Saya melihat di Kota Bogor ini, masalah perizinan kerap menimbulkan masalah-masalah. Hal ini tidak lepas dari kebijakan wali kota terdahulu sebagai pengambil kebijakan, ....”
Pernyataan Amin Rais tersebut, memang tidak spesifik, tapi, banyak kalangan melihat hingga kasus GKI Yasmin; dan mengharapkan Bima Arya mampu menuntaskan masalah tersebut.
Harapan tersebut memang sangat beralasan karena Bima Arya dan Usmar Hariman mendapat warisanmasalah yang menjadi sorotan Nasional dan Internasionl, serta menjadi bahan gunjingan tentang Indonesia sebagai penghambat kebebasan beragama dan membangun tempat ibadah.
Dengan demikian, jika ada sinyal-sinyal dari Ketua Majelis Pertimbangan PAN, Amien Rais, yang selalu menyerukan bahwa PAN sebagai partai yang menjunjung tinggi Nasionalisme, Pluralisme, Kesetaraan dan Keterbukaan, maka bisa jadi kasus GKI Yasmin merupakan ujian terhadap mereka.
Dalam arti, PAN akan diuji untuk membuktikan dan menunjukan keseriusan memperjuangkan Nasionalisme, Pluralisme, Kesetaraan dan Keterbukaan, melalui perkara kecil namun mendunia yaitu GKI Yasmin, Bogor.
Pada suatu kesempatn Walikota tersebut menyatkan bahwa, lihat image.
Bogor, sebagaimana sejak era kolonial, kembali menjadi wilayah interaksi beberapa komunutas, kelompok-kelompok yang menunjukkan rasa saling menghormat dan toleransi satu sama lain; hidup bersama tanpa konflik. Karena, diakui atau tidak, kasus GKI Yasmin, telah mencoreng nama Bogor di hadapan masyarakan Nusantara dan Internaional. Oleh sebab itu, Bima Arya, harus mengembalikan nama dan martabat Bogor.
Nah .... diriku menanti dan menunggu pembuktian dari ungkapan yang selalu diagungkan oleh para petinggi PAN. Bisakah mereka melewati ujian kecil di Bogor!?