Saat pemeriksa berhasil mengumpulkan bukti-bukti kuat atas pelanggaran yang dilakukan Wajib Pajak, maka tahap klimaks akan tercapai. Pada akhirnya, tahap resolusi akan terjadi ketika pemeriksa memberikan hasil pemeriksaan dan rekomendasi tindak lanjut yang harus dilakukan oleh Wajib Pajak.
Sinergi Fabula dan Plot
Pemahaman yang baik mengenai struktur fabula dan plot dalam pemeriksaan pajak dapat memberikan manfaat bagi kedua belah pihak, baik pemeriksa pajak maupun Wajib Pajak. Bagi pemeriksa, pemahaman ini dapat membantu dalam menyusun strategi pemeriksaan yang lebih efektif dan efisien, dengan memperhatikan alur cerita dan ketegangan yang akan dibangun selama proses pemeriksaan.
Di sisi lain, Wajib Pajak juga dapat memahami proses pemeriksaan dengan lebih baik jika mengerti struktur fabula dan plot yang digunakan oleh pemeriksa pajak. Hal ini dapat membantu Wajib Pajak dalam mempersiapkan diri, memahami hak dan kewajibannya, serta berpartisipasi secara aktif dalam proses pemeriksaan.
Contoh Penerapan Struktur Fabula dan Plot dalam Pemeriksaan Pajak
Untuk memahami bagaimana struktur fabula dan plot diterapkan dalam praktik pemeriksaan pajak, mari kita lihat contoh kasus berikut. Seorang pemeriksa pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama diberikan tugas untuk melakukan pemeriksaan mendadak atas Tuan Budi, seorang pengusaha kecil yang bergerak di bidang perdagangan bahan bangunan.
Pada tahap fabula, pemeriksa pajak memulai dengan mengidentifikasi profil Tuan Budi, riwayat pelaporan pajaknya, serta potensi pelanggaran yang mungkin dilakukan. Setelah itu, pemeriksa mengumpulkan data dan informasi terkait transaksi bisnis Tuan Budi selama tiga tahun terakhir. Melalui analisis mendalam, pemeriksa menemukan adanya selisih yang signifikan antara omzet yang dilaporkan dengan data pembukuan Tuan Budi.
Pada tahap plot, pemeriksa kemudian menyusun strategi pemeriksaan untuk mengungkap permasalahan tersebut. Pemeriksa melakukan wawancara intensif dengan Tuan Budi dan mengumpulkan bukti-bukti transaksi yang mencurigakan. Setelah menemukan cukup bukti, pemeriksa mencapai klimaks dengan menyampaikan hasil temuan yang mengindikasikan Tuan Budi telah melakukan penggelapan pajak. Pada akhirnya, pemeriksa mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) sebagai resolusi dari proses pemeriksaan tersebut.
Contoh ini menunjukkan bagaimana struktur fabula dan plot dapat diterapkan secara efektif dalam pemeriksaan pajak. Pemahaman yang baik atas kedua konsep ini dapat membantu pemeriksa pajak dalam merancang alur pemeriksaan yang sistematis, meningkatkan efektivitas temuan, serta mendorong kepatuhan Wajib Pajak.
Kesimpulan
Struktur Fabula dan Plot Menunjang Efektivitas Pemeriksaan Pajak