tak sengaja" serta hasil pantauan (di video saya), maka aksi bakar bunga oleh oknum buruh pada 1 Mei, adalah perbuatan yang sengaja dan direncanakan.
Â
Mereka, para buruh, terprovokasi melalui orasi dan sikon yang memanas, sengaja dibuat, selanjutnya memunculan tindakan anarkis serta penuh amarah. Marah terhadap entah siapa, namun merusak yang ada di depan mata; marah terhadap Basuki Djarot, namun merusak simpati publik. Dan, semuanya itu adal tindakan yang sangat memalukan.
Berdasarkan semuanya itu, untuk mereka yang ada di balik aksi anarkis bakar bunga, bertobatlah.
Karena kalian tak bisa membakar bunga-bunga dalam hati kami.
Kalian bakar sejuta papan bunga, makan muncul ratusan juta papan bunga.
Sehingga, Setangkai Bunga bukan lagi lambang keterpihakan, namun Simbol Perlawanan.
Opa Jappy | Dari Sekitaran Universitas Indonesia, Depok
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H