Contoh Penggunaan AWD
Sebagai contoh, dengan menggunakan metode AWD, analisis bisa menunjukkan bagaimana istilah-istilah dalam perjanjian pajak didefinisikan dan diinterpretasikan untuk memungkinkan celah hukum yang dapat dimanfaatkan untuk treaty shopping. Misalnya, istilah "penduduk" mungkin didefinisikan dengan cara yang sangat spesifik dalam sebuah perjanjian pajak, memungkinkan perusahaan untuk mengklaim status penduduk di negara yang memberikan manfaat pajak yang besar, meskipun tidak ada kegiatan ekonomi yang signifikan di negara tersebut. Dengan menganalisis bagaimana istilah ini digunakan dalam teks dan bagaimana kohesi serta koherensi dibangun di sekitar istilah ini, kita dapat memahami bagaimana celah hukum ini muncul.
Fokus Struktur Teks dan Elemen Linguistik
Fokus dari AWD akan pada struktur teks dan bagaimana elemen-elemen linguistik ini bekerja bersama untuk membentuk narasi yang mendukung atau menentang praktik-praktik ini. Misalnya, sebuah teks perjanjian pajak mungkin menggunakan bahasa yang ambigu atau klausul yang kompleks yang dapat diinterpretasikan dengan berbagai cara. AWD akan mengeksplorasi bagaimana struktur ini digunakan untuk menciptakan makna yang mendukung interpretasi tertentu, yang kemudian dapat dimanfaatkan untuk menghindari pajak.
Metode AWK
Pendekatan Dasar AWK
Metode AWK (Analisis Wacana Kritis) memandang wacana bukan sekadar sebagai teks linguistik yang netral, tetapi sebagai praktik kebahasaan yang terorganisasi dan memiliki kekuatan untuk membentuk serta mengkonstruksi praktik sosial. Dalam pandangan ini, wacana dilihat sebagai alat yang digunakan oleh berbagai aktor untuk mengubah atau mempertahankan dominasi kekuasaan. Fokus utama AWK adalah pada totalitas relasi unsur wacana yang manifes (terlihat jelas) dan terselubung (tidak terlihat secara langsung) untuk membongkar relasi dominasi kekuasaan antar kelompok di dalamnya.
Aplikasi AWK dalam Analisis Treaty Shopping dan Penghindaran Pajak Berganda
Dalam konteks treaty shopping dan penghindaran pajak berganda, metode AWK digunakan untuk mengeksplorasi bagaimana wacana ini digunakan oleh entitas tertentu, seperti korporasi multinasional, untuk mempertahankan dominasi mereka atas negara-negara dengan kebijakan pajak yang lebih lemah. Analisis ini akan mengungkap bagaimana narasi-narasi tertentu mengenai efisiensi pajak, kebebasan ekonomi, dan investasi asing digunakan untuk melegitimasi praktik-praktik yang sebenarnya merugikan perekonomian negara-negara berkembang.
1. Konstruksi Sosial melalui Wacana: AWK memandang wacana sebagai cara untuk mengkonstruksi realitas sosial. Dalam hal treaty shopping, wacana yang digunakan oleh korporasi multinasional sering kali berfokus pada argumen bahwa penghindaran pajak melalui perjanjian internasional adalah bentuk dari optimasi pajak yang sah dan efisien. Narasi ini mengkonstruksi penghindaran pajak sebagai sesuatu yang normal dan bahkan diinginkan, mengaburkan fakta bahwa praktik ini merugikan basis pajak negara-negara berkembang.
2. Dominasi Kekuasaan: Salah satu aspek penting dari AWK adalah bagaimana wacana digunakan untuk mempertahankan dominasi kekuasaan. Dalam kasus treaty shopping, korporasi multinasional menggunakan wacana tentang kebebasan ekonomi dan hak untuk mengoptimalkan beban pajak untuk mempertahankan kekuasaan mereka. Analisis kritis terhadap wacana ini dapat mengungkapkan bagaimana bahasa dan terminologi yang digunakan dalam perjanjian pajak dan kebijakan fiskal internasional dirancang untuk melayani kepentingan korporasi besar, sementara mengabaikan dampak negatifnya terhadap negara-negara dengan ekonomi yang lebih lemah.