Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Politik

[Siapa] Pengusung Adhyaksa Dault Menuju DKI 1

23 Maret 2016   15:00 Diperbarui: 24 Maret 2016   16:48 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Sejak 2015 yang  lalu Adhyaksa Dault, mantan menteri berprestasi gemilang, jika ada, telah mencalonkan diri sebagai bakal calon gubernur DKI Jakarta. Ia pun bergerak, melakukan pendekatan kesana-kemari, sambil memperkenalkan diri keberabagai elemen, termasuk arus bawah rakyat DKI Jakarta. Nopember 2015, bertempat di salah satu café di sekitaran Senayan, kelompok orang yang menyatakan diri sebagai Eksponen Muda Lintas Iman atau EMLI mengusung Adhyaksa Dault sebagai Kandidat Gubernur Jakarta.

Lalu siapa EMLI  tersebut!?

Cukup sulit menemukan informasi tentang Si EMLI; nyaris tak ada info di laci arsip Mbah Google; sejak kapan muncul, apa saja kegiatan mereka!? Setelah melakukan pola “tanya sana-sini” ada info bahwa personil ELMI antara lain

Viktus Murin, Mantan Sekjen Presidium GMNI/Gerakan Mahasiswa Nasiona Indonesia

Nixon Gans,  Mantan Sekjen PP GAMKI/Gerakan Angkatan Muda Indonesia.

Pdt. Vecky RaklyTuju, S.Th

Pdt. Weldy Paat, S.Th

Pdt. Adry Kamasih, S.Th

Pdt. Stenly Semolang, S.Th

Pdt. Riko Mundung

Pdt. Andre Runtu

Pdt. Bambang Baduge

Pdt. Nofri Bogian

Pdt. Felmer Kemelotang

Pdt. Max Tatopa

Rahel Tuerah

Dikson Siringoringo

John  Siregar

Stephen Pangkerego

Nelwan Rompis

Alexander Dominggo Atawolo

Fransiskus Xaverius Namang

Donny Lumingas

Silvester Mbete

Hironimus Abi

Achmad Suhawi

Hj. Lily Wahid

 Dengan “nama besar” Eksponen Muda Lintas Iman, dalam pemikiranku, mereka adalah bagian dari atau aktivis “kegiatan lintas iman;” misalnya, dialog antar iman, tampil dalam advokasi terhadap mereka yang mengalami korban kekerasan karena imannya, serta giat-giat kebersamaan umat beragama yang melintasi batas-batas SARA, bahkan berani bersuara jika ada peristiwa pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan.

Sayangnya, saya salah besar; kuberpikir salah.Sebab, ketika menelusuri beberapa nama dari list ELMI, tidak menemukan apapun. Hanya nama Hj. Lily Wahid, itu pun dalam konteks pemikiran Gus Dur. Lalu, siapa ELMI!?

Bisa jadi ELMI hanyalah elemen yang dibentuk atau terbentuk dalam rangka mengusung Adhyaksa Daullt sebagai (Calon) Gubernur DKI. Simak pernyataan personil EMLI berikut ini.

Lily Wahid, “Sejak lama ingin ibukota dipimpin oleh sosok Adhyaksa Dault; Adhyaksa Dault sebagai sosok yang memiliki toleransi tinggi, kalau bilang A ya A. Kalau bilang B ya B.

Hal yang hampir sama juga diungkapkan oleh Viktus Murin (Mantan Sekjen Presidium GMNI/Gerakan Mahasiswa Nasiona Indonesia),  “Jakarta sebagai ibu kota negara Republik Indonesia yang di dalamnya terdapat masyarakat yang multi kultur dari suku, agama, ras, golongan, profesi dan kelas sosial. Adhyaksa Dault memiliki track record yang jelas. Ia sosok yang dibutuhkan DKI Jakarta. Adhyaksa Dault sebagai sosok yang bersih, berwatak kebangsaan sekaligus religius (Nasionalis-Religius). Hal itu, tampak dalam pengambilan kebijakan dan tindakan kepemimpinannya saat masih menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga. Adhyaksa Dault sebagai sosok yang tegas, bersih atau anti korupsi, dan memiliki landasan mental-spiritual yang baik sebagai pijakan moral dalam menjalankan kepemimpinannya.”

 

Selain Lily dan Viktus, personl ELMI lainnya yaitu Ahmad Suhawi, menyatakan bahwa, “Dalam menghadapi Pilkada Jakarta semua kandidat diharapkan tetap bisa menjaga pola berdemokrasi secara beretika dengan tidak membuat statemen provokatif yang bisa memecah belah masyarakat. Sekarang berkembang seolah-olah yang Tionghoa dan Kristen semuanya mendukung Ahok, sehingga jika yang Tionghoa dan Kristen yang tidak mendukung Pak Ahok itu dianggap musuh.  Di sisi lain seolah-olah Pak Adhyaksa itu anti Kristen dan karena itu, maka umat Muslim yang tidak mendukung beliau adalah musuh. Padahal kondisi di bawah tidak seperti itu, karena itu, kepada para kandidat dan tim suksesnya agar wajib menjaga kemajemukan dan kerukunan beragama yang sudah terjalin erat di Jakarta. Jangan merusaknya. Tetapi mari jadikan pilkada DKI Jakarta ini sebagai ajang peningkatan kualitas demokrasi dan pendewasaan keberagaman.”

