Itulah Sang Maestro; sastrawan dengan sejumlah prestasi, namun di masa tuanya tak begitu cemerlang dengan benda dan harta. Ketika, pagi tadi, ketika penulis memberi selamat HUT, suaranya masih keras, tegas, dan daya ingat masih tajam. Dirinya masih mempunyai harapan agar mencapai usia 85 tahun, bahkan hingga seratus tahun.Â
Pada suatu waktu Kaka Gerson, begitalah yang biasa kusebut namnya, pun bercerita tentang kelana seorang laki-laki muda dan kerlana sasteranya, yang sampai berbagai penjuru dunia. Bahkan, karya-karya menjadi perhatian oleh sasterawan manca negara.  Dan menurut Oom Gerson, tidak sedikit orang yang mendapat gelar S1, S2, dan ada juga yang S 3, dengan menjadikan karya Gerson Poyk sebagai bahan (penelitian) tulisan Skripsi, Thesis, dan Disertasi.
Kaka Gerson, masih mempunyai rencana besar, yaitu ingin agar anak-anak negeri mengerti art - sastera Nasional, yang terbangun dari cerita - kisah - tuturan yang diwariskan oleh para leluhur. Dan itu, bisa membangkitkan semangat nasionalisme dan cinta tanah air; juga menjadikan rakyat Indonesia tidak teralienasi oleh idiologi apa pun, termasuk kapitalisme, marxisme, dan lain sebagainya.
Rekaman yang indah tentang Gerson Poyk pun ada pada salah satu adik laki-lakinya, yang kini sebagai Kepala Sta RRI Jayapura Papua, Richard Poyk atau Hartje, teman saya sejak SMP hingga kini. Hartje pun bertutur kepada penulis/Opa Jappy tentang abangnya
Sang Maestro Gerson Poyk adalah seorang guru, kakak yang bukan saja menjadi kebanggaan keluarga dan warga NTT tetapi juga masyarakat Indonesia. Kakak saya adalah aset dan mutiara bangsa Indonesia dalam perjalanan Sastera Indonesia.
Saya bangga karena pada thn 1989, kakak sya mendapat anugerah The S.E.A Writer award dari Kerajaan Thailand. Penghargaan tersebut diberikan kepada penulis-penulis dari negara-negara Asean yang berkarya dalam bidang puisi, cerita rakyat, karya ilmiah, serta religius. Salah satu hadiah yang ia dapat adalah pulpen bermata emas yang bertuliskan Gerson Poyk.
Hadiah tersebut justru diberikan kepada saya; dan hingga kini masih saya gunakan sebagai pimpinan RRI di beberapa daerah di Nusantara.
Terima kasih doa dan perhatian masyarakat Indonesia.
Mari kita doakan agar kakak saya tetap sehat dan dapat menikmati kerja kerasnya untuk bangsa dan negara sebagai seorang sasterawan, penulis dan pelopor satera modern Indonesia.
Nah ... itulah Gerson Potk, Kaka Gerson, ia adalah sosok mengajar tanpa batasan kelas, waktu, suku, golongang, dan lain sebagainya, semuanya yang ada padanya diwariskan ke masyarakat dunia yang cinta sastera; dan ini yang ada dalam sikon hidup serta kehidupan ku sekarang. Mengajar tanpa batas itulh yang menjadi obsesi diriku.
Bravo Kaka Gerson ... mudah-mudahan, ku bisa berkarya sampai tua, walau bukan karya satera seperti Kaka.