 

Cukup. Itu saja, dan tak ada lainnya; ternyata kegiatan EMLI yang paling terlihat adalah mengusung Adhyaksa Dault agar (nanti) menjadi Gubernur Jakarta. Oleh sebab itu, mereka pun terus menerus berupaya agar Adhyaksa Dault (dan juga kandidat wakilnya) diusung oleh Parpol.

Walau hingga kini belum ada satupun Parpol melirik atau memberi sinyal kepada Adhyaksa, namun ELMI sudahmelakukan “kejar kandidat Wagub untuk Adhyaksa Dault.” Nama-nama yang masuk dalam perhatian ELMI  antara lain, Benny J Mamoto, Mechias Markus Mekeng, Jerry Sambuaga, Gorys Mere, Sri Adiningsih, Alex Retraubun, Natalis Pigai, Johnson Panjaitan, Garin Nugroho, Bakti Nendra Prawiro, Alida Guyer, dan Eka Sari Lorena Surbakti.

Sebagian besar dari mereka adalah “nama-nama besar” yang dikenal publik, dengan berbagai kelebihan pada bidang masing-masing.

Menurut Viktus Murin, Adhyaksa Dault memerlukan pendamping yang sepadan dalam hal pemahaman dan praksis spirit Nasionalis - Religius, sekaligus menjadi simbol kohensivitas atas kemajemukan masyarakat Jakarta. Oleh sebab itu, ia mengusulkan Tokoh Kristiani untuk memperkuat visi pembangunan Jakarta yang Teguh Beriman. Suatu usulan, menurut Murin, berdasar hasil dari riset terbatas berbasis informasi dan data media massa.

Great, kerja bagus. Paling tidak, ELMI telah menunjukkan bahwa mereka bukan untuk dialog antar iman dan sejenisnya, namun “ormas politik;” entah sudah atau belum berbadan hukum, kutak tahu menahu.

Dengan demikian, Adhyaksa Dault telah mendapat sedikit hiburan; belum ada parpol yang mendukung dirinya, tapi sekelompok orang telah mensuport agar maju sebagai (calon) Gubernur DKI Jakarta.

Tapi, ini Cuma tetapi, jika melihat sepakterjang Adhyaksa Dault, terutama ucapan-ucapannya mengenai Ahok, membuat diriku malah ragu bahwa ia seseorang yang terbuka dan memahami betul makna “lintas iman.” Pada banyak kesempatan, sebagaimana terekam media, justru Adhyaksa Dault  “meminta” Ahok agar pindah agama. Waduh.

Di sini, telah menunjukan bahwa Adhyaksa telah menunjukkan  “pra-kampanye” yang buruk; ia mau menjadi Gubernur  DKI  yang multi latar belakang dan strata, namun mengeluarkan pernyataan  yang tak edukatif, padahal pengusungnya adalah mereka yang lintas iman.

So, agaknya Adhyaksa Dault perlu berbenah, agar ada Parpol yang mau mengusung dirinya. Jika tidak, maka Adhyaksa hanya sampai pada “Mantan Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta.”

Mungkin hal tersebut telah dirasa oleh Adhyaksa, sehingga pada suatu kesempatan ia mengatakan bahwa; “Kalau nggak berhasil ini bagian dari proses pendewasaan kita. Kita tidak akan menggunakan cara-cara saling menjatuhkan. Sampai hari Ini relawan yang bekerja ke saya, yang bener-bener relawan, rela an nggak ngelawan. Independen bener, nggak  ada sponsornya. TV nggak punya. Kalau setiap hari di TV saya bingung juga. Kita bersaing secara fair. Kalau nanti elaktabilitias saya rendah terus, siapa yang lebih baik dari kita, kita akan dorong siapa lagi.Kita akan mencoba cari, jika ada partai yang melamar kenapa tidak; saya akan maju menjadi calon gubernur, bukan calon wakil gubernur. Saya tidak akan menjadi cawagub, orientasi saya bukan kekuasaan, saya sudah pernah menjadi Menteri Pemuda dan Olah Raga, saya berusaha mencari perubahan.”

 

So Selamat berjuang, perjalanan masih jauh.

 

 

 

 

 

OPA JAPPY | FOTO INDONESIA HARI INI

Janji Adhyaksa Dault Membangun Jakarta dengan Kapitalis Sekuler

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun